Seorang gadis bernama Naya berjalan di koridor sekolah bersama sahabatnya Runi dan beberapa siswa-siswi lain yang saling beriringan. Naya melihat seorang cowok yang tidak asing baginya. Namun, cowok itu belum menyadari jika ada yang menatapnya.
"Dia cowok yang nabrak gue semalem nggak sih? Tapi... Ah, udahlah nggak penting" batin Naya bertanya pada dirinya sendiri
Cowok itu berjalan hingga berpapasan dengan Naya. Naya pura-pura tidak melihatnya dan seketika cowok itu langsung mengangkat bicara yang ditujukan pada Naya.
"Lo cewek yang gue tabrak semalam ya?" Naya langsung kaget dengan suara tersebut, Naya langsung menatap cowok itu yang tak lain adalah Gazi. Naya kira cowok itu tidak melihatnya
Naya tidak menjawab hingga cowok itu kembali mengangkat bicara "Gue minta maaf" suara cowok itu terdengar begitu lembut dan tulus
"Nggak papa, kejadiannya juga nggak sengaja" Naya membalas dengan santai
Gazi berpikir untuk mencari pembahasan lain "Lo kelas berapa?" Gazi tiba-tiba bertanya mengenai kelas Naya
"Sebelas" Jawab Naya dengan singkat
"Gue Agazi Girame Xee, panggil Gazi aja, gue kelas 12 MIPA 3" Gazi memperkenalkan diri dengan nama lengkap tanpa diminta
"Ternyata dia senior, mana gue nggak pake kak lagi ngomongnya, terus dia malah biasa-biasa aja" batin Naya
"Duluan kak" Kata terakhir yang diucapkan Naya membuat Gazi sedikit kaget. Dia sopan juga sama seniornya, pikir Gazi.
Setelah mengatakan itu Naya langsung berjalan menuju kelasnya bersama Runi.
"Nay, lo nggak tau kalau dia senior?" Runi bertanya serius pada Naya
"Enggak"
"Pantes tadi ngomongnya nggak pake kak" Runi tak habis pikir dengan Naya. Pasalnya cowok ini begitu di kagumi oleh kaum hawa karena sifat baiknya
"Nggak papa lah, Run. Dianya juga nggak masalah" Naya dengan mode biasa aja nya
"Kalau sama dia emang nggak papa, tapi kalau senior lain tau, bisa-bisa lo di omongin yang enggak-enggak sama mereka, nambah masalah hidup kan" Naya mengerti dengan ucapan Runi. Baiklah Naya akan memanggil cowok itu dengan kata kak, jika cowok itu berbicara dengannya, kalau Naya yang memulai sepertinya tidak mungkin, dia terlalu malas berhadapan dengan pengagum cowok itu, si kaum hawa. Nambah beban hidup aja, pikirnya.
"Iya-iya, Runikuuuu" Naya dengan nada bercandanya
🍂🍂🍂
"Tumben pagi-pagi muka lo udah ceria gitu" ucap cowok yang bernama Geno, ucapan tersebut ditujukan kepada sahabatnya, Gazi.
"Bener, temen kita kenapa nih, nggak kayak biasanya pasang muka gini pagi-pagi" ucap Goni
"Mukanya kayak habis ketemu cewek cantik, ya nggak sih, bro" teman satunya mengangkat bicara, dia Gino.
"Lo bertiga kenapa senyum-senyum natap gue?" Gazi bertanya bingung pada teman-temannya setelah sampai dihadapan mereka bertiga
"Kalau lo bahagia kita kan juga bahagia" Gino dengan raut wajah tersenyumnya
"Bener banget tuh, bro"
"Emang lo kenapa? Tumben muka lo seger pagi-pagi" Geno bertanya kepo pada sahabatnya
"Muka gue emang gini dari sononya" Ucap Gazi yakin
"Beda bro, kemaren-kemaren nggak gini muka lo" balas Goni
"Urusan pribadi, kalian nggak perlu tau" Gazi tak mau memberitahu pada teman-temannya mengenai hal barusan. Biarkan ini menjadi urusan pribadinya.
"Nggak asik lo, Zi"
"Bener, kita udah nggak dianggap, bro"
"Iya, bisa-bisanya lo"
"Serah kalian" ucap Gazi
🍂🍂🍂
Naya dan Runi habis dari perpustakaan mengambil buku paket sesuai suruhan gurunya. Kira-kira kurang lebih 30 buku paket yang mereka ambil, sesuai jumlah siswa di kelasnya.
"Runi, lo ngapain simpen bukunya disitu" Naya bertanya bingung pada Runi karena ia belum sampai dikelasnya, dan Runi malah meletakkan buku itu di sembarang tempat
"Lo aja deh yang bawa, gue udah nggak kuat bawanya" Runi langsung berlari meninggalkan Naya sendiri
"Dasar lo, nggak bertanggung jawab" teriak Naya yang dihiraukan oleh Runi
"Masa gue mesti bolak-balik, kelas gue masih jauh lagi" monolog Naya
"Yaudah deh, jalan satu-satunya cuman itu" Naya kembali mengangkat buku yang tadi sempat ia letakkan ketika melihat Runi yang meletakkan buku bawaannya
Gazi yang melihat kejadian antara Naya dan Runi tadi, langsung bergegas untuk membantu Naya. Entah gadis itu menerima atau menolak tawaran Gazi.
"Biar gue bantu" Naya langsung kaget dengan suara tersebut. Naya langsung mengarahkan tubuhnya ke sumber suara
"Nggak usah kak, gue bisa sendiri" Naya langsung menolak
"Sebagai permintaan maaf gue, nanti lo capek bolak-balik" Gazi dengan alasan yang entah diterima atau ditolak lagi oleh Naya
"Hal itu nggak usah dibahas lagi kak, dan untuk buku ini gue bisa sendiri, udah terbiasa juga" Naya dengan ekspresi yang tidak dapat didefinisikan
Setelah mengatakan itu Naya langsung berjalan meninggalkan cowok itu dan buku bawaan Runi tadi. Ia lebih baik membawa cepat buku ini lalu kembali mengambil buku bawaan Runi tadi, dari pada harus basa-basi dengan seniornya ini.
Namun, tanpa sepengetahuan Naya, Gazi membawa buku yang Naya tinggal dan mengikuti Naya dari belakang, kesempatan juga buat tau dimana kelas Naya, pikir Gazi.
Naya memasuki kelasnya dan menyimpan buku tersebut diatas meja guru dekat pintu.
"Oh, kelas dia disini, oke lah" batin Gazi
Kemudian Naya berbalik untuk mengambil buku yang ia tinggalkan di taman belajar tadi
HUGHH....
Naya menabrak Gazi yang membawa buku "Astaga" Naya terlonjat kaget dan semua buku yang Gazi bawa jatuh berserakan dilantai
Keduanya langsung berjongkok untuk memungut semua buku tersebut dengan posisi saling berhadapan
"Gue aja kak" Naya mengangkat bicara karena ada beberapa siswa-siswi yang menatap mereka
"Nggak boleh ngelakuin sesuatu setengah-setengah" ucap Gazi
Akhirnya mereka memungut semua buku tersebut lalu meletakkan diatas meja
"Makasih, kak"
"Iya, sama-sama"
"Kayaknya gue suka sama dia" batin Gazi sambil tersenyum lalu berjalan menuju kelasnya.
Salam hangat, uni
06 Juli 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
GAZINAYA
Teen FictionGadis yang akrab di sapa Naya yang dilarang oleh bundanya berteman dengan seorang cowok apalagi sampai pacaran. Gadis yang kenal akrab dengan seorang pria paruh baya yang ingin menjodohkan Naya dengan putra sulungnya. Apakah Naya akan bertahan untu...