34

172 28 4
                                    

Hongjoong berjalan menyusuri jalan setapak menuju pusat konseling di pinggiran kota. Langit mendung menggantung rendah, mencerminkan suasana hatinya yang kelabu. Saat ia tiba, seorang konselor dengan senyum ramah menyambutnya.

"Selamat pagi, Hongjoong. Silakan masuk," kata konselor tersebut, membuka pintu ruangannya.

"Selamat pagi," balas Hongjoong dengan suara pelan, melangkah masuk dan duduk di kursi yang telah disiapkan.

"Saya Kim Namjoon, kamu bisa panggil pak Kim, dan saya akan membantu kamu selama proses rehabilitasi ini. Kita akan fokus pada pengendalian diri dan pengelolaan elemen bayanganmu. Bagaimana perasaanmu hari ini?"

Hongjoong menghela napas berat. "Saya merasa sangat bersalah dan menyesal atas apa yang telah saya lakukan. Saya hanya ingin memperbaiki kesalahan saya."

Pak Kim mengangguk. "Itu langkah awal yang baik, Hongjoong. Mengakui kesalahan adalah bagian penting dari proses ini. Selama beberapa minggu ke depan, kita akan bekerja sama untuk membantu kamu mengendalikan elemen bayanganmu dan menemukan cara untuk menyalurkannya secara positif."

...

Hari-hari berlalu dengan cepat. Hongjoong menghadiri sesi konseling harian, melakukan meditasi, dan mengikuti latihan pengendalian elemen di bawah pengawasan Pak Kim. Selain itu, ia juga menjalani tugas-tugas pelayanan masyarakat.

Suatu pagi, Hongjoong tiba di sebuah panti asuhan untuk menjalani salah satu tugasnya. Ia disambut oleh seorang pengasuh yang memintanya membantu membersihkan halaman dan bermain dengan anak-anak.

Saat ia mengumpulkan daun-daun kering, seorang anak kecil mendekatinya dengan penasaran.

"Kakak, apa yang sedang Kakak lakukan di sini?"

Hongjoong tersenyum. "Kakak sedang menjalani hukuman. Tapi, Kakak senang bisa membantu di sini."

Anak itu menatapnya dengan mata besar penuh rasa ingin tahu. "Kakak kenapa dihukum?"

Hongjoong terdiam sejenak sebelum menjawab dengan jujur. "Kakak membuat kesalahan besar dan menyakiti seseorang yang sangat Kakak cintai. Sekarang, Kakak harus memperbaikinya."

Anak laki-laki itu mengangguk dengan bijak. "Kakak pasti bisa memperbaikinya. Anak-anak di sini juga sering membuat kesalahan, tapi kami selalu belajar dan tidak mengulang lagi."

Kata-kata sederhana itu menyentuh hati Hongjoong.

"Terima kasih. Kakak akan berusaha sebaik mungkin," balas Hongjoong dengan kekehan pelan.

Hari berikutnya, Hongjoong kembali ke akademi untuk pelatihan pengendalian elemen dengan Profesor Siwon. Di ruangan latihan yang luas, Profesor Siwon menatapnya dengan serius.

"Hongjoong, hari ini kita akan mencoba latihan baru. Fokuskan energi bayanganmu dan coba untuk mengendalikannya tanpa membiarkannya mengambil alih dirimu."

Hongjoong mengangguk dan memusatkan perhatiannya. Ia merasakan aliran energi bayangan dalam tubuhnya, mencoba mengendalikannya dengan hati-hati. Selama latihan, ia terus-menerus diingatkan oleh kata-kata Profesor Siwon.

"Jangan takut pada kekuatanmu, tapi pelajari untuk menghormatinya. Kekuatan yang besar membutuhkan tanggung jawab yang besar."

Setelah beberapa jam latihan yang intens, Hongjoong duduk kelelahan namun merasa sedikit lebih percaya diri.

Magic School Academy [ Ateez BxB ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang