Disclaimer:
All characters, events, and situations depicted in this novel are entirely fictional. Any resemblance to real persons, living or dead, or actual events is purely coincidental. The settings and organizations mentioned are also products of the author's imagination and are not intended to portray real locations or institutions. This work is created solely for entertainment purposes and does not reflect real-life scenarios or individuals.
***
Nara terkejut ketika tangan besar milik Taksa merengkuh pinggangnya. Ia membalikkan kepalanya dan tanpa aba-aba, bibirnya disapu oleh kehangatan dari pria yang menyandang status sebagai suaminya.
"Bagaimana rencana kamu? Deklarasi akan dilakukan besok, Taksa."
Taksa memberikan senyum percaya diri, "Kamu tidak percaya suami kamu?"
"Tentu saja aku percaya. Tapi,"
"Tapi apa?" Tanya Taksa mengecup leher jenjang milik Nara. Tubuh istrinya dibalut dengan lingerie satin berwarna putih ini berhasil menghilangkan rasa penatnya.
"Kalungkan tangan kamu di leher aku." Ucap pria itu menambahkan. Nara ingin menolak, namun kehilangan energinya dan membiarkan tubuhnya digendong oleh pria itu. Tubuh hangat milik Taksa dan suara serak yang pria itu keluarkan ketika menikmati tubuhnya membuatnya nyaman.
"Taksa, kita belum selesai bicara." Perempuan itu melepaskan dirinya dari dekapan Taksa. Habit is a scary thing, ia membayangkan bagaimana jika ia terlalu terbiasa dengan pernikahan ini. Ia tidak ingin merindukan ciuman Taksa.
"Aku sudah menemukan siapa yang seharusnya menjadi sasaran kita, you can stay still." Balas Taksa tidak sabar.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?"
"Hanya melanjutkan apa yang sedang kamu lakukan. Perhaps you can do more of your duty as a wife instead. Bertemu masyarakat adalah hal bagus, tapi kamu terlalu banyak terbang kesana-kemari. I am starting to regret this."
"This is my wife duty, menjadi pemain politik yang kamu butuhkan. Bukankah aku sudah melakukannya dengan baik?" Ucap Nara tampak tak senang. Ia merasa telah melakukan yang terbaik untuk membuat dirinya berguna dalam hubungan ini.
Tentu saja Nara tidak bisa membawa pikiran Taksa. Pria itu membawanya ke dunia politik untuk melindunginya dan membantu perempuan itu, akan tetapi ia tidak menyangka variabel lainnya yang muncul. Misalnya kekhawatirannya dengan perempuan ini.
"Razak bilang kamu hampir tidak makan seharian. At this rate, you will faint." Taksa menyentuh pipi pucat milik Nara. Ia terlihat kelelahan. Ia tidak memprediksi dan melihat bahwa Nara akan menjadi workaholic yang melebarkan sayapnya bahkan tanpa bantuannya. Saat ini Nara sering muncul di media dan bertemu dengan tokoh-tokoh penting, ia terlalu telat menyadari bahwa sebelum ini Nara hanya lulusan Master yang bahkan belum menentukan pilihan karirnya.
"It is nothing. Aku sudah mendapatkan apa yang aku mau, ini saatnya untuk aku mencapai keinginan kamu." Balasnya lagi. Menjatuhkan Lukman dan memiliki kekuatan di dunia politik adalah keinginan Taksa.
Taksa harus mengakui Nara adalah perempuan yang keras kepala.
"Jika kamu tidak bisa menjaga pola makan kamu, aku akan dampingi kamu bekerja."
Nara tertawa kecil, "Hey, jangan bercanda deh. Allies, remember, you have your own mission."
"Dan menjaga istri aku tetap sehat adalah salah satu dari misi."
KAMU SEDANG MEMBACA
PASSIONATE ALLIANCE
Romance[MATURE STORY - NO KIDS ALLOWED] Nara hancur ketika papanya yang merupakan polisi tertangkap atas dua kasus, pembunuhan dan korupsi. Ia kehilangan segalanya ketika Taksa Julien Limawan menawarkannya untuk menjadi sekutu, pria itu berjanji untuk menc...