"Serius lo dijodohin sama Kean?" pekik Belin. "Ini Kean yang buat?" tanyanya lagi, menunjuk ruam merah di leher Ria.
"Iya, jadi lo jangan berani-berani duduk di pangkuan Kean lagi. Dia punya gue sekarang," mutlak Ria.
Belin mencebik sebal. "Masih dijodohin, belum nikah juga. Emang lo beneran suka sama dia? Emang Kean juga suka sama lo?"
"Gue lebih tertarik aja sih, soalnya Kean kan gay dan gue lebih suka main-main aja. Masalah suka atau enggak itu gak gue pedulikan juga, yang penting Kean pasti gak akan nuntut punya anak dan gue bisa bebas," jelas Ria. Gadis itu begitu yakin dengan Kean, karena dia lebih mementingkan kebebasan saja.
Ada-ada saja konsep pemikiran Ria. Belin kemudian ikut bersandar di sandaran ranjang kamar Ria, ikut menonton film drama Korea yang biasanya selalu Ria tonton.
"Gue malah gak yakin sih kalau Kean gay, buktinya dia malah seganas itu gigit leher lo padahal lo bilang awalnya dia nolak. Laki-laki sih emang mudah nafsuan kalau udah dikasih body cewek, jadi siapa tahu kalau udah nikah dan tiba-tiba Kean buat lo hamil." Belin tidak bisa fokus menonton, karena otaknya masih tertuju dengan laki-laki bernama Kean itu.
"Mungkin dia mulai sadar, tapi gak semudah itu juga buat Kean langsung bobol soalnya Kean kelihatan polos gitu. Dia juga masih kelas 10, mungkin itunya masih kecil dan gak pede lihatin asetnya ke gue," simpul Ria.
Dua gadis itu memang cocok disatukan. Belin yang selalu ganti pacar dan tidak keberatan jika tubuhnya dijamah dengan syarat dia tidak boleh lepas perawan, di sisi lain sahabatnya Ria yang banyak diidamkan laki-laki tapi tidak mau pacaran karena memang memiliki prinsip tidak ingin dijamah dan hamil sebelum dia yang memutuskan. Ria memang terlihat lebih baik daripada Belin, tapi sekali dia praktek maka semua pengajaran mesum dari Belin akan menjadi tugas praktek yang mudah untuk Ria.
Belin tipe perempuan yang sekali diajak pasti mau, sedangkan Ria lebih memilih laki-laki modelan Kean yang terkenal gay karena tidak suka berdekatan dengan perempuan jika tidak perlu.
"Tipe lo ternyata yang polos-polos. Jadi lo pernah sampai mana sama Kean?"
"Cium, kissmark dan gue pernah pegang punya dia sebentar," jawab Ria seadanya.
Belin mengangguk. "Kayaknya beneran kecil deh," remeh Belin.
"Belum pernah lihat, jadi gak pasti. Gue cuma samar aja ngerasainnya, soalnya Kean serasa makai boxer anak SD yang sempitnya gak ketolong."
"Lain kali lihat aja langsung, gue kepo!"
***
Jam pertama sudah berlangsung lancar, sampai bel pertanda istirahat berbunyi membuat anak-anak bersorak senang untuk segera pergi ke kantin.
Kean hari ini hanya pergi ke kantin bersama Rafi, karena Bagas memilih belajar di perpustakaan karena dia akan ada ulangan harian setelah jam istirahat berakhir.
"Tuh Kean." Belin menunjuk 2 orang laki-laki yang baru memasuki kantin, salah satunya adalah Kean.
Ria yang sedang asyik makan tiba-tiba tersenyum tipis, entah kenapa gadis itu merasa senang. Ria ingin menghampiri Kean, tapi dirinya tidak jadi berdiri ketika melihat seorang perempuan datang dan langsung duduk di samping Kean.
Bukannya menolak atau menghindar kepada kebanyakan gadis lain, tapi Kean malah tersenyum pada gadis itu.
"Gak mungkin sih itu pacar Kean," celetuk Belin.
***
Dua bestie yang selalu membahas hal tak bermutu 🙉
Sesuai janji, kalau 700 pembaca double up. Update ke 2 nanti malam ya....
See you guys... 💋
Jangan lupa
Vote
Komen
Follow
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKEANO
Teen Fiction17 ⚠️ Dekat dengan perempuan dituduh melakukan aneh-aneh. Tidak bergaul dengan perempuan dibilang cowok gay. "Kean, kamu semalam ngapain aja sama perempuan sampai pulangnya telat dari jam 6 sore?" "Kerja kelompok banyak mah." "Paling besok-besok da...