TRF: 10

1K 153 42
                                    

Happy Reading




11 July, 2024






Jimin kembali ke ruang kerjanya sebelum jam makan siang, ia mendapati beberapa pesan masuk ketika membuka ponsel nya.
Ada pesan dari Yoongi yg sama sekali tidak ingin dia baca.
Sejak tinggal di kediaman keluarga Min Agil, setiap hari Yoongi akan mengajaknya makan siang bersama, bahkan pria itu akan langsung datang ke kantor jika ia menolak ajakan nya.

Menelungkup kan wajah di atas meja, tanpa berniat menyelesaikan pekerjaan yg masih menumpuk, Jimin mendongak saat ponselnya berdering.

Malas menerima panggilan dari laki-laki yg tadi pagi mencium nya itu, Jimin kembali larut dalam pikiran nya.
Mengabaikan dering ponsel yg berbunyi beberapa kali, ia lebih memilih memejamkan mata sampai ruangan nya kembali senyap dan layar ponselnya meredup.

Ketukan di pintu yg terdengar kemudian, membuat Jimin memperbaiki posisi duduknya.
Selepas menyandarkan punggung lelahnya di sandaran kursi, ia memperbolehkan orang yg ada di luar sana untuk masuk.

"Permisi, Kak.. ada tamu yg ingin bertemu." Wanita yg memakai rok pensil hitam sepanjang lutut dengan atasan blazer senada, menyampaikan maksud kedatangan nya di ruangan Jimin

"Dari perusahaan mana.?"

"Sepertinya tamu pribadi, kak."

Dari lelaki itu membentuk kerutan, ia tidak mempunyai banyak teman di jakarta, dan hampir tidak pernah menerima tamu selain urusan pekerjaan di kantornya.

"Suruh masuk"

"Baik, Kak."

Setelah sekretaris nya keluar dan menutup pintu, tidak lama berselang, pintu kembali terbuka dan menampilkan sesosok manusia yg sama sekali tidak ingin Jimin temui seumur hidupnya.




Sepuluh menit berlalu, Jimin dan tamu nya hanya duduk diam saling berhadapan disebuah cafe yg terletak di seberang kantor.
Sembari bersandar dan menyilangkan kedua tangan nya di dada, Jimin amati perempuan yg menunduk di hadapan nya.
Meskipun ini adalah kali ketiga ia melihatnya, tapi Jimin belum pernah memperhatikan nya sedetail sekarang.

Wajah kekasih suaminya itu sejak tadi hanya menunduk dengan tangan yg saling bertautan di atas paha.
Tanpa riasan yg berlebihan, hanya memakai bedak dan lipstik nude, yg membuat wajah Renjani tampak lugu dan polos.
Sangat berbeda dengan penampilan-penampilan perempuan bermake-up tebal, penggoda suami orang di luaran sana.

Walau memiliki keinginan yg kuat untuk menampar wajah perempuan yg duduk di seberang nya itu, nyatanya Jimin tetap mampu menahan nya.
Gemuruh di dada karena simpanan suami nya ini berani menemuinya pun, tetap tidak membuatnya kehilangan kendali.

"Saya akan pergi kalau anda tidak juga berbicara, saya tidak mau membuang waktu berharga saya untuk melihat anda yg hanya duduk diam dan menunduk seperti ini.!"

Pelan tapi tegas, kalimat tersebut meluncur lancar dari mulut seorang Park Jimin, tatapan datarnya masih terkunci pada sosok yg mendatangi nya di kantor dan meminta waktu untuk berbicara berdua.

THE REMAINING FEELING (YoonMin) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang