Tujuh belas

4 1 0
                                    

Gazi sedang nongkrong di kantin bersama teman-temannya. Hal yang mereka sering lakukan yaitu becanda satu sama lain, ada juga yang mengejek bercanda pada teman satunya. Namun, Gazi seketika tak sengaja melihat seorang gadis duduk sendiri di meja pojokan kantin.

Gazi berjalan menemui gadis itu, meninggalkan temannya tanpa pamit, dasar anak ini mainnya ninggalin aja.

Gadis itu adalah Qinayah

"Nona, lo kenapa kok lemes banget gak kayak biasanya?" tanya Gazi setelah mendudukkan bokongnya di kursi samping Naya

"Nanya?" Naya dengan mode sinisnya

"Kok ngomongnya gitu sih" ucap Gazi begitu mengerti dengan keadaan dan perasaan Naya saat ini, sok tau banget dah Gazi Gazi ini.

"Terus?" tanya Naya tak kalah sinis dengan ucapannya tadi

"Seperti biasa dong, masa irit banget mana sinis banget lagi" ucap Gazi

"Ini udah biasa, mau lo apa sih?" Ucap Naya heran dengan cowok ini, ia selalu mendekati Naya, tapi ketika disuruh untuk menyelesaikan hubungannya ia malah menurut saja, tanpa ada niatan untuk mempertahankan bagaimana pun resikonya, kalau orang sudah jatuh cinta, begitu kan? Tapi ini beda sih sama yang lain

"Gak, beda tau" ucap Gazi melawan ucapan Naya

"Lo aja yang beda, udah ya kak lo dan gue gak ada apa-apa, jadi stop temuin gue, ngerti kan sama ucapan gue? Gue capek sama hal kayak gini, bisa gak sih hidup gue berjalan dengan tenang tanpa lo dihadapan gue setiap hari, bisa kan kak? Gue mohon banget sama lo" ucap Naya memohon di akhir kalimatnya dengan mata berkaca-kaca, tapi dengan kerasnya Naya menahan air matanya agar tidak lolos dihadapan cowok ini

"Banyak kok diluar sana cewek yang lebih baik dari gue, bisa lo ajak ngobrol, bercanda, karena gue gak suka hal seperti itu, dan apa pentingnya sih gue? sampai-sampai lo muncul mulu di hadapan gue, atau cuman mau buat gue suka sama lo terus lo pergi gitu aja dan gue jadi gila, itu kan mau lo" ucap Naya menarik kera baju Gazi tanpa sadar karena sudah emosi dengan cowok di hadapannya ini

"Tenang dulu, Nona. Bukan itu maksud gue, gak mungkin gue melakukan hal yang gak masuk akal itu, gue sayang sama lo, tapi keadaan maksa kita buat pisah" ucap Gazi menenangkan Naya yang sama sekali bukan penenang bagi Naya sambil melepaskan tangan Naya dari kera bajunya dengan lembut

"Ternyata semua cowok sama aja ya, pinter ngomong tapi semua omongannya cuman omong kosong" ucap Naya tambah kecewa dengan cowok ini

"Maafin gue ya nona cantik, gue bener-bener minta maaf sama lo, ya" ucap Gazi dengan nada memohonnya

"Gue gak butuh maaf lo, dan satu lagi jangan panggil gue nona lo gak berhak atas itu" ucap Naya memprotes

"Kok gitu sih?" Gazi tak terima dengan ucapan Naya

"Emang lo siapanya gue?" tanya Naya dengan ketus

"Kok ngomong gitu sih" ucap Gazi yang dihiraukan oleh Naya

KRINGGG......

KRINGGG......

Terdengar handphone berbunyi dan ternyata itu berasal dari genggaman tangan Naya. Naya segera melihat siapa yang menelfonnya.

"Om Gion? tumben" batin Naya

Naya segera mengangkatnya dengan Gazi yang masih berada disamping Naya

Panggilan berlangsung....

Assalamualaikum, Nak

Walaalaikumsalam Om, ada apa om? tumben nelfon Naya jam sekolah

Iya Nak. Nanti malam sibuk gak?

Kayaknya enggak sih Om, emangnya ada apa?

Om mau ketemu kamu nanti malam, mau bicara sesuatu sama kamu, bisa gak?

Bisa sih Om, kira-kira jam berapa ya?

Jam 7 an, Nak. Tempatnya nanti Om sharelock ya

Iya Om

Yaudah, semangat ya belajarnya

Iya Om, makasih

Assalamualaikum

Waalaikumsalam

Sambungan terputus.

Salam hangat, uni

26 Juli 2024







GAZINAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang