I(A)MPERFECT | 1. PARADOKS KEBAHAGIAAN

65 10 9
                                    

Senin kali ini menjadi lebih mendebarkan bagi Shilla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senin kali ini menjadi lebih mendebarkan bagi Shilla. Selain karena dia habis lari-lari masuk ke sekolah karena gerbangnya nyaris ditutup, hari ini juga menjadi hari pertama masuk sekolah di semester kelima. Artinya apa? Ya, ini hari pertama masuk sekolah akan menjadi hari di mana peringkat paralel diumumkan setelah upacara bendera. Tidak hanya mereka yang berhasil meraih 3 besar peringkat paralel per jurusan, siswa siswi yang berprestasi di bidang akademik lainnya ataupun di bidang non-akademik akan dipanggil ke depan dan mendapatkan reward dari pihak sekolah.

SMA Garda Citya selalu memiliki sistem seperti itu. Prestasi yang diraih selama satu semester ke belakang tidak diumumkan pada akhir semester menjelang liburan. Justru prestasi tersebut diumumkan saat hari pertama sekolah di awal semester yang baru supaya memberikan semangat baru bagi siswa siswinya. Oleh karena itu, hari ini menjadi hari yang sangat mendebarkan bagi Shilla.

Apakah Shilla masih mampu bertahan di peringkat 1 paralel jurusan IPA? Atau justru sebaliknya?

Apapun itu hasilnya, Shilla merasa dia sudah melakukan yang terbaik di semester 4. Namun, kalau boleh berharap, tentu saja Shilla ingin tetap bertahan di peringkat 1. 

Shilla bergegas masuk ke kelas 12 IPA 3. Memasuki kelas itu, Shilla menghela napas. 

Tidak disangka. Tiba-tiba saja Shilla sudah kelas 12, padahal dia merasa baru kemarin mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), dikerjai kakak kelas sampai rasanya ingin mengamuk, dan dihebohkan dengan kasus kesurupan saat sesi jerit malam.

“Shilla! Sini, sini!” seru Rhea Zeleina, sahabat Shilla sejak kelas 10. Dia duduk di salah satu kursi jajaran paling depan dan menepuk kursi di sebelahnya.

Shilla tersenyum. Beruntung sekali Rhea datang lebih awal sehingga mendapatkan kursi paling depan, dekat dengan papan tulis. Bagi Shilla duduk di bangku paling depan yang strategis itu menguntungkan, dia tidak harus memanjangkan lehernya karena tulisan di papan tulis terhalang kepala orang lain.

“Asik! Thank you, Rhea,” ujar Shilla seraya duduk di sebelah Rhea dan menyimpan tasnya.

My pleasure,” sahut Rhea girang. “Tapi, pulang sekolah jadi, kan?” 

Shilla berpikir sejenak apa maksud Rhea. Setelah menangkap apa maksudnya, dia segera mengangguk. “Ayo!”

Senyum di wajah Rhea semakin lebar. Shilla sampai bergidik ngeri karena senyum Rhea malah terlihat seperti senyum joker.

“WOI SIAP-SIAP UPACARA!” teriak June menggelengar. Rhea dan Shilla pun beranjak dari kelas setelah mempersiapkan atribut upacara yang harus dikenakan kemudian bergabung bersama June yang menunggu di luar kelas.

“Wuidih, nanti ada yang dipanggil dong ke depan. Ekhem ekhem.” Rhea kemudian menirukan suara Bu Nina, guru BK yang selalu bertugas menjadi orang yang mengumumkan prestasi setiap hari pertama sekolah. “Juara 1 lomba main bekel tingkat nasional atas nama June Adyatama!”

I(A)MPERFECT (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang