Kembali memiliki hubungan yang baik dengan mama-nya membuat Shilla mudah mendapatkan izin untuk pergi berkemah pada hari Sabtu.
“Sama siapa aja perginya?” tanya Mama ketika mereka sedang sarapan bersama pada Kamis pagi.
“Rhea, June. Mama tahu ‘kan itu temen sekelasku. Terus sama Galaksi, Aruna, Keanu,” ucap Shilla, menyebut satu per satu nama teman-temannya.
Kening Mama berkerut mendengar tiga nama asing itu. “Siapa tiga orang itu?”
“Oh, itu. Galaksi anak IPA 1, dia yang ranking paralel pertama pas semester empat. Kalau Aruna sama Keanu, mereka temen Galaksi. Mereka juga bantuin aku nyelesain masalah itu,” jelas Shilla apa adanya. Mama mengangguk-angguk kemudian mengizinkan dengan mudahnya asalkan Shilla berhati-hati dan mengabari keluarga selama berada di sana.
Karena hal itulah, pagi ini Shilla telah berkumpul dengan teman-temannya untuk berangkat menuju lokasi perkemahan. Segala perlengkapan telah disiapkan sejak kemarin. Shilla menyiapkan perlengkapan berkemahnya dengan sangat antusias dan bersemangat. Pagi ini juga wajahnya begitu berseri-seri.
Mereka berangkat menggunakan mobil milik keluarga Aruna. Setelah menghabiskan waktu cukup lama di dalam mobil dengan suara nyanyian sumbang June, akhirnya mereka tiba di lokasi tujuan. Namun, mereka tidak serta merta langsung mendirikan tenda di sana.
Sesuai arahan Aruna, mereka perlu berjalan beberapa ratus meter untuk sampai di bumi perkemahan. Lokasi perkemahan sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempat mobil yang mereka tumpangi berhenti. Namun, karena jalannya cukup berbatu, menanjak, ditambah mereka membawa tas serta barang-barang berat, rasanya perjalanan singkat itu terasa begitu panjang dan sangat melelahkan.
“Huah. Nyampe juga. Lutut gue mau copot, bahu gue mati rasa,” keluh June saat tiba di bumi perkemahan. Dia langsung menaruh tas punggungnya dan melemparkan dirinya ke hamparan rumput, berbaring dengan keringat bercucuran dan deru napas yang tidak beraturan.
Shilla sadar, dia remaja jompo yang jarang olahraga seperti June. Makanya, begitu tiba di lokasi, Shilla menaruh tasnya dan duduk di atas rumput.
“Kakinya lurusin, jangan ditekuk,” ucap Galaksi yang entah sejak kapan duduk di samping Shilla. Shilla tidak menyadarinya karena sibuk mengatur napasnya yang tersengal-sengal.
Shilla mengikuti saran Galaksi. Dia duduk dengan meluruskan kakinya. Setelah meredakan dahaga dan laparnya, mereka kemudian bahu-membahu membangun tenda.
Mereka mendirikan tiga tenda dengan satu tenda diisi oleh dua orang. Tentu saja Shilla satu tenda dengan Rhea, Galaksi dengan Aruna, sedangkan Keanu dengan June.
“Pegang yang bener dong Jun! Tendanya jadi nggak tegak gini, jelek.” Keanu yang kesabarannya setipis tisu, berhadapan dengan June si remaja jompo yang sering mengeluh dan membual.
“Gue udah bener anjir. Lo aturan tinggal matok doang dari tadi nggak kelar-kelar. Buruan dah, gue capek dari tadi naik gunung, mana jalannya berbatu, nanjak, bawa tas segede gaban dan seberat beban hidup. Lihat noh, tendanya si Galaksi udah berdiri dari zaman Firaun dan lo masih matok? Astaga.”
KAMU SEDANG MEMBACA
I(A)MPERFECT (END)
Fiksi RemajaShilla Agista Florentina dan Galaksi Andromeda Sakti adalah dua siswa dengan reputasi sempurna di sekolah mereka. Namun, keduanya memiliki sisi gelap yang tidak diketahui orang lain. Shilla memiliki kemampuan melihat masa depan yang membuatnya meras...