Selesai mereka memecahkan kasus itu, Yuta dan Winwin pergi bersama ke kantor duluan dan meninggalkan kedua temannya.
Johnny hanya bisa pasrah akan hal itu saja sejujurnya, tetapi dia merasa aneh mengapa Yuta sangat senang ketika berada di dekat Winwin.
Johnny membersihkan dirinya di kamar mandi dan ketika keluar dia melihat seorang petugas, dan dia mencoba mendekatinya.
" Hey? apa kau tak kembali ke kantor? " tanya Johnny yang berdiri di sampingnya.
" A-ahh aku tadi seharusnya bersama salah satu dari mereka, namun mereka semua sudah pergi sekarang " balas pria itu ketika mendengarnya Johnny bertanya kepadanya.
Johnny yang mendengarnya hanya bisa mengangguk dan pergi ke arah lain, sedangkan pria tadi masih menunggu taksi datang.
Tak lama Johnny menghampiri pria itu dengan mobil pribadinya, dia berhenti tepat di depan pria itu dan mengajaknya masuk.
" Ayo masuk sepertinya di daerah sini, sangat susah mendapatkan taksi " ajak Johnny yang membuat pria tadi langsung masuk.
" Maaf jika sudah merepotkan pada mu " jelasnya yang membuat Johnny tersenyum.
" Tak apa, hanya menumpang saja tak begitu merepotkan " ujar Johnny dengan senyumnya.
Mereka pun saling membahas tentang kasus tadi, dan Johnny tetap mendengarnya meskipun tak menatap ke arahnya.
" Ah iya siapa nama mu? " tanya pria pendek itu kepada Johnny.
" Aku Johnny yang berasal dari negara Amrik dan aku dari divisi detektif " jelas Johnny yang membuat pria pendek itu terkejut.
" Oh berarti itu kau yang pindah ke sini? aku mengira jika yang pindah ke kantor adalah wanita " lanjut pria pendek itu.
" Dan siapa nama mu? " tanya Johnny balik kepadanya.
" Aku Ten dari divisi forensik, senang berkenalan dengan mu " jawab Ten dengan senyumnya.
Mereka berdua menjadi membahas hal lain lagi, dan tak lama sampai di kantor.
Ten langsung keluar dari berterimakasih kepada Johnny, padahal Johnny ingin mengatakan sesuatu kepadanya.
" Ahh! sial! aku tak bisa bertukar nomor dengannya " ujarnya seorang diri yang kesal.
Johnny pun masuk ke ruangan divisinya dan mengerjakan beberapa kerjaan yang belum dia selesaikan, sedangkan Yuta tak ada di dekatnya.
Dia membiarkannya dan mengerjakan kerjaan miliknya sendiri, ada juga beberapa orang yang meminta keterangan akan kasus kemarin.
Johnny menjelaskan keterangannya kepada beberapa orang tadi, banyak petugas wanita menjadi menyukai Johnny.
" Johnny sangat berkharisma! " seru mereka yang sangat senang.
" Aku harap suami ku adalah Johnny " kata petugas wanita yang bernama Jennie.
" Apa kau serius? bukan kah pacar mu seorang ceo? " tanya temannya kepada Jennie yang bernama Hwasa.
" Ya aku tahu akan hal itu, tetapi dia sangat menggoda bukan? " goda Jennie kepada Hwasa.
" Memang itu ada benarnya namun ingat lah kekasih mu " ujar Hawasa yang meninggalkannya begitu saja.
Jennie menjadi mengikuti Hwasa dari belakang dan Johnny sendiri masih memberikan penjelasan untuk laporan penyelesaian kasus.
" Apa itu sudah cukup? " tanya Johnny yang selesai menjelaskannya secara lama.
" Ahh iya ini sudah cukup dan terimakasih sudah menjelaskannya " balas petugas itu yang akhirnya pergi dari meja kerja Johnny.
Dia pun hanya tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya kembali, tak lama Yuta datang sambil membawa sesuatu.
" Hi John " sapa yuta yang meletakkan sesuatu di meja Johnny.
" Apa ini? " tanya Johnny singkat kepada Yuta.
" Itu semua untuk mu, ambil lah " jawab Yuta dengan senang.
" Baiklah akan aku ambil semua dan terima kasih " ujarnya dengan senang,
Hal ini membuat Johnny sedikit heran, tak biasanya Yuta menjadi sangat baik hati dan begitu ceria.
" Mengapa kau sangat senang kali ini? " tanya Johnny yang berhenti sejenak dari pekerjaannya.
" Aku mendapatkan nomor pria pendek yang kita bahas beberapa hari yang lalu " balas Yuta yang membuat Johnny hanya bisa pasrah.
" Karena itu saja? ayolah ku kira engkau mendapatkan uang secara banyak tadinya " lanjut Johnny yang lelah mendengarnya.
" Dari pada dirimu, apa kau mendapatkannya? " tanya Yuta yang ingin sekali maju selangkah di banding Johnny.
" Tidak, kenapa? " jawab Johnny dengan santainya pada saat itu.
" Haha ayolah John, nomor dia saja tak bisa kau dapatkan? " sambung Yuta yang tertawa mendengarnya.
" Berisik dan bekerja lah, lihat tumpukan pekerjaan mu " ujar Johnny yang sudha kesal pada akhirnya.
Yuta hanya bisa tertawa saja dan akhir fokus bekerja, setidaknya Johnny sudah berterimakasih untuk hal tadi.
" Akhirnya pekerjaan ku selesai, selesaikan pekerjaan mu Yuta " ucap Johnny yang membereskan meja kantornya.
" Hei John, ayo bantu aku " jawab Yuta yang melihat jam kantor seketika.
" Tidak aku ingin bersantai di rumah kali ini, jadi selesaikan saja dengan pikiran mu sendiri " ujar Johnny yang pergi dari sana sambil membawa tas kerjanya serta paperbag yang diberikan oleh Yuta tadi.
Yuta hanya bisa pasrah dan berakhir dia sedikit lembur di sana, sedangkan Johnny sangat senang karena dia bisa melakukan apapun kali ini.
Biasanya dia belum pulang untuk jam 5-6 sore namun kali ini dia sudah pulang, dan hal ini membuatnya sangat senang.
Di perjalanan menuju parkiran dia melihat Ten yang menunggu di halte bus dan dia langsung menghampirinya.
" Hai Ten, kau menunggu bus? " tanya Johnny yang menghampiri Ten.
" Iya apa bus sudah tidak beroperasi jam segini? " tanya Ten balik kepada Johnny sambil melihat jam tangannya.
" Seingat ku bus sudah tak beroperasi di sore hari, mau menumpang? " tawar Johnny kepadanya yang menjadi tak enak hati.
" Apa itu tak apa-apa? ini kedua kalinya aku menumpang " jelas Ten yang merasa tak enak sama sekali.
" Tak apa Ten dan ini hal yang bisaa, jadi santai saja " ujar Johnny yang mengajaknya untuk naik mobil miliknya lagi.
Akhirnya Ten pulang diantar oleh Johnny pada saat itu, di perjalanan menuju rumah Ten mereka berdua mengobrol sejenak.
" Ah Ten apa kau menyukai musik? " tanya Johnny keoada Ten.
" Hm iya aku menyukainya, namun selera ku dalam musik bisa berpindah-pindah " jelas Ten yang mendengarnya.
Mereka berdua pun membahas artis kesukaan mereka dalam genre pop dan ternyata mereka berdua sama-sama menyukai lagu-lagu dari Bruno Mars.
" Sampai sini saja, terima kasih ya " ujar Ten yang keluar dari mobil itu.
Johnny hanya tersenyum saja sebagai jawabannya hingga dia lupa untuk bertukar nomor dengan Ten.
" AKHH! LAGI-LAGI AKU MELUPAKANNYA! " teriak Johnny dengan kuat di dalam mobil itu.
Tetapi pada saat itu dia sangat senang jika berada di dekat Ten, hingga dia lupa untuk bertukar nomor dengan Ten.
" Aku tadi mendengar suara teriakan namun siapa yang berteriak? " batin Ten yang mendengar teriakan Johnny ternyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Love Story at Police Headquarters" | Johnten & Yuwin. [SLOW UP]
Mystery / ThrillerHELOO BUKU INI BAKALAN JADI BUKU PERTAMA AKU TENTANG KEPOLISIAN DAN SEBAGAINYA, AKU HARAP KALIAN SUKA BGT SAMA BUKU INI DAN MAAP KALAU GA NYAMBUNG NANTINYA. EVERYTHING IN THIS BOOK IS FICTION OR NOT REAL AT ALL, THIS IS JUST AN ENTERTAINMENT STORY...