****
JIKA ada yang menilaiku dengan kalimat perempuan banyak mau, egois, perempuan berselera tinggi, dan kalimat jelek lain, aku akan menerimanya dengan lapang dada.
Benar adanya aku mempunyai kriteria sendiri untuk calon imam, apalagi jika sudah keluarga menanyakan perihal itu. Aku ingin menghapus kebiasaan yang hanya sekadar mengenal seseorang, bukan mempelajari seseorang. Lagi pula, jika kita sudah salah memilih, mereka hanya akan mengkasihani tanpa menjalani dan merasakan apa yang kita rasa.
Syarat yang aku ajukan tentunya sedikit aneh. Karena sebenarnya, aku hanya kepikiran seseorang saja ketika Om Dawa menanyakan perihal kriteria calon imam.
Following instagramnya 3
Punya pemikiran terbuka, gak kuno.Itu tertuju pada sosok Khaif, penulis buku self-improvement berjudul Aku Bukan Kesalahan yang sudah sering aku baca. Terbitan dua tahun kebelakang yang sangat laris dimana-mana. Namun, hingga tahun ini, sosok penulis itu belum juga meluncurkan buku baru.
585 Ribu pengikut dengan 3 mengikuti tanpa membagikan wajahnya, aku yakin Om Dawa tidak akan menemukan laki-laki seperti syarat yang aku ajukan.
"Kak Safa ada paket!"
Teriakan Aren, adikku dari pintu ruang kerja membuat jari-jemari yang tengah sibuk mengontrol akun bisnis pada laptop terhenti.
"Kebiasaan buka paket sembarangan." Aku mendengus ketika melihat keadaan paket sudah terbuka.
"Gue lihat ada nama kakak, kak Safa nulis antologi juga?" tanya Aren.
Menatap buku yang Aren bawa, aku baru ingat jika aku menulis sebuah kisah nyata pada project penulis dua bulan lalu. After Meeting You at the Exhibition, seketika aku tak ingin membacanya.
"Iya. Ikut sama komunitas penulis novel Islami," jawabku, segera menyimpan buku tersebut ke pinggir meja.
"Gue mau baca, dong," kata Aren.
"Gak boleh." Aku menjawab cepat. Namun, belum sampai bibir ini kering mengatakannya, Aren langsung mengambil buku tersebut.
"Gue mau baca, kak. Kenapa juga gak boleh, ada rahasia, ya?"
Menatapnya yang menampilkan wajah mengejek, aku mendelik. Aren memang paling bisa membuat kekesalan meningkat. Bandel sekali rasanya mempunyai adik laki-laki. Bukannya menurut, kata tidak boleh membuatnya semakin menjadi-jadi melakukannya.
"Jangan kasih ke orang lain, cukup kamu yang baca," kataku tegas, membuatnya mengangguk patuh.
Setelah melihat Aren pergi, aku memilih untuk menghentikan pekerjaan. Mulai sekarang aku harus mempunyai waktu tidur yang benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Journey With You
Romansa"Saya akan tunggu kamu besok, bila kamu belum memutuskan, maka setiap hari adalah besok, sampai kamu memberikan jawaban." Sebatas CV taaruf yang Hafidz berikan tiba-tiba, Safa baru menyadari jika doa akan kembali utuh dengan berbagai cara. Bisnis ya...