Bab 26 : Centil.

54 7 0
                                    

Siang itu Winwin dan Ten tengah bercanda ria sambil meminum es kopi mereka di cafetaria.

Johnny dan Yuta baru saja kembali dari rumah sakit karena menjenguk inspektur Donghae, sekalian Johnny juga mengecek bagian luka di dada dan beberapa luka lainnya.

" Hei, mereka tengah ada di cafetaria " ujar Yuta yang menunjuk kepada kedua lelaki di dalam sana.

Lantas Johnny melihatnya dan benar saja ada Ten dan Winwin yang tengah memakan makanan mereka sambil bercanda ria.

" Ayo hampiri mereka " ajak Johnny yang mendapat anggukan dari Yuta.

Mereka segera masuk ke dalam sana dan melihat mereka masih asyik, Johnny dan Yuta pun duduk di dekat mereka berdua.

" Eoh?? sudah datang rupanya " ujar Ten yang melihat kehadiran mereka berdua.

" Halo Yutaaaa " kata Winwin yang menyapa nya.

" Kalian sudah selesai? " tanya Johnny kepadanya.

" Belum, kami baru selesai memesan minuman " jawab Ten yang mendengar itu.

" Oh iya, mayat yang korban mutilasi itu sudah selesai di cek dan sudah di makamkan juga " kata Winwin yang membuat Johnny sedikit tenang.

" Ah syukur lah, apa pelakunya sudah di tangkap? aku hampir tak ingat kejadian itu " lanjut Johnny yang membuat Winwin menggeleng.

" Tidak, dia berhasil melarikan diri " sahut Yuta yang mengecek pesan di hp nya.

Yuta pun meninggalkan meja itu dan bergegas melihat parkiran dari jendela yang ada di cafetaria, dia melihat seseorang meninggalkan pesan di mobilnya.

Dia bergegas turun menuju parkiran dan orang itu meninggalkan tempat itu lalu menghilang begitu saja tanpa jejak, dia mengambil kertas itu dan membaca pesannya.

Hal ini membuat Johnny, Winwin dan Ten bingung melihat kelakuannya dan Johnny berpikir sepertinya Yuta tengah mendapatkan hal aneh.

" Kon'nichiwa, Yūta, ā, Nakamoto Yūta, anata wa Ōsaka ni sunde ite, kono shigoto no tame ni Sōru ni hikkoshita nodesu ka? Hanatte oite kudasai, keisatsukandearu koto ni nani no imi ga arimasu ka? Satsujin-sha ni naru hō ga ī yo, chi ga sukina ndaro? Wa wa wa, sā,-go de rāmen-ya de aimashō, tenwabangō wa shitte imasunode mēru shimasu, sayōnara, orokana keikan. "

(Halo Yuta, ah Nakamoto Yuta, kau tinggal di Osaka lalu pindah ke Seoul karena pekerjaan ini? tinggalkan saja, apa gunanya menjadi polisi? lebih baik menjadi pembunuh saja, kau menyukai darah bukan? haha ayolah, nanti temui aku di sebuah tempat ramen, aku mengetahui nomor hp mu dan aku akan mengirimkan pesan, selamat tinggal, polisi bodoh.) - terjemahan.

Yuta hanya bisa meremat kertas itu dengan kuat, rasanya dia ingin menghajar orang itu dengan tangannya sendiri hingga mati.

Tapi dia mengingat akan pekerjaannya, dia memilih menyimpan kertas itu di dalam celananya dan masuk ke dalam.

Seusai dia kembali, Winwin memperhatikan wajah Yuta sesekali yang terlihat tengah meredam akan emosi yang dia dapatkan kali ini.

Dia kembali bercengkrama dengan ketiga orang itu sambil memikirkan rencana apa yang harus dia perbuat, dia merasakan bahwa orang tadi adalah pelaku sebelumnya.

" Hei? apa tadi terjadi sesuatu? " tanya Johnny kepadanya.

" Tidak ada " jawab Yuta yang mencoba menutupinya.

Yuta merasa dia benar-benar harus mengajar orang itu dengan tangannya, tapi dia tak mengenali orang itu dan beranggapan bahwa itu pelaku korban mutilasi.

"Love Story at Police Headquarters" | Johnten & Yuwin. [SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang