SIX

146 25 6
                                    


Disclaimer:

All characters, events, and situations depicted in this novel are entirely fictional. Any resemblance to real persons, living or dead, or actual events is purely coincidental. The settings and organizations mentioned are also products of the author's imagination and are not intended to portray real locations or institutions. This work is created solely for entertainment purposes and does not reflect real-life scenarios or individuals.

***

Taksa dan Nara duduk dengan nyaman di sofa, lampu dengan warna hangat memberikan cahaya yang mengelilingi keduanya. Taksa terlihat berbeda dari biasanya, melihat pria itu tanpa kemejanya mengubah penampilannya lebih nyaman. Ia seperti dibawa melihat Taksa yang dulu ia temui.

Seorang presenter ternama, Marissa memberikan senyum hangat kepada keduanya. Dua orang yang menjadi bahan pembicaraan orang-orang dengan skandal videonya dan pengumuman pernikahan keduanya. Terlebih dengan Taksa yang merupakan anggota keluarga inti Limawan pertama yang mengumumkan pertunangan dan Nara dengan ayahnya yang kini berada di penjara.

Marissa bersemangat memulai podcast yang akan ditayangkan secara live di Youtube yang sejak awal telah menarik perhatian banyak penonton.

"Kalian terlihat serasi bersama. Seperti yang kita semua tahu, sulit sekali bertemu dengan anggota keluarga Limawan di mata publik, tapi Taksa disini berbeda. Tidak hanya menunjukkan kepedulian dengan masyarakat semenjak terjun ke politik, tapi juga berbagi rasa kepedulian yang sama dengan tunangan. Apakah Taksa yang membuat kamu terjun ke dunia politik?"

Nara tersenyum, melirik kearah Taksa dengan manis. "Sejujurnya politik bukan hal yang baru bagiku. Saat aku kecil, aku suka sekali menonton berita dan mendengar kabar. I would say it is a part of me. Aku juga kuliah di politik."

Marissa mengangguk, "Saya dengar Nara lulusan S1 dan S2 dari Cambridge. Keren sekali. Kandidat muda kita harusnya punya pendidikan seperti ini." Puji perempuan di usia empat puluhan itu.

"Terima kasih. Aku masih harus banyak belajar dengan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Untung saja Taksa selalu mendampingi dan memberikan saya banyak saran. I learned a lot from him."

Taksa tersenyum mendengar ucapan Nara dan menggenggam tangan perempuan itu yang berhasil membuat Marissa menjerit pelan.

"Kalian manis sekali. Senang melihat pasangan romantis yang menjadi idola satu Indonesia ini. Kalian benar-benar saling melengkapi ya."

Nara memberikan senyum malu. Ini sudah kesekian kalinya Taksa bersikap manis padanya di depan publik. Ia sebenarnya bingung menentukan, apakah hubungan ini yang menjadi landasan dari kerjasama mereka? Atau kerjasama mereka yang menjadi landasan hubungan ini? Keduanya tidak memberikannya jawaban.

Yang ia pikirkan adalah Taksa akan merasa stabil dengan status pernikahan diantara mereka. Sehingga tidak ada alasan untuk Nara mengkhianatinya ketika ia menjalankan tugasnya sebagai baduk bagi keluarga Limawan di dunia politik.

"Bicara tentang politik nih, baru-baru ini berita tentang Kampung Budaya Satu telah muncul jadi headline. Kami mendapatkan kabar khusus bahwa kamu mengunjungi langsung masyarakat disana. Apa sih pandangan kamu tentang masalah ini?"

Ekspresi Nara berubah serius.

"Hatiku tersayat melihat masyarakat diminta untuk pindah tanpa manajemen dan rencana yang jelas. Apakah sedikit uang itu bisa menggantikan sejarah, kehidupan dan penghidupan masyarakat disana? Hal yang paling mengkhawatirkan adalah seluruh pulau akan digunakan. Apa tujuannya? Apakah semua lahan akan dijadikan pabrik dan kota baru? Tentu tidak mungkin. Tujuannya apa, saya juga ingin tahu."

PASSIONATE ALLIANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang