Shilla berdiri di depan gedung les seraya memainkan kerikil dengan kaki kanannya sementara kedua tangannya memegang tali tasnya yang berwarna cream. Mungkin terhitung setiap satu menit kepalanya akan menoleh ke arah pintu masuk dan keluar untuk memastikan orang yang dia tunggu keluar dari gedung itu. Ini sudah kelima kalinya Shilla menolehkan kepala ke arah sana tetapi sosok yang dinantikan belum juga menunjukkan batang hidungnya.
Akhirnya ketika Shilla menoleh untuk yang keenam kalinya, gadis itu tersenyum cerah. Sosok yang dia tunggu sedang berjalan keluar gedung. Shilla langsung berlari kecil dan menghampirinya.
Saat bertemu Galaksi di depan ruang Miss Vira, seketika Shilla teringat dengan perkataan June semalam. Setidaknya kalau benar penyebab Galaksi meninggal itu karena dia sakit dan Shilla tidak bisa melakukan apa-apa, selama sisa hidupnya, Shilla mungkin bisa bersikap lebih baik padanya. Jadi, itulah yang membuatnya menunggu Galaksi dan muncul di hadapannya.
“Halo, Galaksi!” sapa Shilla. Galaksi hanya menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi. Merasa Galaksi tidak akan menjawab sapaannya, Shilla bicara lagi.
“Gue nggak nyangka, lho, kita ketemu di sini. Ternyata selama ini lo les di Ace Academy, ya? Gue juga sebenarnya pernah les di sini waktu SMP cuma sempet pindah, tapi akhirnya balik lagi deh. Hehe.” Shilla memalingkan wajahnya sejenak dan meringis.
“Sumpah, kok gue jadi oversharing gini dah,” gumamnya.
“Oh, iya. Waktu pulang sekolah kemarin, gue belum sempat bilang makasih sama lo. Makasih, ya. Kayaknya kalau nggak ada lo, gue udah ketabrak,” ujar Shilla seraya berjalan cepat di samping Galaksi yang langkahnya begitu lebar.
Galaksi sudah sampai di parkiran dengan Shilla yang terus mengikutinya dari tadi. Maka, karena dirasa mereka akan berpisah di sini, Galaksi pun bertanya, “Ada lagi yang mau lo sampein?”
Shilla yang dari tadi sibuk mengoceh baru sadar dia sudah mengikuti Galaksi sampai ke tempat motornya terparkir. Harusnya sudah cukup, Shilla juga harus segera pulang. Namun, entah mengapa ucapan June tiba-tiba terputar kembali dalam otaknya seperti kaset yang rusak.
“Bae bae aja lo sama Galaksi, Shil. Jangan lo judesin dia mulu. Paling enggak mulai sekarang kita bersikap lebih baik aja sama dia.”
“Ehm … itu.” Shilla menggigit bibir bawahnya. Kebiasaannya saat bingung ataupun gugup. Sampai akhirnya dia merasa ada bohlam yang keluar dari kepalanya, dia menemukan ide yang cemerlang!
Ya, kalaupun Shilla sulit menyelamatkan Galaksi dari penyakit, maka Shilla akan mulai bersikap baik padanya. Jadi, Shilla pun berkata, “Kalau lo ada waktu, gue mau traktir lo sebagai tanda terima kasih gue. Gimana?”
Galaksi menatap Shilla sejenak kemudian memilih beranjak dari tempat dia berdiri untuk menuju motornya. “Gue sibuk.”
“Nggak mau ya?” tanya Shilla. “Padahal kita udah belajar di sekolah selama enam jam, dilanjut les tiga jam, belum nanti pulangnya harus belajar mandiri ‘kan? Lo nggak laper apa? Meskipun sibuk kita tuh nggak boleh telat makan nanti–”
KAMU SEDANG MEMBACA
I(A)MPERFECT (END)
Novela JuvenilShilla Agista Florentina dan Galaksi Andromeda Sakti adalah dua siswa dengan reputasi sempurna di sekolah mereka. Namun, keduanya memiliki sisi gelap yang tidak diketahui orang lain. Shilla memiliki kemampuan melihat masa depan yang membuatnya meras...