Waktu berlalu begitu cepat sejak Roka melamar Azra di tepi pantai. Hari-hari penuh kesibukan mempersiapkan pernikahan telah mereka lalui bersama. Kini, tiba saatnya bagi mereka untuk memulai babak baru dalam hidup mereka sebagai sepasang suami istri.
Pagi itu, sinar mentari menembus tirai jendela kamar pengantin mereka. Roka terbangun lebih dulu, memandangi wajah damai Azra yang masih terlelap di sampingnya. Ia tersenyum, merasa bersyukur atas kehadiran wanita yang kini telah resmi menjadi istrinya.
"Selamat pagi, istriku," bisik Roka lembut, mengecup kening Azra.
Azra perlahan membuka matanya, senyum manis terkembang di bibirnya. "Selamat pagi, suamiku. Rasanya masih seperti mimpi."
Roka membelai rambut Azra dengan penuh kasih. "Ini bukan mimpi, sayang. Ini adalah awal dari kehidupan baru kita."
Mereka mengawali hari pertama sebagai suami istri dengan sarapan bersama di balkon apartemen mereka. Roka menyiapkan pancake dan kopi, sementara Azra memotong buah-buahan segar. Aroma harum menguar di udara pagi, menciptakan suasana hangat dan romantis.
"Jadi, apa rencana kita hari ini, Nyonya Roka?" tanya Roka sambil menyesap kopinya.
Azra tertawa kecil mendengar panggilan barunya. "Hmm, bagaimana kalau kita mulai dengan menanam bunga di balkon? Aku ingin membuat taman kecil di sini."
Mata Roka berbinar. "Ide bagus! Kita bisa pergi ke nursery untuk membeli bibit dan peralatan berkebun."
Setelah sarapan, mereka bersiap-siap untuk pergi. Roka dan Azra berjalan bergandengan tangan menuju mobil, masih terbuai dalam euforia pengantin baru.
Di nursery, mereka memilih berbagai jenis bibit bunga dan tanaman hias. Azra tampak antusias memilih mawar, lavender, dan beberapa jenis tanaman aromatik.
"Lihat, Roka! Bukankah bunga ini cantik?" Azra menunjukkan sekuntum mawar merah yang mekar sempurna.
Roka tersenyum, "Memang cantik, tapi masih kalah cantik dibanding dirimu."
Azra tersipu, "Ah, kau ini. Bisa saja merayuku di tempat umum."
"Aku tidak merayu. Aku hanya mengatakan apa yang kulihat," balas Roka sambil mengecup lembut pipi Azra.
Mereka juga membeli pot, tanah, pupuk, dan peralatan berkebun lainnya. Setelah semua yang dibutuhkan terkumpul, mereka kembali ke apartemen, siap untuk memulai proyek taman kecil mereka.
Di balkon, Roka dan Azra mulai bekerja sama menanam bibit-bibit bunga. Mereka saling membantu, sesekali bercanda dan tertawa bersama.
"Hati-hati, Roka. Jangan terlalu dalam menanamnya," Azra mengingatkan saat Roka menanam bibit lavender.
Roka mengangguk, "Baik, Chef Taman. Aku akan mengikuti instruksimu."
Azra tertawa, "Dasar! Kau ini selalu bisa membuatku tertawa."
"Itulah tugasku sebagai suamimu, membuat hari-harimu penuh tawa," ujar Roka tulus.
Mereka terus bekerja, menanam satu per satu bibit dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Roka dan Azra menyadari bahwa proses menanam ini mirip dengan pernikahan mereka - butuh kesabaran, perawatan, dan kasih sayang untuk tumbuh dan berkembang.
"Roka," panggil Azra sambil menyiram tanaman yang baru ditanam.
"Ya, sayang?"
"Menurutmu, akankah cinta kita tumbuh subur seperti tanaman-tanaman ini?"
Roka menghentikan pekerjaannya, menatap Azra dengan penuh keyakinan. "Tentu saja, Azra. Bahkan akan lebih subur dan indah. Karena kita akan terus merawat dan memupuknya setiap hari."
![](https://img.wattpad.com/cover/369142276-288-k111963.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KENYA GERVASO
Storie d'amoreKenya Gervaso adalah seorang mahasiswa semester empat di sebuah universitas terkemuka. Sejak awal masa kuliah, matanya selalu terpaku pada Azra, seorang senior yang begitu anggun dan terpelajar. Azra tak hanya memesona secara fisik, tetapi juga dike...