Sinar mentari sore menyinari taman belakang rumah Roka dan Azra dengan cahayanya yang keemasan.
Di sana, dua insan mulia itu duduk bersisian di sebuah bangku taman, menikmati semilir angin yang menyejukkan.
Meski usia senja telah menghampiri, pancaran cinta dan ketaatan kepada Allah masih terpancar jelas dari wajah mereka yang dikelilingi garis-garis kebijaksanaan.
Tangan Roka menggenggam tangan Azra dengan penuh kasih sayang, sebuah kebiasaan yang telah mereka lakukan selama puluhan tahun dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Keheningan yang damai menyelimuti mereka, seolah mencerminkan ketentraman hati yang telah mereka capai setelah menapaki jalan ketaatan kepada Sang Pencipta.
"Istriku," Roka memecah keheningan dengan suaranya yang lembut.
"Hari ini, aku kembali teringat akan pertemuan pertama kita dulu. Saat itu, kau begitu memesona dengan ketakwaan dan keanggunanmu."
Azra tersenyum hangat, menyentuh pipi suaminya dengan penuh kelembutan.
"Dan kau begitu memikat hatiku dengan keberanian dan keteguhan imanmu, Roka. Ingatkah saat kau menyampaikan niatmu untuk mengenalku melalui proses ta'aruf yang halal?"
Roka mengangguk, matanya berbinar penuh kenangan."Tentu saja, istriku. Itulah awal dari perjalanan panjang kita dalam menjadikan cinta kita terpatri dalam ketaatan kepada Allah."
Azra menyandarkan kepalanya di bahu Roka, merasakan kehangatan yang melingkupi mereka.
"Kita memang telah menapaki jalan yang tidak mudah, Roka. Namun, alhamdulillah, ketaatan kita kepada Allah selalu menjadi pelita dalam setiap langkah hidup kita."
"Benar, Azra," sahut Roka bijak.
"Ketaatan itulah yang telah menuntun kita dalam membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Kita selalu berusaha untuk mendidik anak-anak kita dengan nilai-nilai Islam yang lurus, sehingga mereka pun dapat merasakan indahnya cinta yang terpatri dalam ketaatan." Azra mengangguk antusias.
"Dan kini, di usia senja kita, kita dapat melihat buah dari ketaatan itu. Anak-anak kita telah tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang soleh dan solehah, meneruskan warisan cinta dan ketaatan yang kita tanamkan." Roka menatap istrinya dengan penuh kasih sayang.
"Sungguh ini semua adalah anugerah terindah dari Allah. Kita telah diberkahi dengan cinta yang abadi, terpatri dalam ketaatan kepada-Nya. Tidak ada hal yang lebih membahagiakan selain itu, istriku."
Mereka pun berpelukan erat, merasakan kehangatan cinta yang telah mereka jaga selama puluhan tahun dengan pondasi ketaatan kepada Allah. Senja yang mulai menjelang seolah menjadi saksi bisu atas perjalanan panjang mereka dalam menjadikan cinta sebagai bagian dari ketaatan kepada Sang Pencipta.
Percakapan terus berlanjut, diiringi tawa dan air mata haru. Roka dan Azra berbagi kisah dan pelajaran berharga yang telah mereka petik dari kehidupan yang dijalani dengan cinta dan ketaatan yang utuh kepada Allah.
Ikatan mereka begitu kokoh, terpatri dalam ketulusan hati untuk selalu berada di jalan-Nya yang lurus.
![](https://img.wattpad.com/cover/369142276-288-k111963.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KENYA GERVASO
RomanceKenya Gervaso adalah seorang mahasiswa semester empat di sebuah universitas terkemuka. Sejak awal masa kuliah, matanya selalu terpaku pada Azra, seorang senior yang begitu anggun dan terpelajar. Azra tak hanya memesona secara fisik, tetapi juga dike...