TRF: 01

1.1K 140 35
                                    

Happy Reading






27 June, 2024





Secangkir kopi masih ada dalam genggaman tangan Jimin, yg bahkan sudah tidak mampu lagi menyalurkan rasa hangat pada telapak tangan nya.
Sudah sejak dua jam lalu Jimin duduk di meja makan sendirian, mata nya tak lepas dari isian kopi hitam yg begitu pekat, sekelam kopi itukah hidupnya sekarang.?

Pikiran nya berkecamuk hebat.

Menebak-nebak.

Menerka-nerka.

Apa yg sebenarnya tengah terjadi.?

Apakah ia istri kedua dari seorang Min Yoongi.?

Apakah orangtua nya tahu.?

Tapi mengapa mereka semua, termasuk keluarga suaminya, merahasiakan hal sebesar ini darinya.?
Bukan kah ia berhak mengetahui status laki-laki yg akan menikahinya kala itu.?

Atau... Atau perempuan itu.... Istri simpanan.? Atau bahkan mungkin tidak di nikahi.?

Tapi... Ada gadis kecil cantik di antara mereka.

Siapa.?

Apakah anak dari suaminya.?

Masalah apa yg sedang menimpanya saat ini.?

Ada sesak yg tiba-tiba menyeruak hebat ketika membayangkan jika selama ini ia adalah orang kedua.
Tapi sungguh, seandainya Jimin tahu jika yoongi sudah berkeluarga, ia tidak akan menerima perjodohan yg dilakukan oleh orangtua nya.

Apapun akan ia lakukan demi menjaga kehormatan nya, dengan tidak merusak rumah tangga orang lain, meski harus mengecewakan orangtua nya.
Karena Jimin sangat tahu, tidak akan ada kebahagiaan yg bisa di bangun diatas kesedihan orang lain.

Kebahagiaan.?

Jimin lalu tertawa miris, apa selama enam bulan ini dirinya bahagia.?

Entahlah, Ia lelaki bersuami tapi sampai sekarang masih perjaka.
Tidak pernah ada kontak fisik yg berlebihan dengan Yoongi, dengan alasan yg selama ini Jimin yakini dengan sebuah kebenaran.
Mereka masih butuh waktu untuk saling mengenal, dan butuh cinta untuk penyatuan dua Raha.

Cinta yg setiap hari ia coba tumbuhkan di hati Yoongi, Jimin selalu melakukan kewajiban nya sebagai seorang suami yg baik.
Menyiapkan semua kebutuhan Yoongi, mengurus rumah, juga selalu memenuhi perut Yoongi dengan makanan-makanan lezat buatan nya.
Tapi cinta itu belum juga tumbuh, dan sekarang ia tahu penyebabnya, ada cinta lain yg sudah tumbuh subur dan mengakar kuat di hati suaminya.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam saat mobil milik Yoongi terdengar memasuki garasi rumah mereka.
Biasanya pria itu akan sampai rumah paling lambat pukul tujuh malam, tapi tadi sore Yoongi mengirimkan pesan jika ada meeting mendadak dengan klien, yg akhirnya di ketahui Jimin sebagai kebohongan pertama Yoongi.
Suaminya tidak bertemu klien, Yoongi sedang makan malam dengan perempuan yg mungkin istrinya, dengan anak mereka.
Dan Jimin meyakini ada banyak kebohongan lain nya yg sudah Yoongi ucapkan sepanjang enam bulan pernikahan mereka.

Jika biasanya Jimin akan menyambut didepan pintu dengan senyum hangat, kini ia tetap duduk dengan posisi menunduk sembari mengaduk-aduk kopi miliknya.

"Kamu belum tidur.?"

Pertanyaan yg tidak membutuhkan jawaban itu keluar dari bibir yoongi, ia menatap Jimin yg masih sibuk dengan kopi nya.
Menghela napas panjang, Yoongi menjatuhkan tubuhnya di kursi yg berhadapan dengan Jimin.

Hening.

Sunyi.

Lima belas menit, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.
Jimin takut, bahkan bisa dikatakan sangat takut jika apa yg akan dikatakan suaminya seperti apa yg ada dalam pikirannya.

sedangkan Yoongi tidak tahu harus dari mana ia memulainya.
Terbesit rasa bersalah jika ia harus menyakiti lelaki baik itu, suaminya, suami pilihan orangtua nya, tapi Jimin memang berhak mengetahuinya.

"Namanya Renjani, dan putrinya Naura"

Jimin seketika mendongak, menatap lurus pada manik suaminya dengan tatapan sayu.

"Dia... Kekasihku..." Yoongi mengatakan nya sembari menelan Saliva nya berkali-kali, ia tahu betul setiap ucapan nya akan menyakiti hati Jimin, tapi jelas ini bukan waktu untuk berhenti

Mengalir Lah semua cerita tentang hubungan nya dengan Jani, pertemuan mereka disuatu malam tiga tahun lalu, ketika Yoongi tidak sengaja melihat perempuan dengan Bayi dalam gendongan yg sedang menangis di pinggir jalan.
Juga saat ia yakin telah jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap bayi cantik berusia satu tahun itu.

Saat itu, sudah satu tahun berlalu sejak adik perempuan Yoongi memilih untuk menikah muda dan langsung tinggal dirumah suaminya, membuat Yoongi yg sangat dekat dengan sang adik otomatis kesepian.
Tapi karena kehadiran bayi cantik itulah, harinya menjadi lebih berwarna.

Hubungan mereka bertiga semakin dekat dari waktu ke waktu, yg pada akhirnya membuat Yoongi jatuh cinta juga pada ibu si bayi.
Namun masalah muncul manakala ia memutuskan untuk menikahi Jani, orangtua nya menolak dengan keras.
Status Jani yg merupakan seorang janda beranak satu menjadikan nya tidak dapat diterima oleh keluarga Min Yoongi.
Hingga rencana perjodohan nya dengan Jimin terjadi, dan seorang Yoongi tidak pernah bisa menolak permintaan perempuan yg melahirkan nya.

Park Jimin Adalah lelaki yg sangat dewasa, ia juga mandiri, sangat jauh dari kesan manja dan kekanakan.
Jika orang lain diluar sana akan menangis saat suaminya memilih pisah ranjang dimalam pengantin mereka, Jimin dengan segala pengertian nya justru menghargai segala keputusan Yoongi.
Itulah yg membuat yoongi merasa kalau Jimin akan selalu baik-baik saja.

Tetapi apa yg baru saja terjadi.?
Yoongi telah berhasil membuat satu tetes air turun dari netra sebening telaga, dan untuk pertama kalinya Yoongi melihat Jimin menangis.

"Lalu.?" Jimin bertanya sembari menahan tangis, bulir pertama yg jatuh sudah ditepisnya dengan kasar

Yoongi masih setia menunduk, ia lantas berucap lirih. "Aku akan segera menikahinya.!"

Jimin memejamkan matanya, rasa sakit di hatinya sudah menjalar diseluruh tubuh.
Lalu kalimat dari Yoongi berikutnya seketika itu juga membuat hatinya mati rasa.

"Aku akan mengurus perceraian kita.! Maaf...."

Pernikahan yg di impikan nya akan bertahan seumur hidup, nyatanya hanya berjalan seumur jagung.
Berusaha mengurai sesak di dada, Jimin menatap suaminya dengan tatapan datar.

"Aku akan pindah ke apartemen, besok." Ucapnya tanpa rasa

Jimin beranjak setelah mengatakan kalimat itu, berjalan menjauhi meja makan meninggalkan suami dan kopi pahit yg belum sempat di sesapnya.

Sementara Yoongi melirik punggung Jimin yg mulai hilang di balik dinding ruang tengah, sembari mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat.
Ia yakin ini keputusan yg paling baik untuk semuanya.
Untuknya, untuk Renjani, untuk Jimin, dan untuk Naura.

Lelaki baik itu berhak bahagia......





"THE REMAINING FEELING"





//MinNovi//

THE REMAINING FEELING (YoonMin) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang