Semuanya terjadi begitu cepat.
Begitu Shilla menemukan Galaksi dalam kondisi tidak sadarkan diri dengan tubuh yang penuh luka, Shilla segera menelepon ambulans dan Keanu untuk mengabarkan kondisi Galaksi pada pamannya.
Ambulans datang bersama dengan Keanu, Aruna, dan seseorang yang memakai pakaian khas seorang dokter. Galaksi langsung diberikan pertolongan pertama dan mendapatkan perawatan lebih lanjut begitu tiba di rumah sakit.
Kaki Shilla rasanya sudah tidak dapat menopang lagi tubuhnya. Dia pun duduk di depan ruangan tempat Galaksi dirawat. Keringat dingin membasahi pelipis dan telapak tangannya. Dadanya sempat terasa sesak, tetapi sebelum ke rumah sakit Rhea dan June membantunya meminum obat yang biasa dia minum kala anxiety-nya kambuh.
Shilla, Rhea, June, Aruna dan Keanu menunggu di depan unit gawat darurat dengan hati gelisah. Aruna dan Keanu bahkan menyalahkan diri mereka sendiri karena terlambat mengetahui bahwa selama Galaksi menghilang, temannya sedang tidak baik-baik saja.
“Kalian tahu? Gue ngerasa gagal sebagai seorang yang ngaku temen deketnya,” ujar Keanu seraya mengusap wajahnya dengan gerakan frustrasi. “Gue bahkan nggak tahu selama ini Galaksi–”
Keanu tidak sanggup melanjutkan ucapannya. Aruna yang di sampingnya merangkulnya dan menepuk-nepuk bahunya untuk menenangkannya.
Keadaan Shilla juga tidak jauh berbeda dengan Keanu. Lidahnya terasa kelu, untuk mengucapkan sepatah katapun rasanya dia tak mampu. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya tadi. Selain kondisi Galaksi yang mengenaskan, seorang wanita dengan sorot mata kosong, berpakaian putih, berambut panjang, tangan serta wajah penuh darah juga membuat Shilla syok terlebih lagi ketika mengetahui bahwa wanita yang menyakiti Galaksi itu adalah ibu kandungnya.
Ketika masih berusaha menenangkan diri, Shilla sempat melihat wanita itu dibawa oleh orang-orang yang berpakaian khas tenaga medis. Entah apa yang terjadi pada wanita itu dan entah bagaimana Galaksi bertahan tinggal bertahun-tahun bersama wanita itu?
Ada banyak sekali hal yang berkeliaran di kepala Shilla. Termasuk kondisi Galaksi saat ini. Bagaimana jadinya jika tadi dia tidak datang ke rumahnya? Apakah ini yang menjadi penyebab Galaksi tidak memiliki masa depan seperti dugaan Shilla ketika gadis itu tidak bisa melihat masa depan saat menyentuh tangannya?
Berbagai pertanyaan yang belum terjawab itu seketika Shilla lupakan ketika seorang dokter keluar dari ruang di mana Galaksi dirawat. Mereka yang semula duduk, segera berdiri dan menghampiri dokter tersebut.
“Galaksi baik-baik saja. Syukurlah, terlambat sedikit saja saya tidak yakin dia bisa selamat atau tidak. Terima kasih, ya,” ucap dokter itu. Dia membuka maskernya dan menatap satu per satu teman-teman Galaksi. Melihat wajahnya, rasanya Shilla tidak asing. Dia seperti pernah melihat Galaksi bersamanya.
“Oh, ya. Saya Bagas, pamannya Galaksi,” ucapnya, menjelaskan singkat hubungan dia dan Galaksi.
Shilla pun teringat. Hari di mana dia mengikuti Galaksi diam-diam ke rumah sakit dan memergoki Galaksi nyaris melompat dari atap rumah sakit, Shilla sempat melihat Galaksi mengobrol dengan seorang dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
I(A)MPERFECT (END)
Teen FictionShilla Agista Florentina dan Galaksi Andromeda Sakti adalah dua siswa dengan reputasi sempurna di sekolah mereka. Namun, keduanya memiliki sisi gelap yang tidak diketahui orang lain. Shilla memiliki kemampuan melihat masa depan yang membuatnya meras...