Malam hari di Pantai Gala

105 7 2
                                    

Suara tawa memecah keheningan pantai pada malam itu. Dinda dan teman-temannya memang sering sekali berkumpul disebuah warung di tepi pantai, Dinda memang perempuan yang cukup ceria dan senang berkumpul, bermain gitar dan bernyanyi-nyanyi bersama, karena memang itulah hiburannya.

"Eh gue punya games nih..." seru Dinda, Ia memang selalu membuat hidup suasana menjadi lebih ceria.
"Apa? Ga usah aneh-aneh ya lu" sahut dado sahabat kecilnya.
"Iya lu awas deh macen-macem ntar tiba-tiba kita jadi macan, kaya waktu itu kesurupan masal.." jawab Novi. Dan semua tertawa bersama.
"Hahaha tenang, gini gamesnya, nanti kita suit nih, yang menang ngasih tantangan ke yang kalah. Terus yg kalah nanti suit lagi sama yg lain, gitu terus... "
"Iya iya paham... gass"  Jawab Yoga

Lalu permainan pun dimulai... satu persatu mereka melakukan tantangan ringan dari teman-temannya, tawa canda selalu terdengar sangat seru ketika mereka berkumpul... lalu tibalah waktunya Dinda mendapat tantangan karena kalah.

"Naah... kalah lu hahaha" kata Dado dengan semangat..
"Yaa elah... jangan aneh-aneh ya"
"Tantangannya gampang, lu harus minta photo sama pengunjung disini, minimal 3 orang"
"Yah gue ga kenal, sama nelayan aja ya"
"Engga.. kalo nelayan sini ga seru, lu kenal semua, gue kasih waktu 10 menit"
Dinda langsung mengambil handphone dan berlari mencari pengunjung.
Pulau ini memang sering kedatangan pengunjung luar, tetapi dibatasi hanya beberapa orang saja. Karena ketua penduduk tidak ingin wilayahnya rusak oleh pengunjung.

—-

"Duh lupa, ini kan bukan musim libur, mana ada pengunjung disini..." gerutu Dinda sambil menyusuri pantai.

Lalu dia melihat beberapa orang duduk di tepi pantai, dan meminta photo dengan rasa malunya.

"Yes, tinggal satu lagi...mana ya, gelap banget lagi..." Ia berjalan sambil melihat hasil photonya.
BRUKKK.
Ia terjatuh karna kakinya tersandung  sebuah benda.

"Awwwh... duh... aapaan si tuh ngalangin jal..."
Kata-katanya berhenti ketika melihat sesosok pria duduk didepan mukanya.
"Lain kali, jalan jangan main Hp. Fokus... kaki saya ditabrak... lagi enak-enak selonjoran disini" kata Pria itu dengan nada datar tapi sedikit emosi.
"Ooh. Emm maaf ka... saya salah.. kaka pengunjung sini?" Tanpa menghiraukan omongan pria tersebut, Dinda langsung mengambil ponselnya.
"Maksud kamu?"
"Soalnya saya ga kenal, saya minta tolong ya, kita photo dulu, cheese.... Nah udah... makasi yaa..."

Pria tersebut tentu merasa aneh dan bingung, juga menahan rasa kesal karena sikap orang tersebut.
Dinda langsung beranjak sambil setengah berlari, walaupun kakinya sedikit pincang.
Sampai di bangku dimana teman-temannya sudah menunggu...

"Haiii... nih Do gue dapet"
"Tapi lu gagal, telat, gue mintanya 10 menit, ini lebih"
"Yaaah. Hargain dulu kenapa, ini kaki ampe pincang nih gara2 jatoh"
"Hehe yaudah mana sini gue liat"

Mereka bersama sama melihat hasil photo tersebut sambil bercanda-canda... sampai di photo terakhir...
"Ini mah bukan pengunjung kali, ini Ponakannya Bu Dewi..." Jawab Yoga.
"Hah?" Jawab  Dinda.
"Ia, dia itu kemaren baru kesini buat selesain skripsinya, gue yang jemput dia ke pelabuhan... sekalian anter Bu Dewi ke sebrang"
Jawab Yoga. Ayah yoga memiliki perahu cepat yang biasa mengantar jemput pengunjung.

"Ooh gue inget, asli orangnya nyebelin, gue tadi pagi biasa kan,  anterin jamu ke rumah Bu Dewi... terus yg nyaut dia... bukannya bilang makasi, ini malah ngebanting pintu.. dan gue jatoh nih gara-gara kaki dia selonjoran tengah jalan..."  sahut Dinda... namun ternyata pria tersebut mendengarnya, lalu Ia membeli minum diwarung tersebut... sontak Dinda merasa malu karna ucapannya.

"Ssshhh" kode Yoga

"Eh Ren, sini gabung..." ajak Yoga kepada Rendy setelag Ia membeli minum.
"Makasih Yoga, kayanya dia masih butuh ngomongin saya, pamit duluan ya" Senyum Rendy terpaksa kepada Yoga sambil berjalan ke arah rumah Bu Dewi..

Dinda sedari tadi hanya menundukkan kepala saja karena malu.
"Haduuh" gerutu Dinda sambil menepuk jidat.
Dan teman-temannya hanya menertawai keadaan Dinda...

***

Belum mulaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang