40

222 25 4
                                    

Dengan langkah terseok, Hongjoong memegang perutnya yang berdarah, bergerak menuju sebuah danau yang tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan langkah terseok, Hongjoong memegang perutnya yang berdarah, bergerak menuju sebuah danau yang tenang. Meskipun tidak terlalu besar, danau itu dalam, dengan air yang jernih memantulkan sinar bulan yang pucat.

Hongjoong berjuang untuk tetap tegak saat darahnya terus mengalir, meninggalkan jejak merah di tanah yang ia pijak.

Sesampainya di tepi danau, ia duduk dengan posisi bersandar miring, ditopang oleh siku kanannya. Napasnya terengah-engah, setiap tarikan terasa seperti pisau yang menusuk paru-parunya.

Dengan tangan gemetar, Hongjoong menciduk air dan membasuh lukanya, meringis kesakitan setiap kali air menyentuh daging yang terkoyak.

Sementara ia mencoba membersihkan darah dari lukanya, tiba-tiba permukaan air di depannya beriak, dan sesosok kepala muncul dari dalam air.

Seonghwa...

Wajahnya pucat namun bercahaya dalam pantulan sinar bulan. Ekor birunya yang indah tampak berkilauan di bawah air, melambai lembut seperti sutra dihembus angin.

Hongjoong menatap Seonghwa dengan mata yang dipenuhi kelelahan dan kepedihan.

"Sayang..." bisiknya, suaranya nyaris tenggelam dalam malam yang sunyi.

Seonghwa hanya diam memandangnya.

Ekornya berayun pelan di air, menciptakan riak-riak kecil yang seolah menari mengikuti irama tenang malam itu.

Seonghwa memandang luka di perut Hongjoong, lalu kembali menatap matanya dalam-dalam, seakan mencoba menyampaikan sesuatu tanpa kata-kata. Hongjoong merasa beban di hatinya semakin berat, seolah-olah ada sesuatu yang harus ia ungkapkan.

"Seonghwa..." Hongjoong membuka suara lagi, kali ini lebih kuat meski tetap bergetar.

"Aku... aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf atas semua yang telah terjadi. Aku kehilangan kendali..."

Seonghwa mendekatkan wajahnya ke wajah Hongjoong, menunggu kata-kata yang belum tersampaikan. Matanya yang bening memancarkan kelembutan dan kasih yang tulus.

Hongjoong menunduk, air matanya mulai mengalir, bercampur dengan darah dan keringat di wajahnya.

"Kau sangat cantik, sayang. Aku minta maaf karena menjadikanmu pelampiasan elemenku yang tak terkendali. Aku minta maaf karena tidak selalu bisa melindungimu... karena membuatmu terluka... Aku sangat menyesal, Seonghwa."

Seonghwa tetap diam, matanya masih terfokus pada Hongjoong, penuh dengan kasih sayang dan kesabaran. Setiap gerakannya tampak begitu anggun, menenangkan jiwa Hongjoong yang sedang kalut.

"Aku... aku mencintaimu, Seonghwa. Aku mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini. Jika kau merasa aku layak dihukum atas kesalahan-kesalahanku, maka lakukanlah. Aku pasrah pada keputusanmu," kata Hongjoong dengan suara bergetar, menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada kekasihnya.

Magic School Academy [ Ateez BxB ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang