THREE

201 26 6
                                    

Disclaimer:

All characters, events, and situations depicted in this novel are entirely fictional. Any resemblance to real persons, living or dead, or actual events is purely coincidental. The settings and organizations mentioned are also products of the author's imagination and are not intended to portray real locations or institutions. This work is created solely for entertainment purposes and does not reflect real-life scenarios or individuals.

***

"Jadi kalian sudah setuju dengan tanggal pernikahannya, kan?" Ucap Arin bersemangat. Perempuan di kepala lima yang masih terlihat seperti di usia tiga puluhan itu tersenyum kearah anak laki-lakinya.

Nara melirik ke arah Taksa, helpless, dan pria itu tersenyum sambil menggenggam tangannya.

"Tentu saja, Ma. We need your help for everything." Nara merasakan pria itu meremas tangannya. Arin dan Aruna tersenyum melihat kedua anak mereka.

"Kamu tidak ada pendapat tentang konsep pernikahannya, dear?" Tanya Arin lembut kepada Nara. Ia melihat anak perempuan sahabat dekatnya itu sejak kecil hingga sekarang. Tidak menyangka Taksa menaruh hati padanya.

"I don't mind, Ma. Maafkan aku harus merepotkan." Balas Nara tidak enak hati.

"Tidak masalah, kamu bisa fokus mengejar karir kamu. Ma tahu kamu harus bertemu banyak orang di lapangan. Taksa akan mendukung kamu sepenuhnya, benar kan?" Taksa mengangguk mendengar pernyataan ibunya.

"Mama cuma berharap kasus papamu bisa selesai secepatnya. Lebih baik jika ia bisa melihat pernikahanmu." Ucap Aruna lirih. Takdir suaminya masih belum mendapatkan jawaban, ia tidak percaya dengan semua tuntutan yang diberikan kepada suaminya tersebut dan percaya semuanya akan baik-baik saja.

"Justice will prevail. Kami akan melakukan segalanya untuk mencari tahu kebenarannya." Ucap Taksa tegas. Ia terdengar sangat manis mengatakan hal seperti ini.

Selama makan siang bersama, Taksa tidak berhenti menuangkannya air putih, memilih menu kesukaannya hingga  menaruh makanan favorit Nara di piringnya. Semua orang yang melihat sikap manis Taksa ini tidak akan ragu bahwa pria itu adalah gentleman yang memiliki status sebagai tunangannya di hadapan publik.

Setidaknya itu adalah statement yang diberikan Taksa ketika video viral mereka muncul di media. Setelah statement itu dirilis, ada banyak orang yang memberikan komentar positif, dan mendukung pasangan ini.

Setelah keduanya meninggalkan rumah, Taksa memaksa untuk mengantarnya ke tempat tujuannya. Kampung budaya satu, kawasan daerah pilihnya dan tempat penting yang dapat membantu menaikkan namanya sebagai pendatang baru di dunia politik.

"Don't you think it's too fast?" Ucap Nara begitu sampai di dalam mobil. Berpura-pura di hadapan ibunya dan sosok yang dianggap sebagai ibu bukanlah hal yang mudah. Ia merasakan konflik batin yang hebat setiap kali kedua perempuan itu menatapnya lembut.

"Pernikahan kita akan mengubah opini banyak orang. Dan mempermudah kita untuk menyelidiki Hartono." Pernyataan Taksa itu bukan hal baru. Ia mengerti itu.

"Kenapa kita tidak stay dengan status tunangan saja?"

"Karena dengan menyandang posisi Ny. Limawan, kamu memiliki banyak keleluasaan. Kamu sudah berjanji, Nara." Ucap Taksa mengingatkannya. Ia tahu ia terjun ke dunia politik bukan hanya untuk kekuasaannya, tapi juga untuk mencari tahu tentang kenyataan dibalik kasus ayahnya. Dalam hal ini, bisa dikatakan ia meminjam kekuatan dan kekuasaan Taksa, untuk akhirnya menjadi pion bagi Taksa di masa depan. Dengan menjatuhkan Hartono, Taksa dapat mencapai tujuannya.

"But I don't want to deceive our parents."

Taksa berdecih, "Kita menikah secara resmi. Apapun alasan kita menikah itu tidak penting."

"Tapi suatu saat kita akan bercerai, kan?" Tanya Nara menatap kedua mata Taksa serius. Ketika skandal muncul dan Taksa memberikan penawaran untuknya dengan pernikahan sebagai harganya, ia memiliki pertanyaan ini dalam hati.

Taksa bisa melakukan semuanya untuk mencapai tujuannya, tapi tidak mungkin Taksa benar-benar menginginkan pernikahan ini. Ia tak yakin dapat menjalani pernikahan politik seumur hidup.

"Apa reaksi Kalila terhadap pernikahan ini? She must be upset."

"She won't. She has a fiancee, Nara." Balas Taksa.

"Tapi kalian saling mencintai. Dan Nara tidak mencintai Richard. Kita harus memberikan batas waktu untuk pernikahan ini, Taksa. Sehingga kamu bisa kembali dengan Kalila."

"Itu bukan urusan kamu."

"Atau kamu mau kita menikah, dan menunggu Kalila bercerai dari Richard nantinya? Itu juga ide bagus." Tambah Nara lagi.

"Lebih baik kamu pikirkan tugasmu saja."

"Aku akan menjalankan tugasku, Taksa. Tidak perlu khawatir.  Selama kamu berhasil membantuku menemukan kebenaran dari kasus papa, dan menyelamatkannya dari hukuman mati. Aku akan melakukan semuanya."

"Dan aku tidak perlu kamu mengkhawatirkan kehidupan pribadiku."

"Aku hanya menawarkan. Kalila was my friend too."

"Kamu harus mencapai misi kamu dulu. Ingat, kamu harus menjatuhkan Hartono dan menjadi baduk keluarga Limawan di dunia politik." Taksa memberikan tatapan intens dan mendekatinya. Berada di bangku mobil membuat keduanya semakin dekat, Nara bisa merasakan aroma parfum woody yang dipakai oleh Taksa. Membuatnya merasa nyaman.

"I know. Tapi kita tidak bisa menikah selamanya."

"Kita belum menikah dan kamu berpikir untuk bercerai?" Ia menghilangkan jarak diantara dirinya dan Nara.

"I just want to make sure." Cicit nya pelan. Ia ingin menghilangkan rasa gugup yang muncul dengan tindakan yang dilakukan oleh Taksa ini.

"Just do your job, Nara. And I'll do mine."

***

AUTHOR'S NOTE

Ola! Biasa aku lagi semangat nih karena baru memulai cerita baru. Tapi kalau stock tulisan udah habis, kayaknya updatenya bakalan melambat hehe.

Topiknya itu politik banget, tapi aku merasa udah melakukan banyak improvisasi. Di versi 1.0, aku malah kebanyakan bahas teori politik, sampai ke detail-detail kampanye. Cuma aku sadar, kayaknya gak semua orang tertarik baca itu.

Walaupun aku pengen menyampaikan keseruan dunia politik, esensi cerita ini tetap romansa.

Bagaimana menurut kalian tentang cerita ini?

Chapter ini pendek. Kalian lebih suka baca sesingkat ini atau panjang seperti biasa aku tulis?

PASSIONATE ALLIANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang