TRF: 12

976 155 47
                                    

Happy Reading




21 July, 2024






"Tapi takdir memang semisterius itu kan, Sayang.?" Yoongi mengatakan nya persis di belakang tengkuk sang suami, sampai lelaki itu bisa merasakan hangat hembusan napas nya

Jimin merinding ketika bibir pria itu memberikan kecupan-kecupan ringan di tengkuk, hingga merembet ke leher bagian samping.

Lalu tiba-tiba pemikiran tentang bibir itu yg juga mungkin pernah melakukan hal yg sama pada perempuan lain, memberi Jimin kekuatan untuk melepaskan pelukan nya dari Yoongi.

Kemudian berbalik dan menatap suaminya tajam. "Kamu juga melakukan hal ini pada perempuan itu.?" Sebenarnya sudah sejak lama ia ingin tahu sejauh apa hubungan Yoongi dengan simpanan nya, tapi ia terlalu takut jika kenyataan nya akan sama seperti yg ia pikirkan

Yoongi menggeleng tegas.
Demi tuhan, demi apapun, ia tidak pernah menyentuh Renjani berlebihan.
Ia sangat menghormati dan menjaga Marwah perempuan, jadi tidak mungkin baginya melakukan hal intim dengan seseorang yg bukan pasangan nya.
Yoongi mencoba menjelaskan perlahan agar suaminya percaya, ia khawatir jika lelaki itu berpikiran macam-macam yg malah akan menyakiti dirinya sendiri.

Dalam hati, Jimin merasa lega.
Meski tidak tahu yg Yoongi katakan itu jujur atau tidak, namun Jimin berusaha keras untuk percaya.

"Tapi kamu juga tidak pernah menyentuh ku, Padahal aku suami mu" Jimin lantas menanyakan sesuatu yg mengganjal di hatinya, bukan ia sangat ingin di sentuh, ia hanya ingin tahu alasan Yoongi yg sesungguhnya

Yoongi lantas mengikis jarak diantara keduanya.
Merengkuh kembali lelaki yg tingginya hampir sama itu kedalam dekapan nya.
Selagi mengusap punggung Jimin dengan lembut, ia menceritakan semua isi hatinya.

"Percayalah, dari awal aku sangat menyayangimu. Tapi rasa ingin melindungi Jani dan Naura membuatku harus membangun tembok tinggi diantara kita, karena pesonamu menarik ku terlalu kuat dan aku sangat takut jatuh ke dalam nya. Lalu ada satu hal yg tidak pernah kamu tau, terlalu keras aku menahan diri untuk tidak menyentuhmu. Karena aku pikir, kamu harus tetap utuh. Kamu harus tetap suci sampai saatnya aku harus melepaskan mu, tanpa aku tau itu justru menyakiti mu lebih dalam. Maafkan aku..."

Setelah mengambil jeda untuk membuang napas berat, Yoongi kembali merangkai kata tanpa melepaskan pelukan nya.

"Pagi itu, saat kamu melangkah keluar dari rumah kita. Ada setitik harapan yg menjalar di hatiku, meskipun nyeri karena menyakiti mu lebih mendominasi. Setiap hari aku menemui mereka karena mulai merasa ada hampa yg menyiksa, sampai takdir membuat kita kembali bersama melalui kondisi Cintya. Dari situlah aku sadar, aku menginginkan mu lebih dari siapapun yg aku inginkan." Yoongi menunduk, mengelus cincin yg ia pakai dengan ibu jari. "Bahkan cincin ini ngga pernah aku lepas dari hari pertama kamu memakaikan nya. Secara tidak sadar, dari awal aku memang menginginkan pernikahan ini"

Jimin tetap diam, benar-benar hanya diam.
Tubuhnya masih mencerna apa yg sedang ia rasakan.







"Ndang mulih, Nduk (cepat pulang nak)"

Jimin sedang memeriksa laporan penjualan saat ponselnya berdering dan menampilkan nama sang ibu di layarnya.
Perasaannya mendadak tidak enak, suara ibunya yg mengucap salam terdengar serak.
Benar saja, tanpa basa-basi, perempuan yg melahirkan nya dua puluh lima tahun silam itu memintanya untuk segera pulang.
Tak menjelaskan apa yg sebenarnya terjadi, beliau hanya menjelaskan kondisi kesehatan ayah nya sedang tidak baik.
Jimin di minta kembali ketempat kelahiran nya secepat mungkin.

THE REMAINING FEELING (YoonMin) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang