Bab 18 | Merajut Surga Cinta yang Abadi

18 18 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat sejak Roka dan Azra memutuskan untuk membangun mahligai cinta mereka. Hari-hari penuh kebahagiaan silih berganti, membentuk mozaik indah kehidupan bersama yang mereka impikan. Setiap momen menjadi benang-benang emas yang merajut surga cinta abadi dalam kanvas kehidupan mereka.

Pagi itu, sinar mentari menembus tirai jendela apartemen mereka. Roka terbangun lebih dulu, memandangi wajah Azra yang masih terlelap dengan damai. Ia tersenyum, merasa bersyukur atas kehadiran wanita yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya.

"Selamat pagi, cintaku," bisik Roka lembut, mengecup kening Azra.

Azra perlahan membuka matanya, senyum manis terkembang di bibirnya. "Selamat pagi, Roka. Aku bermimpi indah tentang kita."

"Oh ya? Ceritakan padaku," pinta Roka penasaran.

Azra bergeser, menyandarkan kepalanya di dada Roka. "Aku bermimpi kita sedang berada di sebuah taman yang sangat indah. Kita berdua duduk di bangku taman, tua renta namun masih saling mencintai seperti dulu."

Roka membelai rambut Azra dengan penuh kasih. "Mimpimu itu bukan sekadar mimpi, sayang. Itu adalah gambaran masa depan yang akan kita wujudkan bersama."

Mereka mengawali hari dengan sarapan bersama. Roka menyiapkan omelet sayur dan roti bakar, sementara Azra membuat kopi dan jus jeruk segar. Aroma harum menguar di dapur kecil mereka, menciptakan suasana hangat dan akrab.

"Hari ini ada rencana apa?" tanya Azra sambil menyesap kopinya.

Roka meletakkan garpu di piringnya sebelum menjawab, "Bagaimana kalau kita ke pantai? Sudah lama kita tidak menikmati suasana laut bersama."

Mata Azra berbinar. "Ide bagus! Aku akan menyiapkan bekal untuk kita."

Setelah sarapan, mereka bersiap-siap. Azra memasukkan beberapa potong sandwich, buah-buahan, dan minuman ke dalam cooler box. Roka mengambil tikar, payung pantai, dan peralatan snorkeling.

Perjalanan ke pantai dipenuhi canda tawa. Mereka bernyanyi bersama mengikuti lagu yang diputar di radio mobil. Sesekali Roka mencuri pandang ke arah Azra, terpesona oleh keceriaan yang terpancar dari wajahnya.

"Kau tahu, Azra? Saat-saat seperti ini yang membuatku semakin mencintaimu setiap hari," ujar Roka tulus.

Azra tersipu, "Ah, kau ini. Bisa saja merayuku di pagi hari."

"Aku tidak merayu. Aku hanya mengatakan apa yang kurasakan," balas Roka sambil menggenggam tangan Azra.

Setibanya di pantai, mereka memilih spot yang nyaman. Roka membentangkan tikar dan memasang payung pantai, sementara Azra menata bekal mereka. Suasana pantai cukup ramai, banyak pengunjung yang juga menikmati indahnya hari itu.

"Lihat, Roka! Ombaknya indah sekali," Azra menunjuk ke arah laut yang berkilauan ditimpa sinar matahari.

Roka mengangguk, "Benar. Tapi bagiku, kau jauh lebih indah dari pemandangan ini."

Azra tertawa kecil, memukul pelan bahu Roka. "Dasar perayu!"

Mereka menghabiskan waktu bermain di pantai, berenang, dan snorkeling di perairan dangkal. Tawa riang mereka bersahutan dengan deburan ombak, menciptakan harmoni yang menyenangkan.

Setelah puas bermain air, mereka kembali ke tikar untuk beristirahat dan menikmati bekal yang dibawa. Roka mengambil handuk dan dengan lembut mengeringkan rambut Azra.

"Terima kasih, sayang," ucap Azra tulus.

Roka tersenyum, "Sama-sama. Aku senang bisa merawatmu."

Mereka menikmati bekal sambil mengobrol ringan, membicarakan pengalaman-pengalaman seru yang baru saja mereka lalui di pantai.

KENYA GERVASO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang