"Anak kamu memangnya kemana?"
Amira tersenyum canggung, merasa tidak enak dengan Nita yang menunggu lama bersama keluarganya. Entah apa yang dilakukan sampai Agan belum juga kembali bersama Kean.
"Um, tadi dia ada..."
"Permisi." Vino muncul dari balik pintu dan datang menghampiri ibunya yang duduk bersama 3 manusia yang bisa Vino tebak, kalau seorang gadis cantik di tengah-tengah sana adalah calon Kean.
Nita tersenyum. "Dia anak kamu yang kamu maksud?" tanya wanita itu. Dia antara yakin dan tidak yakin kalau tebakannya benar karena Amira bilang kalau dia punya 2 putra.
Dari pandangannya, sosok Vino memang sangat tampan sama seperti Agan sewaktu muda tapi mata Nita memperhitungkan kalau umur Vino mungkin lebih tua daripada cerita Amira yang mengatakan kalau Kean masih kelas 10 SMA.
"Bukan bu, dia anak sulung saya Alvino," ucap Amira.
"Oh iya, pantas saja dia memang sedikit berbeda dari yang kamu ceritakan," kekeh Nita.
"Kean sama papah mana?" Alvino bertanya.
Bukannya menjawab tapi Amira malah melotot tajam, bukan ke arahnya tapi pada dia manusia yang baru muncul dari balik pintu.
"Kean!" seru Amira berlari kecil menghampiri Kean yang baru saja pulang bersama Agan-ayahnya. "Kamu kenapa nak?"
Penampilan Kean terlihat kacau. Rambut berantakan dengan seragam sekolah yang kucel karena kotoran, pipi lebam, darah kering yang keluar dari; sudut bibir, hidung dan seragam putih bagian bahu banyak menyerap darah.
Jika tidak ada tamu, mungkin Amira akan marah habis-habisan. Bukan cuma Kean yang ingin dia marahi, tapi suaminya juga akan kena getahnya karena tidak membawa Kean langsung ke rumah sakit untuk diobati.
"Anak kamu kenapa Agan?" Suami Nita yaitu Candra bertanya. Dia sebenarnya terlihat tidak suka dengan Kean saat kesan pertama bertemu, laki-laki itu sudah dia cap seperti anak berandalan.
Agan mempersilahkan Candra duduk dulu, membiarkan istrinya mengurus Kean. Lagi pula di sana juga ada Vino.
"Obati dulu lukanya," serobot Nita karena melihat Amira ingin mengeluarkan ceramah.
Akhirnya Amira mengangguk, membawa Kean ke dapur untuk diobati.
Kean meringis nyeri karena ibunya menekan pipinya terlalu kuat. Sepertinya wanita itu sengaja, karena kesal dengan Kean. Wajah Kean sudah bersih dan lebamnya juga sudah dikompres.
"Mah, Kean ke kamar aja." Belum sempat Kean berdiri, tapi cepat-cepat Amira menahan dan membuat Kean duduk lagi.
"Luka di bahunya belum diobati nak," ucap Nita.
Nita ada di sampingnya juga, membuat Kean baru sadar kalau ini mungkin teman ibu ya. Berarti gadis yang membuat teh itu adalah orang yang dijodohkan dengannya.
Benar, Kean tadi sempat melihat wajahnya sekilas tapi tidak tahu kenapa dia malah lupa lagi.
"Ini tehnya."
Gadis ini bukannya orang yang dia temui di kamar mandi tadi pagi kan?
"Mah, dia...?" Kean berbisik pelan.
Amira mengangguk. "Kenapa? Kamu kenal? Dia Esria, cewek yang mau mamah jodohkan sama kamu," jawab ibunya dengan suara nyaring.
Benar-benar sempit dunia ini, sampai Kean harus bertemu dengan gadis itu. Esria, yang dia temui tadi pagi terlihat sangat tidak bersahabat, tapi sekarang gadis itu malah tersenyum manis kepadanya.
"Eh mah!" Kean berseru kaget. Dirinya tadi sedang merenungkan nasib, tapi tiba-tiba Amira dengan santai membuka kancing kemejanya.
"Apa?!" tanya Amira dengan nada galak. Kean sebenarnya ciut dengan wanita ini, tapi dia tidak mau badannya dilihat-lihat.
Kean menggeleng. "Biar Kean sendiri yang obati lukanya."
"Udah gede masih malu. Kamu kan pakai baju kaos," serobot ibunya yang paham kalau Kean itu cowok yang termasuk pemalu. Tidak seperti cowok kebanyakan, yang lebih suka pamer badan.
***
Byee
Masih banyak kelanjutan cerita ALKEANO 🙌
Di balik muka polos, ada 🌚🌝
Kenalin Esria Anjelika nih...
"Vote, komen, follow guys. Kalau gak mau gue datengin!" (Kean) 🐽
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKEANO
Teen Fiction17 ⚠️ Dekat dengan perempuan dituduh melakukan aneh-aneh. Tidak bergaul dengan perempuan dibilang cowok gay. "Kean, kamu semalam ngapain aja sama perempuan sampai pulangnya telat dari jam 6 sore?" "Kerja kelompok banyak mah." "Paling besok-besok da...