TRF: 06

1K 158 28
                                    

Happy Reading




5 July, 2024





Setelah membersihkan badan di kamar mandi yg ada dikamar Jimin, Yoongi keluar hanya menggunakan handuk sebatas pinggang.
Lalu membuka lemari pakaian, masih ada beberapa potong kaos dan kemeja nya disana.
Dilaci bagian bawah juga terdapat beberapa celana pendek serta celana kain yg biasanya ia pakai untuk bekerja.

Kembali ke kamar mandi untuk berpakaian, Yoongi memperhatikan wajahnya di cermin.
Hampir saja ia kembali merasakan pukulan kuat dari Jungkook karena perkataan nya yg meminta mereka bertiga untuk pergi, sementara ia sendiri yg akan menjaga Jimin.
Untuk saja ada seokjin yg sangat pengertian dan mengajak pulang kedua sahabatnya.

Yoongi keluar lagi setelah berpakaian lengkap, menghampiri tempat tidur, lalu masuk kedalam satu selimut yg sama dan berbaring miring menghadap suaminya.
Yoongi tidak menyangka mereka bisa sedekat ini, karena sebelumnya, mereka berdua tidak pernah tidur satu ranjang.
Jika keadaan memaksa mereka menginap dirumah orangtua, Yoongi akan tidur di sofa.

Benteng tinggi yg Yoongi bangun semata-mata karena ia sangat menghargai Jimin.
Ia ingin menjaga Jimin sebagai seorang lelaki sebelum mereka sah berpisah.
Menurut Yoongi, hanya itu yg dapat ia berikan untuk kebahagiaan Jimin kelak, tanpa ia sadari, sikapnya justru melukai hati sang suami lantaran merasa tidak di inginkan.

Tidur Jimin sangat pulas, seokjin bilang istrinya itu baru bisa terlelap setelah meminum obat setengah jam yg lalu.
Lelaki itu terus mengerang kesakitan sejak pulang dari rumah sakit.
Tangan nya membelai pipi mulus itu perlahan, Yoongi merasakan desir halus dalam hatinya.
Nyatanya jarak sedekat ini mampu membuat benteng tinggi yg di bangun nya menjadi hancur berantakan.
Yoongi lalu mendekap erat pinggang Jimin, dan mulai masuk ke alam mimpi.





Bunyi alarm ponsel membuat tidurnya terusik, membuka mata yg masih terasa berat, ia merasakan cahaya matahari yg sudah menerangi kamarnya.
Mencari sumber suara, Jimin temukan ponsel keluaran terbaru dari salah satu brand ternama, tergeletak diatas bantal di sampingnya.
Jimin ambil ponsel hitam itu sembari mengernyitkan dahi.
Apa dirinya sedang bermimpi.? Kenapa ada disini.?

Aroma masakan dari arah dapur kemudian tercium, Jimin mencoba menggeser tubuhnya perlahan kearah sisi ranjang.
Seketika nyeri di pergelangan kaki nya terasa menjadi kala ia paksakan untuk tetap berdiri.
Berjalan tertatih, lelaki keturunan Jawa itu akhirnya sampai di area dapur, langkahnya terhenti saat melihat punggung lebar laki-laki yg ia kenali sebagai suaminya.

Laki-laki itu sedang menghadap kompor dan menggunakan apron berwarna hitam putih, tangan nya dengan lincah memainkan spatula diatas panci yg berisi Sup.
Lama Jimin melihatnya dengan wajah datar, lalu ketika Yoong berbalik untuk membawa satu mangkuk sup ke meja makan, pria itu terkejut melihat sang suami tengah berdiri dengan tangan kiri yg berpegangan pada dinding.

"Udah bangun.? Kenapa jalan kesini.? Kan kaki nya masih sakit" Yoongi buru-buru meletakkan hasil masakan nya keatas meja makan, Lalu berjalan menghampiri Jimin, memapahnya dan membawanya di di kursi meja makan. "Jangan banyak gerak dulu, nanti bengkaknya tambah parah."

Jimin diam saja mendengarkan semua ocehan Yoongi yg ia anggap omong kosong belaka.
Bahkan saat Yoongi kembali sibuk di dapur, ia masih tetap bungkam di tempatnya.

Tak lama kemudian Yoongi kembali ke meja makan, meletakkan satu mangkok berisi bubur di hadapan suaminya.

Jimin mendongak, menatap Yoongi sebelum berkata. "Sejak kapan kamu disini.?"

THE REMAINING FEELING (YoonMin) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang