Roka meraih tangan Azra, menggenggamnya erat seolah tak ingin kehilangannya.
Mata mereka bertemu, tersirat keyakinan dan cinta yang tak terhingga di dalamnya.
"Roka, aku mencintaimu. Lebih dari yang bisa kugambarkan dengan kata-kata."
"Aku pun begitu, Azra. Kaulah pelita yang menerangi jalanku, memberiku harapan dan kekuatan untuk terus melangkah."
Mereka berdua terdiam sejenak, membiarkan keheningan itu meresapi hati mereka dengan getaran cinta yang memabukkan. Kemudian, Roka memecah kesunyian dengan suaranya yang lembut.
"Azra, maukah kau menemaniku dalam perjalanan menuju mahligai cinta kita? Kita akan menghadapi rintangan bersama, saling menguatkan ketika salah satu dari kita goyah."
"Tentu saja, Roka. Aku akan selalu bersamamu, melewati segala badai yang menghadang. Cinta kita akan menjadi pelita yang tak pernah padam, membimbing kita menuju kebahagiaan abadi."
Roka merengkuh Azra dalam pelukannya, menenggelamkan wajahnya di rambut Azra yang harum semerbak. Mereka tahu, perjalanan menuju mahligai cinta takkan mudah, namun asal bersama, segala rintangan akan terasa ringan.
Bersama, mereka akan melangkah menapaki jalan berbatu, menyingkirkan duri-duri yang menghalangi. Bersama, mereka akan menikmati keindahan bunga-bunga yang mekar di sepanjang perjalanan.
Bersama, mereka akan menghadapi badai yang mengamuk dan tetap berdiri tegak. Karena cinta mereka adalah pelita yang tak pernah padam, membimbing mereka menuju mahligai cinta yang sejati.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENYA GERVASO
Lãng mạnKenya Gervaso adalah seorang mahasiswa semester empat di sebuah universitas terkemuka. Sejak awal masa kuliah, matanya selalu terpaku pada Azra, seorang senior yang begitu anggun dan terpelajar. Azra tak hanya memesona secara fisik, tetapi juga dike...