Waktu itu Yuta tengah sibuk-sibuknya bekerja karena harus ada beberapa laporan yang ia revisi siang itu.
" Yu? ada yang mencari mu " ujar Johnny yang baru saja kembali dari toilet.
Yuta hanya mengangguk dan ternyata yang mencarinya itu Winwin, Winwin meminta beberapa berkas yang sudah selesai untuk di bawa ke ruangan inspektur.
Johnny sendiri kembali ke ruang kerjanya dan mengerjakan beberapa laporan revisi kali ini, padahal dia sendiri kurang suka akan revisi.
Hingga ia tak sadar jika waktu sudah siang dan Yuta juga sudah kembali sedari tadi, Yuta mengatakan sesuatu kepadanya.
" Hei John, menurut mu aku harus melakukan apa lagi agar semakin dekat kepada Winwin? " tanya Yuta yang membuat Johnny percaya akan suatu hal akhirnya.
" Wahh kau sangat bersungguh-sungguh dalam mengejarnya, ajak saja makan siang sekalian membeli sesuatu dan dihitung-hitung supaya tahu akan jajan kesukaannya " jelas Johnny panjang lebar membuat Yuta mengangguk.
" Tapi apa tujuan mu mengejar Winwin? " tanya Johnny kepadanya lagi.
" Aku menyukainya, rasanya dia memang pantas untukku dan begitu juga sebaliknya " jelasnya dengan santai.
" Ya baguslah, tapi aku harap kau memang bisa mendapatkan dia dengan cara mu sendiri " lanjut Johnny yang membuat Yuta heran.
" Apa maksudnya? " tanya Yuta kepadanya dengan cepat.
" Tak ada, lebih baik kau kerjakan saja pekerjaan mu " ujar Johnny yang akhirnya fokus bekerja juga.
Yuta hanya mengangguk dan sebenarnya dia juga ingin mengetahuinya tapi ia memilih melupakan hal tersebut.
Jam makan siang pun tiba, Johnny memilih mau makan sendiri tadinya tapi ia tak sengaja berpapasan dengan Ten.
" Siang Jo, apa kau mau pergi ke cafetaria? " tanya Ten kepadanya.
" Ah rencananya begitu, kenapa? " tanya Johnny balik kepadanya.
" Kalau gitu mari makan siang bersama, Winwin tak mau menemaniku " jelas Ten yang mengajaknya.
" Baiklah dan kebetulan aku belum makan, ayo " ajak Johnny dengan senyumnya itu.
Ten mengangguk sementara Winwin dan Yuta pergi ke tempat makan lain, Yuta ingin sekali mengungkapkan perasaannya tapi dia takut.
" Eumm Yuta?? bisa kah aku berbicara tentang sesuatu?? " tanya Winwin yang membuat Yuta menjawabnya dengan manis.
" Tentu, katakan saja " balas Yuta yang tersenyum manis.
" Aku menyimpan perasaan kepada mu, a-aku tak berharap kau harus membalasnya atau pun menjadi kekasih ku, a-aku hanya mengungkapkan! " seru Winwin akhirnya.
Perkataan itu membuat Yuta langsung memberhentikan mobilnya di pinggir jalan, mau tak mau dia harus jujur.
Winwin sendiri mencoba membuang wajahnya karena wajahnya blush, Yuta tertawa sejenak akan hal itu.
" Aku juga menyukaimu sedari lama, lebih tepatnya sejak pertama kali bertemu dan aku menanti-nanti akan hal ini " balas Yuta yang membuat Winwin langsung menoleh ke arahnya.
" A-apa kau serius?! " pekik Winwin yang merasa tak percaya akan hal itu.
Yuta mengangguk, setidaknya perasaan kedua orang ini tidak bertepuk sebelah tangan apalagi Yuta yang sangat senang.
Yuta mengeluarkan sebuah cincin dari jas nya yang selalu ia bawa kemana-mana, dia memilih menembak pujaan hatinya itu disana.
" Win? aku tahu aku bukan tipekal orang romantis atau apapun itu, tapi kali ini aku ingin engkau sebagai kekasih ku, will you be my yours? " ujar Yuta panjang lebar yang tersenyum kepadanya sambil memegang cincin itu.
" Iya.. aku mau " jawab Winwin yang tersenyum juga ketika menatap Yuta.
Yuta pun memasangkan cincin itu di jari manisnya Winwin, dalam artian mereka sudah menjadi kekasih dari hari ini.
Yuta mengingat janjinya dengan Johnny saat itu, berarti dia boleh melakukannya sekarang ini.
" Winwin? apa kau sudah pernah first kiss? " tanya Yuta yang membuat Winwin sedikit malu untuk menjawabnya.
" B-belum.. " jawab Winwin yang menunduk.
" Let's do with me, sweety. " bisik Yuta yang langsung mengecup bibir Winwin tanpa ada izin.
Mata Winwin terbelak lebar, dia kaget karena hal itu dan juga belum sempat dia menjawab perkataan Yuta tadi.
" Jadi ini rasanya first kiss? ini sungguh manis.. " batin Winwin yang akhirnya terlarut dalam permainan bibir itu.
Yuta melumat bibir manisnya Winwin kala itu, hingga Winwin ini duduk di pangkuan Yuta saking terlarutnya.
" E-eumm.. " lenguh Winwin yang sudah kehabisan nafas.
Yuta langsung melepaskannya dan melihat wajah merah semu Winwin yang mencoba mengambil nafas banyak-banyak.
" Aah maaf, saya tak sengaja " ujar Yuta yang memeluk badannya Winwin dengan erat.
Winwin sedikit kaget dengan perilaku Yuta untuk kali ini, dia tak tahu jika Yuta bisa seperti ini sebelumnya.
Setelahnya mereka pun pergi makan siang bersama di salah satu restoran, sesudah itu mereka setuju untuk kembali ke kantor.
Winwin yang tadinya sedikit kikuk untuk berbicara dengan Yuta, dia menjadi lebih santai sekarang meskipun masih tak menyangka.
" Kalau begitu saya duluan ya " ujar Yuta yang berpisah dengan Winwin.
Yuta pun berjalan ke ruangannya, ia melihat Johnny yang tengah sibuk bekerja siang itu.
" Yuta, kau darimana saja? " tanya Johnny yang menyadari kehadirannya.
" Baru selesai kissing dengan Winwin " jawabnya dengan iseng membuat Johnny langsung menoleh ke arahnya.
" Apa kau serius? " tanya Johnny yang merasa tak percaya.
Akhirnya Yuta menceritakan segalanya dan Johnny cukup senang akan hal itu, setidaknya Yuta tak melanggar janjinya hingga ia mendapatkan apa yang ia inginkan.
" Jadi kau kapan? " tanya Yuta yang membuat Johnny tak lagi menoleh ke arahnya.
" Kapan-kapan juga bisa, yang penting aku mau mendapatkan banyak uang baru memiliki kekasih " jelas Johnny yang memegang beberapa lembar kertas dokumen.
" Ide yang bagus tapi ingat umur mu John " lanjut Yuta lagi yang fokus bekerja.
" Iya-iya aku mengingatnya " ujar Johnny yang membuat Yuta tertawa sejenak.
Mereka berdua pun menjadi sibuk untuk bekerja dengan sibuk, apalagi Johnny yang harus membuat banyak laporan lagi ternyata.
Dia benar-benar jengkel untuk hal itu tapi mau tak mau dia harus melakukannya, Yuta juga mendapatkan hal yang sama ternyata.
" Kerjaan ini terlalu banyak " lirih Johnny yang sedikit pusing.
Begitu banyak laporan yang bagus seperti, tata susunannya sudah bagus, disertai dengan foto-foto sesuai kasus tapi harus di revisi bila perlu di buat ulang.
Tapi entah kenapa secara tiba-tiba dia menjadi teringat akan senyum Ten belakangan ini, rasanya itu terus menghantuinya hingga sekarang.
Dia mencoba tak memikirkan itu malah menjadi memikirkan tubuh Ten yang begitu ramping melebihi wanita di matanya.
" Ahh don't think about it, calm down for now " batin Johnny yang mencobanya tenang dan melanjutkan pekerjaannya kembali.
Yuta sendiri malahan melamun sambil memikirkan sesuatu, Johnny sadar dan langsung menepuk pundaknya.
" Sadarlah Yu, kerjaan mu masih banyak " ucap Johnny yang membuat Yuta tersadar dari lamunannya.
" Ayolah John, aku sedang membayangkan sesuatu tadinya " ujar Yuta dengan rasa kesal akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Love Story at Police Headquarters" | Johnten & Yuwin. [SLOW UP]
Misterio / SuspensoHELOO BUKU INI BAKALAN JADI BUKU PERTAMA AKU TENTANG KEPOLISIAN DAN SEBAGAINYA, AKU HARAP KALIAN SUKA BGT SAMA BUKU INI DAN MAAP KALAU GA NYAMBUNG NANTINYA. EVERYTHING IN THIS BOOK IS FICTION OR NOT REAL AT ALL, THIS IS JUST AN ENTERTAINMENT STORY...