TWENTY-TWO

109 17 2
                                    

Disclaimer:

All characters, events, and situations depicted in this novel are entirely fictional. Any resemblance to real persons, living or dead, or actual events is purely coincidental. The settings and organizations mentioned are also products of the author's imagination and are not intended to portray real locations or institutions. This work is created solely for entertainment purposes and does not reflect real-life scenarios or individuals.

***

Kris, asisten pribadinya telah menginformasikannya tentang bagaimana media berusaha mengumumkan berita buruk tentang Nara. Hal ini diperburuk oleh sebuah postingan twitter tentang hubungan Nara dan Theo, anak sulung dari keluarga Toni Sudrajat yang disebut-sebut merupakan mantan kekasih. Dua hari lagi adalah hari terakhir pendaftaran partai politik dalam mengusung calon presidennya.

"Apakah kita harus takedown beritanya?" Tanya Kris serius. Pemberitaan Nara sebagai ketua partai pengusung pastinya akan memunculkan banyak skandal.

"Tidak perlu. Bukankah ini kampanye gratis?" Ucap Taksa sembari menikmati tehnya.

"Bagaimana jika masyarakat menganggap buruk?"

"Nara dan Theo tidak pernah berpacaran. I'll send you a video, release it in two days. People will know that they are good friends." Tambah Taksa ringan. Kris mengangguk ketika melihat video yang ia rasa cukup bisa mendukung pernyataan tersebut.

"Jangan lupa pesankan Nara makan siang. She is too excited to eat." Taksa mengingatkan. Perempuan itu bahkan tidak berkonsultasi lagi dengan dirinya dan melakukan semuanya sendiri. Jika ia tidak salah menebak, Nara sedang mengadakan pertemuan dengan berbagai kader.

Kris berlalu meninggalkannya sementara Tristan tersenyum melihat sikap Taksa.

"You took the video by yourself?" Tanya Tristan bersemangat. Taksa adalah sepupunya yang lebih serius daripada dirinya sendiri sebagai anak tertua. Melihat video Nara, Theo dan beberapa orang lainnya saat di UK bersenang-senang dan ucapan persahabatan diantara Nara dan Theo membuatnya cukup terkejut. Terutama memahami pria itu menyimpan video tersebut di ponselnya.

"Kebetulan aja. Theo confesses to her friend, not her." Balasnya tenang.

"Why would you take this video?" Pertanyaan itu tidak dibalas oleh Taksa. Pria itu mengingat bahwa saat itu, Kalila bersemangat karena Theo akan mengungkapkan perasaannya dengan salah satu sahabatnya. Jarinya tidak sengaja mengambil video dari momen tersebut, ketika melihat Nara disana. Ia berpikir akan melaporkan apa yang terjadi dan memberitahunya ke ibunya. A good deed seeing the daughter of her mom's best friend dating someone she shouldn't.

"I haven't seen you lying for a long time."

Taksa menaikkan alisnya, seolah tidak mengerti dan tidak setuju dengan pernyataan Tristan.

"Bagaimana hubungan lo dan Nara sekarang?"

"Apa maksudnya gimana? There is nothing."

"Nothing? Kalian melakukan hubungan layaknya suami istri, lo sangat peduli dengan dia dan kalian berhasil mencapai salah satu dari tujuan kalian. Are you sure there is nothing between you?" Tanya Tristan menyebutkan hal-hal yang ia perhatikan.

"Tentu saja. It is my responsibility toward her."

"Anggaplah begitu. Bagaimana jika dia suka sama lo? What's your plan after?"

"I don't think she knows what love is. Terakhir gue bertanya, dia gak pernah jatuh cinta."

Tristan tertawa lebar mendengar pernyataan dari Taksa.

PASSIONATE ALLIANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang