“Halo! Namaku Galaksi Andlomeda Sakti. Ibu dan ayahku biasa panggil aku Galaksi. Umulku tujuh tahun. Cita-citaku menjadi doktel sepelti ibu dan ayah,” ujar anak laki-laki berumur tujuh tahun yang sedang memperkenalkan diri di depan kelas ketika tahun ajaran baru kembali dimulai hari itu. Meskipun berbicara dengan pelafalan huruf R yang masih belum sempurna, dia tampak percaya diri.
Galaksi Andromeda Sakti. Sepuluh tahun yang lalu adalah sosok yang ceria, cerewet, dan ekspresif. Dia tumbuh di lingkungan keluarga yang harmonis. Meskipun orang tuanya sibuk, Galaksi sama sekali tidak kekurangan kasih sayang.
Sejak kecil, Galaksi selalu mengagumi ibu dan ayahnya. Di mata Galaksi, mereka selalu luar biasa dengan jas putihnya. Ibu dan ayahnya adalah dunia sekaligus inspirasinya. Melihat mereka yang selalu menolong orang sakit dan membantunya sembuh membuat Galaksi memiliki cita-cita yang sama dengan mereka.
“Ibu, ayah. Gimana calanya ibu dan ayah bisa jadi doktel?” tanya Galaksi kala itu setelah menceritakan bahwa dia bercita-cita menjadi dokter karena terinspirasi dari ayah dan ibunya.
“Hm, kalau Galaksi mau jadi dokter, Galaksi harus rajin belajar,” ujar ayahnya. “Iya, kan?”
Ibunya Galaksi menyetujui. “Nah, betul kata ayahmu. Kalau kamu rajin belajar, nanti kamu akan pintar, terus kalau udah besar bisa jadi dokter deh kayak ayah dan ibu.”
“Wah! Kalau gitu mulai sekalang aku mau lajin belajal!”
Sejak saat itulah Galaksi selalu rajin belajar. Keinginan Galaksi juga sangat didukung oleh orang tuanya. Mereka bahkan merasa bangga karena Galaksi tumbuh dengan baik. Setiap weekend, mereka akan mengajak Galaksi bermain ke perpustakaan atau menghadiahkan buku-buku. Kebiasaan itu juga yang membuat Galaksi tumbuh menjadi sosok yang genius.
Hidup Galaksi sempurna. Sangat sempurna.
Namun, suatu hari ibu dan ayahnya mulai tidak pulang tepat waktu sehingga membuatnya makan malam sendirian. Ibu dan ayahnya pun mengatakan kalau mereka sangat sibuk di rumah sakit.
Galaksi mengira, mungkin sekali dua kali saja. Ibu dan ayahnya pasti akan kembali pulang tepat waktu. Namun, semakin lama, mereka semakin pulang larut malam. Bahkan ketika akhir pekan, tidak ada lagi hadiah buku baru dan mereka tidak lagi rutin mengajaknya ke perpustakaan.
Semua rutinitas hariannya bersama orang tuanya seolah lenyap begitu saja. Orang tuanya yang terlalu sibuk bahkan tidak lagi sempat mengantar dan menjemputnya ke sekolah.
Galaksi mencoba memahami sendiri kalau pekerjaan orang tuanya sangat penting sehingga dia harus mengerti. Namun, saat itu Galaksi hanyalah anak kecil berumur 7 tahun. Tidak bisa dipungkiri Galaksi kecil terkadang merasa iri dengan teman-teman sebayanya yang selalu diantar dan dijemput ke sekolah oleh orang tuanya.
Maka dari itu, dia mencoba berbicara dengan orang tuanya. Suatu hari, dia sengaja menahan kantuknya demi bisa bertemu dengan orang tuanya yang pulang kerja larut malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
I(A)MPERFECT (END)
Ficção AdolescenteShilla Agista Florentina dan Galaksi Andromeda Sakti adalah dua siswa dengan reputasi sempurna di sekolah mereka. Namun, keduanya memiliki sisi gelap yang tidak diketahui orang lain. Shilla memiliki kemampuan melihat masa depan yang membuatnya meras...