Masalah di sekolah sudah usai. Setelah kebenaran itu terungkap, Laura mendapatkan sanksi baik dari klub sains, guru BK, bahkan sanksi sosial. Tidak hanya Laura, Fina dan Geisha yang menjadi teman terdekat sekaligus kaki tangan Laura dalam segala tindakan buruknya ikut mendapatkan sanksi.
Shilla tidak terlalu mempedulikan apa yang terjadi pada Laura. Hal terpenting saat ini adalah fokus belajar untuk menggapai tujuannya.
Sesekali Shilla masih memikirkan soal kemampuannya yang tidak bekerja pada Galaksi. Pertanyaan tentang apakah Galaksi benar-benar tidak memiliki masa depan dan apakah akan terjadi hal yang membahayakan Galaksi hingga mengancam nyawanya, hingga saat ini masih belum terjawab.
Omong-omong tentang Galaksi, Shilla sungguh merasa berterima kasih kepadanya, juga kepada Aruna dan Keanu. Berkat bantuan mereka, Shilla bebas dari tuduhan-tuduhan itu. Sejak saat itu juga, Shilla dan dua sahabatnya, Rhea dan June, bahkan menjadi lebih dekat dengan mereka. Terbukti saat istirahat hari ini mereka duduk berkumpul di meja yang sama.
“UTS susulan lo udah kelar semua?” tanya Aruna pada Galaksi yang sedang menyuapkan bakso ke mulutnya.
Galaksi mengangguk. “Kenapa?”
“Gapapa, sih. Cuma … berhubung ‘banyak banget hal’ terjadi akhir-akhir ini, sebelum kita fokus belajar lagi, gimana kalo kita main? Healing lah biar nggak stres,” usul Aruna.
“Mwain? Mwain kwe mwana?” June bertanya dengan mulut penuh.
“Telen dulu napa! Muncrat nih!” seru Rhea sambil memukul pundak June, kesal karena tangannya terkena cipratan air liur June.
“Ke gunung. Kita kemah, nginep satu malem aja. Gimana?”
“Ayo!” seru Keanu bersemangat mendengar rencana itu. “Kapan?”
“Berangkat sabtu pagi, pulang minggu siang atau sore sih. Nggak mungkin juga ‘kan gue ngajak sobat ambis ini bolos sekolah?” Aruna terkekeh menatap Galaksi dan Shilla secara bergantian.
“Sabtu ini?” tanya Shilla memastikan, mengingat hari ini adalah hari rabu.
“Yups.”
Menyadari Shilla yang tampak bimbang, Rhea pun berbisik pada Shilla.
“Kenapa, Shil? Ada masalah?”
Shilla menghela napas. Sebenarnya tidak bisa disebut sebagai masalah. Hanya saja dia akan keluar rumah, menginap semalam di luar, tentu dia perlu izin kepada mama dan ayahnya. Namun, hingga saat ini, Shilla masih belum bicara lagi dengan mama-nya. Mama dan ayahnya juga cukup sibuk, mereka pulang ketika Shilla sudah tidur.
“Shil?” tanya Rhea, menarik Shilla dari lamunan singkatnya.
“Eh, nggak. Gapapa,” ucapnya, berbohong.
***
Shilla cukup terkejut saat dia tiba di depan rumahnya sekitar pukul tujuh malam, lampu-lampu di rumah sudah menyala. Itu berarti, orang tuanya sudah pulang kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
I(A)MPERFECT (END)
Ficção AdolescenteShilla Agista Florentina dan Galaksi Andromeda Sakti adalah dua siswa dengan reputasi sempurna di sekolah mereka. Namun, keduanya memiliki sisi gelap yang tidak diketahui orang lain. Shilla memiliki kemampuan melihat masa depan yang membuatnya meras...