TRF: 24

892 147 35
                                    

Happy Reading







30 July, 2024








Hari berganti, namun Jimin tak kunjung menemukan apa yg ia cari.
Resah, itu yg tengah memeluk hatinya erat-erat, Jimin kemudian duduk di kursi kebesaran, mengambil sebuah kotak bludru berwarna merah dari dalam tas tangan berharga ratusan juta.
Di bukanya kotak itu perlahan sebelum ia menatap isinya nanar.

Jimin masih intens berkomunikasi dengan sang suami, sesuatu yg semestinya di hindari, Yoongi selalu mengirimnya pesan setiap saat.
Pesan-pesan yg sebenarnya berisikan hal remeh tapi ternyata mampu menumbuhkan bunga-bunga di hatinya.
Laki-laki itu juga akan melakukan panggilan video setiap pagi setelah ia sarapan dan juga sebelum Jimin terlelap di malam hari.

Danu pun rutin mengiriminya informasi tentang apa saja yg boss nya itu lakukan setiap hari, kadang disertai dengan foto ataupun video yg di abadikan secara diam-diam.
Pemuda yg masih menjomblo di usianya yg sudah 23 tahun itu juga menuruti perintah Jimin untuk menjaga asupan makanan yg di konsumsi oleh Yoongi.
Danu tak lupa menyiapkan multivitamin dan buah-buahan agar Yoongi tidak tumbang.
Jimin sering merasa Danu lebih pantas disebut sebagai madunya.

Pagi tadi, si madu laki-laki nya itu memberikan informasi yg membuat Jimin lumayan kesal.
Ada seorang perempuan yg meminta nomor ponsel Yoongi karena pemilik perusahaan yg bernama Miranda ingin mengenal Yoongi lebih dekat.
Dan yg membuat Jimin lebih meradang lagi adalah, pernyataan sekretaris itu yg mengatakan bahwa Yoongi adalah seorang duda.

Duda.? Lalu ia di anggap apa.?

Inginnya Jimin berteriak didepan sekretaris perusahaan tersebut bahwa ia dan Yoongi belum resmi bercerai.
Jimin mengurut pelipisnya pelan, entah kenapa ada rasa bernama takut kehilangan yg tiba-tiba menyerangnya.

Setelah bercerai, bukankah Yoongi juga bebas menentukan hidupnya sendiri.?
Bagaimana jika laki-laki itu mengingkari janji untuk menunggunya kembali.?
Bagaimana jika laki-laki itu menemukan orang lain yg bersedia selalu menemani.?
Benarkah Jimin akan baik-baik saja jika saat itu tiba.?

Entahlah....

Bunyi pintu yg diketuk, disusul derap langkah Rully yg mendekati, membuat Jimin menegakkan posisi duduknya.

"Permisi kak, Ada beberapa berkas yg memerlukan persetujuan kakak."

"Ya." Jawabnya singkat

"Saya permisi." Detik berikutnya, Rully berbalik badan dan berjalan menuju pintu keluar

"Rully..."

Sang sekretaris yg kini tak lagi memakai baju kekurangan bahan menoleh cepat saat atasan nya memanggil.

"Ya, Kak.?" Tanya Rully kembali mendekat

"Kapan bagian audit menyambangi kantor cabang.?"

"Team yg ke Surabaya sudah berangkat lima belas menit yg lalu, sedangkan yg ke jakarta belum berangkat kak."

"Jam berapa penerbangan ke jakarta.?" Raut wajah Jimin berubah serius

"Jadwalnya dua jam lagi."

Mendengar itu, Jimin langsung memasukkan barang-barang kedalam tas nya, ia bergegas keluar ruangan setelah memerintahkan Rully untuk menghubungi seseorang.



THE REMAINING FEELING (YoonMin) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang