Bab 25 | Menyongsong Keabadian Bersama Dalam Syairkan Cinta

16 15 0
                                    

Pagi itu, sinar matahari memasuki kamar Roka dan Azra melalui celah-celah tirai, memberikan kehangatan yang lembut. Azra terbangun lebih dahulu, menatap wajah Roka yang masih terlelap dengan penuh kasih. Ia mengecup lembut pipi suaminya, membangunkannya dengan perlahan.

"Selamat pagi, sayang," bisik Azra sambil tersenyum.

Roka membuka matanya dan membalas senyum Azra, "Selamat pagi, cintaku. Bagaimana tidurmu?"

"Nyenyak sekali. Bagaimana denganmu?" tanya Azra.

"Aku juga. Selalu menyenangkan bangun di sampingmu," jawab Roka sambil mengusap lembut rambut Azra.

Mereka memulai hari dengan sarapan bersama di balkon, ditemani pemandangan tanaman yang mereka rawat dengan penuh cinta. Sarapan pagi itu terasa istimewa, dengan roti panggang, telur, dan buah-buahan segar yang disiapkan Azra.

"Roka, apa rencanamu hari ini?" tanya Azra sambil menyuapkan sepotong roti ke mulutnya.

"Aku pikir kita bisa pergi ke toko buku. Aku ingin mencari beberapa novel baru untuk kita baca bersama," jawab Roka dengan antusias.

"Itu ide bagus. Aku juga ingin mencari buku resep baru untuk mencoba masakan-masakan yang belum pernah kita buat," kata Azra dengan senyum.

Setelah sarapan, mereka berdua berangkat ke toko buku favorit mereka di pusat kota. Toko buku itu besar dan penuh dengan berbagai jenis buku, dari novel, buku masak, hingga buku seni. Mereka berjalan bergandengan tangan, menikmati suasana toko buku yang tenang dan damai.

"Roka, lihat buku ini! Judulnya 'Syairkan Cinta'. Sepertinya menarik," kata Azra sambil menunjukkan sebuah buku kepada Roka.

Roka mengambil buku itu dan membacanya sekilas, "Ya, kelihatannya bagus. Bagaimana kalau kita membacanya bersama nanti?"

"Setuju," jawab Azra dengan antusias.

Mereka menghabiskan waktu di toko buku, memilih beberapa buku yang menarik perhatian mereka. Setelah puas berbelanja, mereka memutuskan untuk mampir ke kafe kecil di dekat toko buku untuk menikmati kopi dan berbincang.

"Azra, apa yang paling kau suka dari buku-buku yang kita beli tadi?" tanya Roka sambil menyeruput kopinya.

"Aku suka buku-buku resep yang kita pilih. Aku tidak sabar untuk mencoba resep-resep baru itu di rumah. Dan aku juga penasaran dengan buku 'Syairkan Cinta'. Sepertinya buku itu penuh dengan puisi-puisi indah," jawab Azra dengan senyum.

"Aku juga merasa begitu. Membaca puisi bersama akan menjadi pengalaman yang menyenangkan," balas Roka.

Setelah menikmati kopi dan berbincang, mereka kembali ke apartemen. Di rumah, mereka membuka buku-buku yang baru dibeli dan mulai membaca bersama. Azra membaca buku resep, sementara Roka membuka halaman pertama buku 'Syairkan Cinta'.

"Azra, dengarkan ini. Puisi ini indah sekali," kata Roka sambil mulai membaca puisi dari buku itu.

**"Cinta adalah sinar dalam gelapnya malam,
Adalah bisikan lembut di tengah riuhnya dunia,
Ia hadir tanpa suara, namun menggetarkan jiwa,
Dalam setiap detak jantung, cinta bertahta."**

Azra menatap Roka dengan penuh cinta, "Puisi itu indah sekali, Roka. Aku merasa puisi itu menggambarkan cinta kita."

"Aku juga merasa begitu, Azra. Cinta kita adalah cahaya yang selalu menerangi jalan kita, apa pun yang terjadi," jawab Roka dengan lembut.

Mereka melanjutkan membaca puisi-puisi dalam buku itu, saling berbagi kata-kata indah yang menggambarkan perasaan mereka. Setiap puisi menjadi jembatan yang memperkuat ikatan cinta di antara mereka.

KENYA GERVASO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang