"Hai Kean, Rafi." Gemi tiba-tiba datang dan langsung duduk di samping Kean.
Walau sedikit kaget, tapi Kean dan Rafi tetap menyambut baik kedatangan gadis itu.
"Neng Gemi mau ketemu Rafi ya?" goda Rafi, mengedipkan sebelah matanya.
Kadal sekali Rafi ini, tapi bagaimanapun Gemi hanya merespon biasa saat Rafli sering menggodanya, sebab Rafi memang suka menggoda semua perempuan cantik yang lewat di depan mata. "Godaan lo gak mempan lagi sama gue," lontar Gemi membuat Rafi terkekeh. Padahal dulu Gemi adalah perempuan yang paling mudah baper saat Rafi pertama kali menggoda, tapi ketika tahu bagaimana Rafi sebenarnya, gadis itu hanya menganggap kalau semua yang Rafi katakan hanya gurauan saja.
"Iya deh. Lo udah pesan makan? Gue, pesanin mau?" tawar Rafi.
Gemi menggeleng, kemudian mengeluarkan 3 buah amplop putih dan menaruhnya di atas meja. "Kalian berdua dan Bagas masuk dalam tamu VIP gue, tahu kan kalau kalau malam ini gue ulang tahun."
Kean dan Rafi kompak mengangguk, mengingat kalau Gemi sudah mengundang bagi semua siswa-siswi SMA mereka yang bisa hadir di pesta ulang tahunnya malam ini.
Acara itu digelar besar-besaran di sebuah hotel yang sudah keluarga Gemi sewa.
"Serius kita VIP? Kita dapat apa nanti?" tanya Rafi, excited sekali.
"Pokoknya lebih diutamakan deh," jawabnya. "Lo datang kan?" Gemi menatap Kean yang dari tadi hanya menyimak.
Kean mengangguk. "Iya, gue datang."
"Di dalam amplopnya ada pin, nanti jangan lupa dipakai supaya orang tahu kalau kalian VIP," kelas Gemi. "Kalau gitu, gue pergi dulu soalnya masih ada tugas. Bye semua." Gemi melambaikan tangan, pergi dari sana.
Awalnya senyum Kean mengembang, tapi saat matanya tidak sengaja menangkap keberadaan Ria, senyum itu langsung pudar. Di sebelahnya juga ada Belin, membuat Kean ingat kalau dua perempuan itu pernah duduk di pangkuannya.
Cepat-cepat Kean menolah ke arah lain, karena Ria menatapnya terus dari tadi. .
"Ini pesanan kalian." Seorang perempuan datang membawa pesanan Kean dan Rafi. Mereka tadi sempat memesan, sebelum Gemi datang.
Seolah tak terjadi apa-apa sebelumnya, Kean mencoba menganggap kalau Ria dan Belin hanyalah orang yang dia kenal nama saja. Kean tidak ingin kedua gadis itu menghancurkan moodnya karena mengingat-ingat Ria yang pernah memberi bekas ciuman di bibirnya.
Kean menusuk satu buah pentol dan ingin melahapnya, tapi Rafi kembali berulah.
"Kean, itu dadanya Esria hot banget!"
Bodoh sekali, kenapa kepalanya harus menoleh sungguhan. Suara Rafi yang nyaring membuat orang di sekitar juga menoleh ke arah Ria dan sebagian menatap Kean. Rafi menahan tawa setelah satu pentol besar masuk ke dalam mulutnya. Berhasil mengerjai Kean, dia juga berhasil mendapat pentol gratis.
"Woh, lo tertarik juga ya sama yang gituan!" celetuk seseorang, membuat beberapa manusia di sana menyorakinya.
Belin tertawa puas, sedangkan Ria hanya senyum-senyum sendiri. Tidak peduli jika orang-orang mesum menatap tubuhnya, yang penting Kean termakan jebakan Rafi.
"Sialan lo." Kean berdiri dan pergi dari sana, tentu membuat Rafi dengan ikhlas menghabiskan bakso Kean yang sudah disentuh oleh dirinya sendiri.
Temannya yang satu itu memang tidak tahu diri, tapi bagaimanapun mereka pasti tetap berteman.
"Kenapa Kean bisa polos banget sih?" Belin masih terkekeh, mengingat muka polos Kean.
"Itu salahsatu bagian yang buat gue tertarik sama dia."
***
Lunas ya double up buat 700 pembaca.
Next double up lagi buat 1k.
See you guys 💋
Jangan lupa
Vote
Komen
Follow
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKEANO
Teen Fiction17 ⚠️ Dekat dengan perempuan dituduh melakukan aneh-aneh. Tidak bergaul dengan perempuan dibilang cowok gay. "Kean, kamu semalam ngapain aja sama perempuan sampai pulangnya telat dari jam 6 sore?" "Kerja kelompok banyak mah." "Paling besok-besok da...