TIDAK lama Bella bertamu. Namun, tatapannya pada Mas Hafidz, aku bisa melihat kagum yang tak tersampaikan, senyum dan sendunya menjadi satu walau dia sangat ceria dihadapan kami. Hanami Bella, perempuan mualaf keturunan jepang dari Ayahnya itu teman dari komunitas Mas Hafidz dan Kak Gaza ketika kuliah. Mereka berpisah ketika Bella memutuskan kembali ke Jepang sekaligus untuk memperbaiki hubungannya dengan keluarga sang Ayah yang awalnya menentang perpindahan agama.
Dan hari ini Bella kembali, rumah pertama yang dia kunjungi bahkan rumah Mas Hafidz.
"Terima kasih, Safa. Maaf sudah merepotkan." Bella tersenyum tipis, dia berdiri di teras untuk berpamitan.
"Sama-sama, Kak. Tidak merepotkan sama sekali." Aku tersenyum membalasnya.
Bella mengangguk, perempuan dengan blazer dipadu rok berwarna cokelat eartone itu melambaikan tangan pada Mas Hafidz.
"Aku pergi dulu, kamu harus banyak makan buah biar membaik. Assalamualaikum," katanya, membuat Mas Hafidz mengangguk.
"Waalaikumsalam." Kami menjawab salamnya, menatap kepergian Bella yang menarik koper hingga memasuki taksi online.
Setelah mobil itu melewati rumah kami, aku langsung melihat Mas Hafidz yang menatap kosong. Sungguh, aku tahu jika wanita penuh dengan kecemburuan. Namun, tatapan mereka berdua membuat aku bertanya-tanya.
"Mas Hafidz masuk, istirahat lagi,"
"Fa." Mas Hafidz memegang lenganku.
"Bella teman dekat Hafidz?" tanyaku langsung, penasaran.
"Dia teman saya, dulu dia selalu ikut dan bantu keuangan komunitas, makanya kami selalu bertemu, tidak dekat."
"Oh ...." Aku mengangguk, mengalihkan pandang.
"Kamu cemburu?" tanya Mas Hafidz, wajahnya menyelidik.
"Mas Hafidz belum selesai makan, kan? Gak baik biarin makanan terlalu lama." Aku segera pergi dari hadapan Mas Hafidz tanpa menjawabnya.
Apakah ini namanya cemburu? Padahal, Bella hanya bertamu, namun melihat semua tatapan dan kepribadian Bella, aku merasa jauh berbeda. Sungguh, semoga Allah memaafkan hati yang mudah membanding-bandingkan ini.
_____________
"Karena aku selalu hidup serba putih hitam, aku perlu pencerahan dari tante sama Umi mengenai warna pastel yang udah aku pilih. Aku pengen bulan nanti sedikit colorful. Tapi, keep humble and look muslimah, aku ambil warna yang enggak terlalu menarik perhatian. Tapi, tetap soft and girly." Aku menampilkan beberapa sampel warna dan pola model di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Journey With You
Romance"Saya akan tunggu kamu besok, bila kamu belum memutuskan, maka setiap hari adalah besok, sampai kamu memberikan jawaban." Sebatas CV taaruf yang Hafidz berikan tiba-tiba, Safa baru menyadari jika doa akan kembali utuh dengan berbagai cara. Bisnis ya...