39

199 24 7
                                    

"Pilar elemen, kita harus bersatu menyerangnya sekarang juga!" Mingi berteriak dengan suara raksasanya. suaranya menggema seperti gemuruh guntur yang mengguncang bumi.

Para pilar elemen segera mengeluarkan kekuatan mereka.

Felix, dengan elemen esnya, matanya berkilau seperti kristal saat ia mengarahkan kekuatan dinginnya. Dengan gerakan tangan yang anggun, ia mengarahkan kekuatan dinginnya ke arah Umbra. Udara di sekitarnya membeku, seolah merespon kemarahan yang mendidih di dalam dirinya.

"Ini untuk semua yang telah kau hancurkan," ujarnya dengan suara penuh dendam.

Seonghwa mengarahkan tombaknya ke laut, Air di bawahnya bergolak, lalu terangkat ke udara, membentuk pedang-pedang air yang berkilauan. Seonghwa mengarahkan pedang-pedang air itu ke Umbra, mengiris kegelapan seperti cahaya menembus malam.

San, dengan tubuh penuh kobaran api, menjulurkan kedua tangannya, dan lahar panas mendidih keluar dari setiap pori-porinya, merembes dari dalam tanah, mengalir menuju Umbra.

"Kau akan merasakan api kematianku!" suaranya menggelegar, dipenuhi kemarahan dan kebencian yang membakar.

Yeosang, memanggil angin yang berkumpul di sekelilingnya, membentuk puting beliung besar yang mendengung. Ia terbang dengan ringan, mengikuti arus angin yang liar. Dari tangannya yang bercahaya, ia mengarahkan kekuatan angin yang menjerit, mendorong Umbra hingga sulit bergerak.

Mingi, dengan tubuh raksasanya, mengangkat tangannya tinggi-tinggi membentuk sebuah batu raksasa yang mengeluarkan cahaya dari elemen tanahnya. Batu besar itu meluncur dengan kecepatan tinggi, menghancurkan segala sesuatu di jalannya.

Wooyoung mengarahkan kekuatannya ke langit, Awan gelap berputar-putar di atasnya, petir ungu menyala mengerikan di langit malam yang gelap.

Petir ungu itu menyambar dengan suara menggelegar, menyinari langit dan bumi sesaat, sebelum menghantam Umbra dengan kekuatan luar biasa.

Yunho, dengan elemen tumbuhannya, tubuhnya terangkat ke atas dengan sulur tumbuhan mengelilingi tubuhnya yang bercahaya hijau. Sulur-sulur itu menyerang Umbra dari segala arah, menciptakan jaring hidup yang kuat.

Mereka semua menyerang Umbra dengan kekuatan mereka secara bersamaan. Serangan dari elemen bayangan, api, air, tanah, udara, es, petir dan tumbuhan menyatu dalam ledakan energi yang mematikan, melesat menuju Umbra seperti bencana alam yang tak terbendung.

Namun, Umbra, dengan kekuatan jahatnya, menahan semua itu. Dari tubuhnya, asap hitam yang pekat membubung, membentuk perisai besar.

"Kalian semua hanya buang-buang waktu! Aku tak bisa dikalahkan!"

Mereka berjuang sekuat tenaga, mengerahkan semua energi yang tersisa, Umbra terus berdiri kokoh di tengah kegelapan yang semakin pekat, namun tampaknya kekuatan mereka masih belum cukup.

Di sisi lain, Hongjoong berjuang untuk menghancurkan buku tersebut, buku yang merupakan setengah jiwa Umbra.

Ia telah membunuh makhluk yang menjaganya dan sekarang darah mengalir deras dari perutnya, meninggalkan jejak merah di tanah.

Hongjoong menyeret tubuhnya yang terluka parah ke arah buku tersebut, mengeluarkan pedang tajam dari elemen gelapnya.

Dengan tenaganya, dia menancapkan pedang itu ke buku tersebut.

Magic School Academy [ Ateez BxB ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang