TWENTY-FOUR

120 19 0
                                    

Disclaimer:

All characters, events, and situations depicted in this novel are entirely fictional. Any resemblance to real persons, living or dead, or actual events is purely coincidental. The settings and organizations mentioned are also products of the author's imagination and are not intended to portray real locations or institutions. This work is created solely for entertainment purposes and does not reflect real-life scenarios or individuals.

***

Deklarasi Partai yang dikepalai oleh Nara Darsono dengan Ketua Dewan Pembina, Taksa Julien Limawan ini telah berhasil menimbulkan keriuhan di media, terutama di aplikasi X dimana anak muda mulai menyuarakan kepeduliannya terhadap politik. Setelah isu kudeta politik menurunkan Hartono dari partai, pasangan muda ini mengambil manuver dengan mendukung Toni sebagai calon presiden untuk periode berikutnya.

Toni dikenal sebagai seorang akademisi yang terjun ke politik belasan tahun yang lalu. Mengajukan diri tanpa partai, tidak ada yang menyangka Toni berhasil menggaet dukungan salah satu partai besar Indonesia ini.

Sebuah langkah yang menimbulkan pro dan kontra, namun Nara berhasil meyakinkan para kadernya yang merasa terusik dengan seluruh perubahan yang terjadi di partai mereka.

"Ibu Nara, bagaimana dengan langkah partai selanjutnya? Apakah ada konflik dengan Bapak Presiden saat ini?"

"Pak Taksa apakah mengetahui keputusan ibu Nara dalam hal ini. Apakah bapak dan ibu tidak terganggu dengan komentar kudeta politik yang disebutkan di media?"

"Bagaimana rencana partai kedepannya?"

Para kader utama partai yang berdiri di samping dan dibelakang Taksa dan Nara berusaha memberikan senyum dengan konferensi pers yang diadakan secara mendadak ini. Masa kampanye yang tidak lama lagi, dan perubahan dukungan mempengaruhi dinamika politik, terutama dalam pemilihan calon presiden republik Indonesia untuk masa selanjutnya.

"Kami hanya punya satu alasan, untuk mempertahankan kedaulatan bangsa sehingga bisa menyampaikan suara masyarakat. Langkah ini adalah awal dari perubahan yang kami akan capai." Ucap Nara tegas kepada awak media.

Nathanael yang berdiri disamping Taksa dan Nara tersenyum mendengar suara putrinya yang dibalas dengan seruan, "Sepakat." oleh para kader dan pendukung. Gemuruh tersebut dimulai dengan tepukan tangan dari Nathanael. Kehadiran bapak dan anak ini berhasil meningkatkan perhatian simpatisan. 

Fakta bahwa Nathanael dituduh untuk hal yang tidak ia lakukan merupakan sebuah daya tarik bagi para pembaca yang mengikuti pemberitaan kasus Nathanael dan kehadiran Nara di dunia politik. 

"Apakah ada konflik antara partai dan Bapak Presiden kita?" Celetuk salah seorang wartawan.

Nara mengangkat senyum, seolah menunggu pertanyaan itu.

"Yang pasti, kami akan buktikan mengapa kami tidak lagi mendukung Bapak Lukman sebagai calon presiden yang mewakili suara kami."

Nathanael menepuk tangan dengan keras mendengar deklarasi putrinya. Tak lama, tepuk tangan menggema di sekeliling ruangan seperti memberikan arti. Keberadaan seorang Nathanael yang dikenal sebagai tim Lukman disini tidak hanya menunjukkan dukungan terhadap putrinya, namun juga menimbulkan pertanyaan. Tidak butuh banyak waktu, kehadirannya berhasil memprovokasi wartawan untuk berpikir bahwa ada alasan spesifik mengapa hubungan pertemanan antara Lukman dan Nathanael hancur. Dan pastinya ada hubungannya dengan kasus penangkapan Nathanael beberapa waktu lalu.

***

"As expected from you." Ucap Nara tersenyum begitu Taksa menjalankan mobilnya meninggalkan keramaian wartawan dan kader, serta pendukung partainya.

PASSIONATE ALLIANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang