"Siapa yang nikah?"
Alvino datang ke dapur dan duduk di kursinya.
"Ade kamu nih, dia insaf dan gak mau dikatain gay lagi," jawab Agan.
"Serius?" Alvino masih belum percaya karena keluarganya ini memang penuh drama. Siapa tahu mereka hanya bercanda dan berniat nge-prank dirinya.
Ibunya menggeleng. "Serius bang, soalnya mamah juga memang udah punya cewek yang cocok. Lagian kita mamah sama papah mau sibuk kerja dan kamu juga udah mulai balik asrama, kan kasihan kalau Kean sendirian di rumah gak ada yang urus," jelas Amira.
Mulut Alvino sedikit terbuka, menganga tidak percaya kalau ibunya bahkan setuju. "Serius? Mamah dulu kan ngelarang kita dekat cewek dan nunggu waktunya cuma buat pacaran? Masa Kean yang masih bocil dan gak pernah pacaran tiba-tiba disuruh nikah, kan Abang juga mau," ceramah Alvaro.
"Kalau mau nikah ya silahkan, asalkan kamu udah siap nanggung makan dan kehidupan anak istri," jawab Agan.
"Trus Kean nanggung pakai apa coba?"
"Kalau orang tua cewek yang mau mamah kenalin itu udah nawarin kerjasama bisnisnya, jadi Kean nanti masih ditanggung dulu sampai dia lulus SMA, kuliah lalu kerja dan ngurus perusahaan," jelas Amira, mengingat tawaran teman arisannya.
Alvino melipat kedua tangannya di depan dada dan bersandar di sandaran kursi. "Bagus sih kalau sesuai dengan yang mamah mau, tapi gimana kalau cebong Kean ngerayap? Sekolah mereka gimana?"
"Ck, gue gak akan minat," serobot Kean.
"Ceweknya udah kelas 12 sih dan dia emang punya rencana langsung kerja, jadi kalau emang benar cebongnya Kean merayap jadi aman deh. Kean cuma sabar aja nunggu ceweknya lulus dan baru tancap," jelas Amira. Sungguh nasib apa yang menimpanya, sehingga Kean lahir di dalam keluarga absurd seperti ini.
"Kelas 12?"
Amira mengangguk. "Nanti mamah buat janji dan nanti malam kalian ketemu. Dia satu sekolah sama kamu Kean, tapi mamah lupa namanya."
Sial sekali. "Kean gak mau yang tua mah, biar nunggu Kean lulus aja dan pilih sendiri."
"Gak boleh nolak, kamu sudah milih nikah daripada punya ade baru. Papah kan harus nahan demi kamu," todong Agan mengingatkan putranya dengan ancaman tadi.
Alvino tertawa mendengarnya. "Ck, gue yakin lo bakal pecah telor malam pertama. Kelas 12 rata-rata pasti jago buat lo gak tahan."
Plak
Mood Kean benar-benar buruk malam ini. Dia langsung pergi ke kamar setelah memukul paha abangnya dengan tidak berperasaan. Tenaga laki-laki itu memang tidak main-main, karena mampu membuat Alvino marah dan meringis kesakitan memegang pahanya yang nyut-nyutan.
***
Pagi-pagi sekali Kean sudah berangkat ke sekolah karena masih ngambek dengan keluarganya. Niat bercanda malah menjadi batu untuknya sendiri.
"Kean!" Suara seorang perempuan menghentikan langkahnya.
Dari arah lorong ruang OSIS, seorang perempuan berlari kecil menghampirinya. Itu Gemi dari kelas 11 IPA 3. Hal maklum jika Gemi datang cepat karena dia adalah anggota OSIS di SMA ini.
"Kenapa?" Kean bertanya.
"Bantu gue bawa buku dari perpustakaan ke ruang OSIS dong, soalnya cowok-cowok OSIS masih sibuk sendiri dan ini juga masih pagi banget gak ada cowok yang lewat selain lo," mohon Gemi.
Sebenarnya malas sih, tapi baiklah. Kean mengangguk dan memutuskan untuk membantu saja, karena memang kasihan melihat gadis berbadan kecil ini harus mengangkut buku yang mungkin banyak.
Gemi tersenyum senang karena ada yang mau membantunya. Mereka berdua sama-sama berjalan ke perpustakaan dan mengangkut beberapa tumpukan buku paket yang akan dibawa ke ruang OSIS.
"Lo kuat?" tanya Kean karena Gemi masih terlihat kesusahan walaupun buku yang dia angkut lebih sedikit dari pada buku yang sudah banyak Kean bawa.
"Iya kuat kok, cuma susah aja lihat jalannya." Keluhan Gemi membuat Kean sadar kalau karet yang tadi mengikat rapi rambut Gemi sudah putus. Rambut panjang sepunggung itu terurai dan hembusan angin karena cuaca yang juga agak mendung, membuat rambut itu berantakan dan sesekali menghalangi pandangan.
Kean melangkah lebih cepat mendahului Gemi dan menaruh tumpukan buku di atas kursi. Gemi pun refleks berhenti berjalan saat Kean berjalan ke belakangnya dan mulai merapikan rambut gadis itu.
Dengan teknik menggulung rambut yang sering laki-laki itu gunakan untuk merapikan rambut ibunya, begitupun Kean selesai menggulung rambut Gemi untuk mengamankan pandangan gadis itu sampai Gemi mendapat ikat rambut baru.
***
Ikat Cepol gess 🌼
Di sini yang baca beberapa sih, tapi kalian suka gak ya sama cerita Kean?
Bagusan up setiap hari 500 kata atau 1000 kata tapi up nya hari ini enggak, tapi besok pasti up 1000 kata?
Peraturannya bisa berubah kalau emang banyak peminat adek Kean
Buat yg mau respon sih sengg
Hari ini double up sekalian info buat kalian yg suka membaca virtual cowok gay ini haha 🔨
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKEANO
Teen Fiction17 ⚠️ Dekat dengan perempuan dituduh melakukan aneh-aneh. Tidak bergaul dengan perempuan dibilang cowok gay. "Kean, kamu semalam ngapain aja sama perempuan sampai pulangnya telat dari jam 6 sore?" "Kerja kelompok banyak mah." "Paling besok-besok da...