TRF: 16

903 161 60
                                    

Happy Reading





23 July, 2024




Ponsel malang itu masih meraung-raung diatas meja, tidak ada seorangpun yg berniat mengambilnya.
Masing-masing dari ketiga orang itu hanya diam di tempatnya, layar ponsel itu masih menyala, menampilkan gambar wajah perempuan muda yg tersenyum, memperlihatkan deretan gigi putih nya.

Panggilan dari aplikasi hijau belum berakhir meski terabaikan, si pemilik ponsel duduk menunduk, wajahnya berubah seputih kapas, beberapa bulir keringat terlihat mengaliri pelipisnya.
Mulutnya tampak komat-kamit merapalkan doa keselamatan, lantunan piano favorit nya kini terdengar seperti panggilan dari malaikat pencabut nyawa.

Ya Tuhan...
Kenapa ia begitu bodoh.? Belum juga mengganti nama kontak perempuan itu.
Sedangkan laki-laki yg duduk di seberangnya berkali-kali menghela napas berat.

Tiba-tiba suara mengerikan itu menghilang, layar ponsel lekas meredup, sang pemilik lega luar biasa.
Tubuhnya yg tadi menegang kaku, ia sandarkan ke kursi.
Hening..
Beberapa detik..
Baru sebentar napasnya kembali normal, sapaan malaikat maut kembali mengudara, ia melihat lagi keatas meja, raut wajah yg sama muncul lagi di layar handphone nya.
Keringat yg sudah di usapnya, kini kembali menetes lagi.

Kali ini, wajah Jimin tak sedatar tadi.
Ia menatap sang pemilik ponsel dengan mata memicing tajam.

"Angkat aja, Danu.." Perintahnya

Tangan Danu yg gemetaran terulur keatas meja untuk meraih ponselnya.
Saat benda pipih itu sudah berada di genggaman, ia menatap Yoongi meminta persetujuan.
Yoongi mengangguk, bukan lantaran ingin tahu alasan mantan kekasihnya menghubungi Danu, tapi lebih karena tidak ingin membuat Jimin merangkai prasangka buruk kepadanya.

"Loud speaker... Siapa tau ada yg sedang merindukan suaranya disini.!" Jimin mengatakan nya sembari melirik kearah Yoongi

Dengan tangan yg masih gemetaran, Danu mengusap layar ponselnya.

"Hallo Mas danu.."

Suara lembut perempuan itu terdengar serak.
Sekejap Jimin memejamkan mata, betapa janda muda itu berpengaruh besar dalam pengendalian emosinya.
Membuang napas kasar, lantas ia melirik Yoongi yg sangat tenang dalam duduknya.

"I-iya.. Mbak..." Jawab Danu terbata

Belum terdengar suaranya lagi, mungkin perempuan di seberang sana sedang merangkai kata.

"Mas... Apa mas Yoongi belum mau Nerima telepon dari saya.? Ada hal penting yg ingin saya bicarakan"

"Mbak Jani bisa bicara dengan saya, biar nanti saya yg sampaikan pada bapak"

"Apa mas Yoongi lagi sama mas Danu sekarang.?"

Pertanyaan perempuan itu di lontarkan dengan nada penuh harap.
Danu kebingungan, apakah dia harus menjawab dengan jujur atau tidak.? Danu kemudian melihat Jimin yg menganggukkan kepalanya, sedangkan Yoongi justru menggeleng.

Bagaimana ini.?

"Iya..." Danu lebih memilih menuruti Jimin, ia tidak mau mencari masalah dengan lelaki yg saat ini berdiri tegak di depan nya

THE REMAINING FEELING (YoonMin) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang