Vote dan follow dulu sebelum baca
500+kataHappy Reading
***
"Ck, lo bukan bocah lagi kenapa malah nangis?" Bagas tidak habis pikir dengan 2 temannya ini. Kean yang menangis memeluknya, ditambah beban yang lebih berat yaitu Rafi yang tidak bisa diam dan kadang mengganggu perempuan yang ada di sana.
Plak
Bagas berdesis nyeri, ketika melihat tamparan pedas yang diberikan seorang perempuan kepada Rafi.
"Lo berani-beraninya nyentuh gue ba*i!" Seru gadis itu, marah. Siapa yang tidak emosi coba, ketika seorang laki-laki dengan beraninya menyentuh bokong seorang gadis, kecuali perempuan yang memang suka hal seperti itu.
Kini giliran Rafi yang malah ikut-ikutan menangis. Laki-laki itu berlari memegang pipinya yang memerah, kemudian dengan bar-bar melompat untuk memeluk Bagas.
"Bagas, sakit!" Tangis Rafi pecah.
"Lo berdua kenapa sih? Kalian udah gede, kenapa malah meluk gue!" Bagas sudah tertekan, karena Rafi menangis lebih kencang dan Kean terbawa suasana juga terpancing emosionalnya.
Orang-orang di sana tentu terganggu dan meminta Bagas membawa keluar kedua temannya itu.
"Lo berdua siapa duluan yang mau gue antar ke mobil?" Bagas bertanya, karena dia hanya bisa membawa temannya ini satu-persatu.
Kean dan Rafi kompak menggeleng dan semakin erat memeluk Bagas. Mereka menangis lagi.
"Kean! Lo kenapa buat dia nangis." Ria datang tiba-tiba dan langsung menghampiri Kean.
"Lo bukan VIP, kenapa bisa masuk?" Bukannya menjawab, tapi Bagas malah balik bertanya.
Ria menaruh jari telunjuk di depan bibirnya, menyuruh Bagas diam. Gadis itu tadi sudah menyogok seseorang yang sudah pulang dari pesta dan membeli pin VIP agar Ria bisa masuk ke dalam sana.
"Sini, Kean sama gue." Ria menarik tangan Kean, tapi Bagas menahan.
"Lo siapa dia? Jangan macam-macam, soalnya Kean mabuk," cegat Bagas.
Mabuk, sungguh Ria ingin tertawa melihat wajah imut calon suaminya itu.
"Gue pancarnya, kan tadi sore Kean bonceng gue." Ria memang tidak jujur kalau dia akan menikah dengan Kean, karena takut kalau Kean sengaja tidak memberitahukan rahasia itu kepada siapapun.
Bagas hanya percaya sedikit, tapi apapun itu dia harus tetap menjaga agar Kean tidak hanya berduaan dengan perempuan, takut laki-laki itu kebablasan.
"Lo kuat bopong Kean?" tanya Bagas, akhirnya memberi kepercayaan.
Tanpa banyak pertimbangan dia langsung mengangguk.
"Woi, itu sama pacar lo." Bagas menarik-narik tangannya dari pelukan Kean.
Kean yang masih sesenggukan menoleh ke arah Ria.
Benar saja, entah dia lupa ingatan atau tidak tapi Kean malah memeluk Ria cepat. Satu keajaiban, karena Kean mau menempel dengannya.
"Kita pulang yuk," ucap Ria mencoba membujuk.
Kean menggeleng. "Nanti kamu pergi juga kayak Gemi tadi."
Gemi? Entah apa yang perempuan itu lakukan, sampai Kean tidak ingin lepas dari Gemi. "Sama aku aja, ini ada permen susu. Kan kamu suka susu." Ria teringat dengan cerita Amira kemarin, saat dia meminta Ria menemani Kean dan melarang laki-laki itu minum susu karena Kean habis minum obat. Untung saja Ria punya dan mengeluarkan setangkai permen susu di depan Kean.
Mata Kean berbinar dan mengangguk. Ria membukakan bungkus permen itu dan memasukkannya ke dalam mulut Kean.
"Ayok cepat bawa, ini si Rafi gak bisa diam." Bagas mengeluh, karena Ria tidak selesai-selesai membujuk Kean.
"Sabar," bisiknya.
"Ayok sama Ria, kita pulang." Ria berdiri dan merentangkan tangannya.
Kean berdiri walaupun sedikit oleng, tapi laki-laki itu masih sanggup berjalan dengan bantuan Ria.
***
Mabuk mabuk
See you guys 💋
Jangan lupa
Vote
Komen
Follow⚠️
Aku peringati lagi ya, cerita ini mengandung unsur dewasa 17+ ke atas. Jadi jangan heran kalau ada bumbu-bumbunya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKEANO
Teen Fiction17 ⚠️ Dekat dengan perempuan dituduh melakukan aneh-aneh. Tidak bergaul dengan perempuan dibilang cowok gay. "Kean, kamu semalam ngapain aja sama perempuan sampai pulangnya telat dari jam 6 sore?" "Kerja kelompok banyak mah." "Paling besok-besok da...