Malam itu Johnny tengah meminum kopi panas instan yang baru saja dia buat untuk menemani dia bekerja, karena kerjaannya ada banyak sekali.
Sementara Ten tengah berada di kamarnya dan berjalan menuju tangga lalu ke dapur, dia berjalan sambil mengucek-ucek matanya.
" Lihat jalan mu Ten, nanti kau jatuh " kata Johnny yang membuat Ten menabrak meja makan.
Ten hanya mendengarkan sekilas dan tak sadar jika ada meja makan di depannya, dia tetap berjalan hingga akhirnya dia menabraknya.
" Awhh.. sakit sekali.. " lirih Ten yang langsung memegang bagian perutnya.
Johnny langsung sigap menghampirinya dan membawanya ke sofa, sekalian Johnny mengambil air minum untuk Ten.
" Kan sudah aku katakan, kau saja yang tak perdulikannya " jelas Johnny yang membuat Ten menjadi menguap.
" Hoamm... ayolah Jo aku sangat mengantuk, jadi wajar aku tidak peduli akan itu.... " jelasnya yang benar-benar ingin tidur.
" Oh iya, kau mau mengerjakan pekerjaan mu ya? " tanya Ten yang melihat meja yang berisi berkas dan laptop.
" Iya aku ingin mengerjakannya, karena besok deadline nya " balas Johnny yang menganggukan kepalanya.
Ten pun meminum air itu dan Johnny menyuruhnya kembali ke kamar cuman Ten tak mau karena dia ingin bersama Johnny.
" Ayo Ten, kembali ke kamar mu " kata Johnny yang mengajaknya.
" Huh! tidak! aku tidak mau! " seru Ten seperti anak kecil pada saat itu
" Kenapa kau tidak mau? " tanya Johnny kepadanya.
" Intinya aku tidak mau! " ujar Ten yang membuat Johnny bingung.
" Kalau kau mau menyuruhku tidur, berarti kau juga harus tidur! " seru Ten yang memarahinya.
" Ten? kalau kau punya sesuatu yang ingin kau katakan, katakan saja " ucap Johnny yang mencoba menenangkan dirinya.
Tapi Ten menjadi ragu untuk mengatakannya, dia memilih untuk langsung memeluk Johnny dengan erat dan menenggelamkan kepalanya di dada Johnny yang besar itu.
Johnny sedikit terkejut dan dia hanya mengelus kepala Ten dengan lembut, lalu Johnny pun duduk di sebelahnya dan memangku dirinya.
" Ada apa hm? kau seakan-akan tengah menyembunyikan sesuatu " ujar Johnny yang memperhatikan wajah Ten.
" A-aku... " balas Ten yang terpotong karena malu mengucapkan lanjutannya.
" Aku apa Ten? " tanya Johnny lagi kepadanya.
" A-aku hanya mau bersama mu saat ini... aku tak mau tidur sendirian, aku ingin ditemani dirimu... " lanjut Ten yang menundukkan kepalanya sambil memainkan jarinya di dada bidang Johnny.
" Hahaha, kau menginginkan itu rupanya tapi kerjaan ku masih banyak Ten " sambung Johnny yang tertawa lagi setelahnya.
" Aku tak peduli, aku akan menemani mu disini! " seru Ten yang tetap ingin menemaninya.
" Apa kau yakin? " tanya Johnny untuk kedua kalinya kepada dirinya.
Tetapi Ten langsung mengangguk dan mulailah ia menemani Johnny yang bekerja di ruang tamu itu, Ten menjadi sangat amat bosan.
Hingga 2 jam pun berlalu, Ten tertidur di lengannya Johnny itu dan hal ini membuat Johnny mengangkat badannya dan membawanya ke kamar.
Johnny menidurkan badannya di kasur lalu menyelimuti Ten, dia pun keluar dari kamar dan kembali mengerjakan pekerjaannya itu.
Dia sendiri sudah amat pusing karena terlalu banyak revisi dari inspektur dan dari divisi lain, hal ini membuat dia tak fokus.
Namun Johnny memaksakan dirinya untuk mengerjakan segalanya hingga dia baru menyelesaikannya pada pukul 02.16 menit dini hari.
Dia sangat amat mengantuk, dia mematikan laptopnya dan membereskan berkas-berkasnya, dia berjalan ke kamar dengan keadaan yang terlalu lelah.
Dia meletakkan barang-barang tadi di meja dan langsung merebahkan dirinya ke kasur, Johnny menjadi tertidur begitu saja karena terlalu lelah.
Pagi pun tiba, Ten terbangun sekitar pukul 06.28 menit dan dia melihat Johnny yang tengah tertidur pulas pada saat itu.
" Sepertinya dia terlalu lelah, biarkan saja dulu " batin Ten yang menyelimuti Johnny dan sedikit tersenyum saat ingin meninggalkannya.
Tapi Johnny terbangun dan menarik tangan Ten hingga menbuat Ten menjadi berada di pelukannya sekarang, Johnny memeluk Ten dengan erat.
" Jangan kemana-mana Ten, aku sangat amat mengantuk sekarang " kata Johnny dengan deep voice nya itu.
Hal ini membuat Ten meleleh mendengarkan suara itu, dan dia baru tahu jika Johnny bisa membuat suara itu.
" Tapi aku harus membuat sarapan Jo " balas Ten yang membuat Johnny mengecup bibirnya.
" Sebentar saja Ten, aku ingin kau tetap berada disini untuk sebentar " lanjut Johnny dengan deep voice nya.
Mau tak mau Ten menemani Johnny dan kembali tertidur hingga sekitar pukul 06.35 menit, Ten terbangun dan membangunkan Johnny.
" Ayo bangun Jo, nanti kita terlambat " ucap Ten yang berusaha melepaskan pelukan Johnny.
" Tidak, kita cuti saja sehari " jawab Johnny yang menggelengkan kepalanya.
" Kenapa begitu? apa kau sakit? " tanya Ten yang memeriksa badan Johnny.
Benar saja, Johnny mendadak sakit karena terlalu memaksakan diri akan bekerja semalam.
" Ck ck! sakit rupanya, padahal sudah ku katakan untuk tidak mengerjakannya tapi kau keras kepala 😤 " jelas Ten yang memukuli badannya.
" Iya iya aku minta maaf, tapi aku tak mau masuk kantor dan kau juga harus menemani ku disini " sahut Johnny yang membuat Ten pusing dan harus menuruti keinginan pria besar itu jadinya.
Akhirnya Ten pun izin dari pekerjaannya sekalian mengizinkan Johnny, Ten mulai memasak sarapan dan menyiapkan kompresan kepala untuk Johnny.
Tetapi yang jadi masalah, Johnny selalu mengikutinya kemana pun karena Johnny tak mau di tinggal sedetik saja.
" Jo! jangan mengikuti ku, kau harus banyak beristirahat! " kata Ten yang membuat Johnny berhenti sejenak.
Saat Ten mulai jalan lagi, Johnny juga mengikutinya lagi hingga akhirnya Ten menemani Johnny tidur dan mengompres kepalanya.
Tapi di waktu Johnny tidur, dia terus-menerus memegang tangan Ten dengan erat dan dia menjadi sulit tidur.
" Kenapa jo? mimpi buruk? " tanya Ten yang melihat reaksi Johnny yang terbangun dengan wajah ketakutan.
Johnny tak bisa mengucapkan apapun, dia langsung menarik badan Ten dan memeluknya dengan erat, sangat erat hingga Ten sulit bernafas.
" Tolong temani aku Ten, aku merasa takut sekali... " lirih Johnny yang layaknya berbisik di telinga Ten.
" Baiklah, aku akan menemani mu " ujar Ten yang menganggukan kepalanya.
Ten pun mulai tidur di sebelah Johnny dan Johnny memeluknya begitu erat, dia meletakkan kepalanya di dekat leher Ten. Sementara Ten tengah mengelus kepala Johnny supaya rasa takutnya hilang.
" Tenang saja Jo, tidurlah yang nyenyak aku akan tetap disini hingga kau membaik " ucap Ten dengan lembut yang membuat rasa takut Johnny mulai berkurang.
Akhirnya Johnny bisa tertidur dengan pulas dan tak terbangun lagi karena mimpi buruknya itu, nyatanya Johnny akan mendapatkan mimpi buruk jika dia sakit.
Makanya Johnny menjadi sangat amat ketakutan tadinya, oleh karena hal itulah bisa dikatakan mengapa Johnny jarang sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Love Story at Police Headquarters" | Johnten & Yuwin. [SLOW UP]
Mystery / ThrillerHELOO BUKU INI BAKALAN JADI BUKU PERTAMA AKU TENTANG KEPOLISIAN DAN SEBAGAINYA, AKU HARAP KALIAN SUKA BGT SAMA BUKU INI DAN MAAP KALAU GA NYAMBUNG NANTINYA. EVERYTHING IN THIS BOOK IS FICTION OR NOT REAL AT ALL, THIS IS JUST AN ENTERTAINMENT STORY...