Waktu berlalu begitu cepat sejak Roka dan Azra memulai perjalanan cinta mereka sebagai suami istri. Hari demi hari dilewati dengan penuh kasih sayang, suka dan duka silih berganti membentuk mozaik indah kehidupan pernikahan mereka. Taman cinta yang mereka rawat di balkon apartemen kini semakin rimbun dan indah, menjadi saksi bisu perjalanan cinta mereka yang terus tumbuh dan berkembang.Pagi itu, sinar mentari menembus tirai jendela kamar mereka, membangunkan Roka dari tidur lelapnya. Ia memandangi wajah damai Azra yang masih terlelap di sampingnya. Seulas senyum terkembang di bibir Roka, merasa bersyukur atas kehadiran wanita yang kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya.
"Selamat pagi, belahan jiwaku," bisik Roka lembut, mengecup kening Azra.
Azra perlahan membuka matanya, senyum manis terkembang di bibirnya saat melihat wajah suaminya. "Selamat pagi, cintaku. Sudah lama kau bangun?"
Roka menggeleng pelan, "Baru saja. Aku suka memandangimu tidur, kau terlihat begitu damai."
Azra tersipu, "Ah, kau ini. Masih saja bisa menggombal di pagi hari."
"Aku tidak menggombal, sayang. Aku hanya mengatakan apa yang kurasakan," balas Roka sambil membelai lembut rambut Azra.
Mereka memulai hari dengan sarapan bersama di balkon, ditemani pemandangan taman kecil mereka yang kini penuh dengan bunga-bunga cantik yang bermekaran.
"Lihat, Roka! Bunga melati kita sudah mekar sempurna," seru Azra antusias, menunjuk ke arah sekuntum melati putih yang baru mekar.
Roka tersenyum, "Indah sekali, sama sepertimu yang semakin cantik setiap harinya."
Azra tertawa kecil, "Kau ini, selalu saja bisa membuatku tersipu."
"Itulah tugasku sebagai suamimu, membuatmu bahagia dan tersipu setiap hari," ujar Roka tulus.
Setelah sarapan, mereka memutuskan untuk menghabiskan hari libur mereka dengan berjalan-jalan di taman kota. Roka dan Azra berjalan bergandengan tangan, menikmati udara segar dan pemandangan hijau di sekitar mereka.
"Roka," panggil Azra lembut.
"Ya, sayang?"
"Apa kau pernah membayangkan seperti apa kita sepuluh tahun lagi?"
Roka terdiam sejenak, lalu menjawab dengan senyuman, "Tentu saja. Aku membayangkan kita masih seperti ini, berjalan bergandengan tangan di taman. Mungkin ada satu atau dua anak kita yang berlarian di sekitar kita."
Azra tersenyum lebar mendengar jawaban suaminya. "Kedengarannya indah sekali. Aku juga membayangkan hal yang sama."
"Bagaimana denganmu? Apa yang kau bayangkan tentang masa depan kita?" tanya Roka.
Azra menatap mata Roka dalam-dalam, "Aku membayangkan kita masih saling mencintai seperti sekarang, bahkan mungkin lebih dalam lagi. Kita akan menjadi orangtua yang baik untuk anak-anak kita, dan tetap menjadi pasangan yang saling mendukung dalam suka maupun duka."
Roka menghentikan langkahnya, menarik Azra ke dalam pelukannya. "Itu pasti terjadi, sayang. Karena kita akan terus menapaki jalan keabadian dalam lingkaran ikatan suci kita ini."
Mereka berbagi ciuman lembut di tengah taman, tidak peduli dengan orang-orang di sekitar mereka. Bagi Roka dan Azra, saat itu dunia seolah milik berdua.
Setelah puas berjalan-jalan, mereka memutuskan untuk mampir ke sebuah kafe kecil di pinggir taman. Roka memesan dua cangkir cappuccino dan sepotong cheesecake untuk mereka bagi berdua.
"Azra," panggil Roka sambil menyesap kopinya.
"Ya, sayang?"
"Menurutmu, apa rahasia pernikahan yang bahagia dan langgeng?"
![](https://img.wattpad.com/cover/369142276-288-k111963.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KENYA GERVASO
RomanceKenya Gervaso adalah seorang mahasiswa semester empat di sebuah universitas terkemuka. Sejak awal masa kuliah, matanya selalu terpaku pada Azra, seorang senior yang begitu anggun dan terpelajar. Azra tak hanya memesona secara fisik, tetapi juga dike...