ALKEANO 08

186 4 0
                                    

Sebelum membaca, jangan lupa vote dan follow dulu. Komen juga supaya tambah rajin updatenya. Kalau rame, gw up 2x sehari masih 500 kata/bab

Happy Reading

***

Area balap motor sore itu memang tidak terlalu ramai, tapi masih ada manusia yang menonton taruhan antara Kean dengan ketua geng motor yang suka menantang Alvino balapan, tapi tetap kalah.

Walaupun Kean lebih muda dari kakaknya, tapi Kean punya skill balap yang setara dengan Vino.

Hari mulai gelap, tapi tidak ada niatan untuk Kean pulang. Dia memilih santai saja sambil menonton balapan dari kursi yang ditaruh asal-asalan untuk mereka yang ingin menonton.

"Hai Kean." Seorang gadis menyapa dan dengan beraninya langsung duduk di pangkuan Kean.

Laki-laki itu kaget dan refleks menegakan tubuhnya. Dia bahkan tidak berani menyentuh sejengkal pun tubuh gadis yang menggunakan seragam terbuka itu.

"Lo apa-apaan?!" Seru Kean kaget karena gadis itu memeluk lehernya. Orang-orang sekitar juga menatap ke arah mereka.

Bugh

Kepala Kean menoleh ke samping setelah mendapat bogeman mentah dari kepalan tangan Devin. Laki-laki itu berapi-api saat melihat pacarnya dipangku oleh Kean.

Belin yang kaget langsung berdiri, seolah membiarkan Devin menyeret dan memukul habis Kean.

"Lo berani hah?!" Seru Devin, kemudian mendorong Kean yang sudah menghantam jendela sehingga kacanya pecah lalu melukai bahu laki-laki itu.

"Cewek lo yang duluan an*ing!" Kean juga tersulut amarah. Dia berdiri dengan rasa sakit di tubuhnya, menarik kerah baju Devin dan memberi dua tinjuan keras di pipi laki-laki itu.

Beberapa teman Devin yang tidak terima bosnya dipukuli, segera menahan Kean dan di situlah Devin bersama teman-teman bebas memukuli Kean lagi.

"Pergi sebelum saya panggil polisi!"

Siapa yang tidak kenal Agan. Walau pria itu sudah tidak lagi bergabung dalam geng motor seperti ini, tapi nama Agan pasti selalu dikenal dis setiap geng motor yang pernah menantang kehadirannya.

***

Sialan, gadis itu terang-terangan menatap Kean. Bahkan mata Esria sangat gatal untuk memperhatikan otot-otot lengan Kean yang mulai berbentuk.

Setelah debat sebentar, akhirnya Kean pasrah saat kemejanya dibuka dan menyisakan baju kaos tanpa lengan yang masih Kean gunakan.

Vino juga sudah pulang dan membawa perban yang dia beli dari apotik.

"Akhhh, mamah!" Kena berseru kesakitan, karena luka bekas pecahan kaca terkena kapas yang Amira gunakan untuk membersihkannya.

"Lemah banget sih jadi cowok," sindir ibunya.

Kean bernasib 2 kali lebih buruk hari ini. Dijodohkan dengan gadis seperti Esria, dipermalukan, terluka dan entah apa lagi selanjutnya.

Amira juga sudah selesai memasang perban.

"Kean mau istirahat dulu."

"Tapi..."

Nita menahan agar Amira tidak mencegah anaknya beristirahat.

Kean berjalan menuju kamarnya di lantai dua sambil menenteng seragam serta tas miliknya ke dalam kamar.

Hari ini sungguh melelehkan, biarlah Kean beristirahat sebentar. "Nanti aja bersih-bersih nya." Menunda mandi, Kean langsung berbaring di kasur untuk meregangkan otot sejenak.

***

"Apa Kean benar-benar mau menikah dan serius dengan anak saya?"

Disaat makan malam bersama, Candra bersuara mengenai tujuan mereka datang ke sini.

"Kami semua setuju, hanya saja Kean masih belum bisa memutuskan karena belum kenal dengan anak bapak," jawab Agan.

Mereka membenarkan hal itu, apalagi ini juga dadakan dan tidak mungkin juga Kean langsung setuju.

"Apa Ria setuju buat nikah dengan Kean? Dia memang lebih muda 2 tahun dari kamu, apa kamu siap?" Amira bertanya kembali, tapi kali ini langsung menanyai Esria.

"Siap tan," jawabnya mantap.

"Baiklah kalau dia sudah setuju, jadi kita hanya perlu memberi waktu untuk Kean. Mereka satu sekolah dan mulai hari ini beri mereka waktu berdua. Mungkin 1 Minggu, karena saya dan istri harus secepatnya keluar kota," putus Agan.

Candra mengangguk. "Jika saja Kean masih menolak, itu mungkin akan menjadi keputusan yang tidak bisa kita batah. Pernikahan juga tidak boleh main-main dan kita serahkan semuanya untuk mereka dalam 1 Minggu ke depan."

"Vin, antar makanannya buat Kean," bisik Amira. Wanita itu sudah menyiapkan sebuah nampan yang tersaji makanan serta minuman untuk Kean.

"Biar saya aja tan yang antar."

***

See you next chapter....

ALKEANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang