Tepat setelah menerima telepon dari orang asing yang menggunakan ponsel Galaksi, Shilla langsung segera menemui orang itu, mengambil ponsel Galaksi, dan bertanya ke mana pemiliknya saat ini.
Menurut keterangan pria paruh baya yang menemukan ponsel Galaksi, kemungkinan pemilik ponsel itu berada di rumah sakit terdekat. Pria paruh baya yang merupakan pedagang kaki lima itu juga menjelaskan bahwa sekitar pukul tujuh terjadi kecelakaan antara motor dan mobil. Pria paruh baya itu tidak melihat persis orang yang kecelakaan tetapi dia dititipkan ponsel oleh salah satu pengendara yang sempat membantu korban kecelakaan. Karena tidak tenang menyimpan barang orang lain, akhirnya pria paruh baya itu memutuskan menghubungi siapapun dari ponsel itu dan kebetulan ada nama Shilla berada di sana.
Pikiran Shilla berkecamuk memikirkan segala kemungkinan. Dia seolah ditarik kembali ke masa lalu, memikirkan tujuan awal dia mendekati Galaksi adalah untuk melindunginya supaya dia tidak kembali menyesal seperti 10 tahun yang lalu. Namun, Shilla sempat lupa karena fokusnya terbagi dengan hal lain, termasuk masalah yang baru-baru ini menimpanya.
Kaki Shilla rasanya lemas, tetapi dia memaksakan diri untuk melangkah menuju tempat layanan informasi yang terletak di lobi utama rumah sakit. Keringat dingin membasahi pelipis dan telapak tangannya kala Shilla bertanya keberadaan Galaksi kepada petugas di bagian layanan informasi.
Namun, nihil. Tidak ada informasi tentang pasien kecelakaan bernama Galaksi Andromeda Sakti. Kaki Shilla rasanya semakin lemas. Apakah Galaksi dibawa ke rumah sakit lain? Padahal rumah sakit yang dia kunjungi sekarang adalah rumah sakit terdekat dari lokasi kecelakaan.
Dengan perasaan takut, Shilla pun berbalik untuk keluar dari rumah sakit. Dia berniat mencari Galaksi di rumah sakit yang letaknya tidak jauh dari lokasinya saat ini. Namun, tak bisa dipungkiri, perasaan takut, panik, dan tegang yang menyerang Shilla secara mendadak itu membuat dadanya terasa sesak, tubuhnya gemetar, dan denyut jantungnya meningkat.
Pada akhirnya, tubuh Shilla tidak lagi bisa lagi bertahan. Dia nyaris jatuh jika saja tidak ada seseorang yang menahan tubuhnya.
“Shil, lo sakit?” tanya seseorang yang suaranya begitu familiar di telinga Shilla. Air mata Shilla pun tumpah begitu melihat seseorang yang dia khawatirkan kini berada di hadapannya.
“Galaksi,” lirih Shilla. Dia pun tidak bisa lagi menahan tangisnya.
Bingung dengan keadaan Shilla yang tiba-tiba menangis dan tampak tidak baik-baik saja, Galaksi pun mengajak Shilla duduk di kursi yang berada di sekitar lobi. Setelah Shilla sudah cukup tenang, Shilla memberikan ponsel Galaksi yang sejak tadi berada dalam genggamannya.
“Ada orang yang nelepon gue pake HP lo. Terus dia bilang ini kayaknya punya orang yang kecelakaan tadi pagi,” jelas Shilla. Dia menarik napas panjang sebelum kembali melanjutkan. “Gue pikir lo kecelakaan karena lo nggak datang selama berjam-jam.”
Shilla menatap Galaksi dari atas ke bawah. Kondisi cowok itu bisa dibilang baik-baik saja. “Syukurlah kalo lo baik-baik aja. Tapi, kenapa lo bisa ada di sini dan HP lo jatuh?”
KAMU SEDANG MEMBACA
I(A)MPERFECT (END)
Teen FictionShilla Agista Florentina dan Galaksi Andromeda Sakti adalah dua siswa dengan reputasi sempurna di sekolah mereka. Namun, keduanya memiliki sisi gelap yang tidak diketahui orang lain. Shilla memiliki kemampuan melihat masa depan yang membuatnya meras...