ALKEANO 03

247 8 0
                                    

"Kean, kamu semalam ngapain aja sama perempuan sampai pulangnya telat dari jam 6 sore?"

"Kerja kelompok banyak mah."

"Paling besok-besok dapat kabar cewek badan dua," kompor sang kakak.

Kean yang masih kelas 7 SMP, pulang terlambat seperti yang dia janjikan dengan ibunya. Benar saja setelah wanita itu pulang besok pagi, Amira mendapat kabar dari satpam yang selalu melapor jam berapa anak-anaknya pulang.

Pagi-pagi begini Agan akan selalu mendengar ocehan istrinya yang selalu mempermasalahkan Alvino dan Kean yang tidak taat peraturan. Laki-laki itu memang tidak melarang kedekatan anak-anaknya dengan perempuan, tapi sang istri selalu posesif jika anaknya akan terjerumus ke dalam pergaulan bebas lalu melampiaskannya pada perempuan.

***

"Kamu serius mau nikah?" tanya Agan. Laki-laki itu menganggap serius walaupun dia awalnya tertawa.

"Mau, supaya Kean gak dibilangin kalian gay lagi," jawabnya.

Sedangkan Amira masih shock, belum bisa berkata apa-apa. Jika saja Kean  hanya mengatakan ingin menikah maka dia masih bisa menyahut cepat, tapi dia tidak salah dengar kan kalau Kean bilang sesuatu yang berbau dewasa?

"Mau sama anak cewek pilihan kita atau cari sendiri?" tanya Agan, menawarkan.

Apa ini, apakah orang tuanya setuju? Kean menatap Amira yang sudah mulai netral ekspresinya.

"Pilih kalian aja."

Tiba-tiba saja Amira tersenyum kepadanya. "Kamu serius mau nikah?" Amira bertanya, memastikan.

Kenapa ini? Ibunya malah terlihat senang. Dulu saat Kean dekat dengan perempuan pasti selalu dimarah dan dituduh melakukan hal aneh, tapi giliran menikah malah ditawarkan.

"Mamah gak marah gitu?" Kean bertanya.

Dengan kesadaran penuh Amira menggeleng. "Dulu sih mamah memang gak suka kalau kalian dekat cewek, tapi kalau kalian udah besar kan mamah gak khawatir lagi. Mamah juga dari dulu pengen punya anak perempuan, tapi malah keluarnya kamu," jelas Amira. Tanpa rasa bersalah membuat Kean cemberut karena dia ternyata tidak diinginkan.

"Bercanda. Mamah bersyukur kok punya kamu sama Abang Al," Amira tertawa melihat anaknya itu. "Besok deh mamah kenalin sama ceweknya, dia cantik banget dan mamah memang mau kamu nikah sama dia kalau udah lulus. Tapi kalau mau sekarang, mamah juga gak masalah kok, asalkan kalau memang mau tusuk-tusuk harus minta izin ya," jelas Amira.

Kean lah yang sekarang shock mendengarnya. "Serius Kean boleh nikah? Bang Al gimana?" Dia berfikir, bagaimana mungkin siswa SMA sudah menikah, sedangkan kakaknya sendiri saja sudah kuliah dan belum menikah?

"Dia udah punya pacar dan itu urusan dia sendiri. Kalau Abang Al memang udah siap, nanti dia bawa ceweknya ke rumah buat ajak nikah. Satu syarat aja, asalkan ceweknya jangan ditusuk dulu sebelum sah," jelas Agan.

Kean awalnya hanya bercanda karena ingin melampiaskan kekesalannya sebab dikatakan gay, tapi malah berujung ditawarkan menikah. "Kean cuma becanda kok tadi."

"Gak Kean, mamah udah terlanjur setuju. Kamu sendiri yang mulai, jadi tanggung aja. Lagian sebentar lagi mamah sama papah mau keluar kota dan Abang Al mulai aktif kuliah lalu tinggal di asrama. Awalnya mamah mau nitip kamu sama nenek, tapi kalau nikah kayaknya gak papa," jelas Amira, menolak penolakan Kean.

Sungguh sial sekali nasibnya. Sepertinya Kean tidak boleh bercanda lagi dengan orang tuanya ini.

"Nikahnya nunggu Kean lulus aja ya," mohon Kean yang sekarang sudah membuang gengsinya. Intinya Kean harus selamat kali ini.

"Pilihannya ada 2. Pertama kamu punya ade lagi dan kedua mau nikah." Sial sekali, sungguh ayahnya ini juga sedang memanfaatkan situasi.

"Iya-iya nikah aja!"

"Siapa yang nikah?"

***

Nikah sama siapa?

Kean masih bocah

ALKEANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang