SEVEN

152 25 17
                                    

Disclaimer:

All characters, events, and situations depicted in this novel are entirely fictional. Any resemblance to real persons, living or dead, or actual events is purely coincidental. The settings and organizations mentioned are also products of the author's imagination and are not intended to portray real locations or institutions. This work is created solely for entertainment purposes and does not reflect real-life scenarios or individuals.

***

Setelah mendengar update dari Razak tentang bagaimana podcast nya menarik banyak orang untuk tertarik dengannya, Nara mengulum senyum. Tujuan pertamanya adalah menarik simpatisan masyarakat. Bagaimanapun, ia membutuhkan suara dan public recognition untuk bisa menjadi anggota dewan. Ia dan timnya telah membentuk tim sepuluh, khusus untuk mendukung kampanye nya di masyarakat. Tidak hanya itu, ia juga ingin mengubah pandangan masyarakat menjadi simpati. Saat ini banyak bertebaran konten organik tentang profilnya, hubungannya dengan Taksa yang menjadi pembicaraan banyak orang dan mendukungnya.

Kedua, meningkatkan kesadaran publik tentang masalah di Kampung Budaya Satu. Semakin banyak orang yang mengetahui tentang masalah ini, semakin banyak yang menyadari Hartono adalah kunci dari masalahnya. Ia ingin menurunkan rating kepercayaan publik terhadap Hartono.

Ketiga, ia ingin orang-orang penasaran dengan kasus ayahnya yang tak kunjung selesai. Dengan berbagai berita-berita yang ia rilis, banyak yang mulai menyadari kejanggalan dari masalah ini. Ia ingin menggunakan tekanan dari publik untuk menarik perhatian. Semakin tim dibelakang layar ingin mengadili ayahnya dan menutup kasus, semakin banyak kesalahan yang dapat mereka lakukan.

Sekarang ia harus fokus dengan misinya hari ini.

Pertemuan dengan yeye dan keempat saudara Taksa yang lain. Acara makan malam bersama ini akan menjadi perkenalan pertama dirinya sebagai calon istri Taksa.

"Do I look proper? Aku tidak berlebihan, bukan?" Tanya Nara ke arah Taksa dengan ragu. Ia mengenakan dress hitam dengan lengan, dan rambut yang diikat keatas.

Leher Nara menarik perhatiannya, "Kenapa mengikat rambut?"

"Yeye kan dari militer. Aku ingat yeye suka rambut yang rapi." Balas Nara santai.

Taksa berdecak, tampak nyata bahwa ia tidak menyukai tampilan itu di diri Nara. 

"Ma moitié, I don't like it when people see your bare neckline." 

Nara mengangkat alisnya mendengar panggilan itu dari Taksa. She might be his alliance, but definitely not his other half. Dua orang yang menikah karena tujuan tidak memanggil satu dan lainnya dengan panggilan itu. 

"Aku hanya ingin terlihat proper di hadapan yeye. Lagipula, tidak ada yang peduli dengan leherku, Taksa."

Taksa tertawa kecil, "I am. Saya tidak suka."

"Atas dasar apa kamu memberitahu aku ini?" Tanya Nara dengan nada menantang. 

"Saya calon suami kamu, sekutu kamu dan satu-satunya orang yang akan melakukan apapun untuk mencapai keinginan kamu. Apakah itu tidak cukup alasan untuk kamu mendengar saya?"

Perempuan ini menyadari Taksa berada di dalam dunia politik untuk alasan yang tepat. Ia sangat pandai memutarbalikkan perkataan dan membalas pertanyaan apapun. 

Ia menghela napasnya dan melepas ikatan rambutnya. 

"Are you happy now?" 

Taksa membantunya merapikan rambutnya itu, memastikan rambut panjang perempuan itu menutupi leher dan dadanya. Pria itu tersenyum puas. 

PASSIONATE ALLIANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang