Bab 15.Bebas sesaat

1.1K 114 8
                                    

Happy reading🥰
Tandain kalo ada typo.

"Terbuat dari emas sekalipun
jika itu sangkar maka tetaplah sangkar."_azkara ervin

ntah tujuan azka akan kemana kali ini tapi pertama-tama ia akan mencari warung makan untuk mengisi perutnya yang sudah mulai keroncongan.untung azka membawa uang cash kalo tidak ia pasti tak akan bisa makan kali ini apalagi dirinya meninggalkan dompet yang berisi black cardnya dimansion.

"enaknya hidup tanpa pengawasan."ucap azka sambil mengusap perutnya,ia baru saja menyelesaikan sesi makannya.

"ck mau kemana ya,bingung juga bzir.
mana baru pertama gw kabur kek gini lagi,"gumam azka pelan.



Disisi lain.
Saat bell menandakan pulang sekolah berbunyi Revan dan levi mendatangi kelas adiknya agar keluar dari kelas menuju gerbang sekolah bersama namun saat sampai di kelas adiknya,mereka tak mendapati keberadaan azka,hanya ada tas milik azka yang sedang dikemasi oleh 2 sahabat dekatnya azka.

"Dimana azka!?"tanya levi pada varo dan kevin.

"Tadi si katanya pusing mau istirahat di uks."jawab varo apa adanya.

tanpa mengucapkan satu patah kata pun levi dan Revan bergegas menuju uks,tak lupa membawa tas milik azka.

sampai didepan uks,dengan tak sabarnya revan langsung mendatangi 3 bodyguard yang sedang berdiri didepan pintu uks.

"Dimana adek gw!?"tanya revan pada 3 bodyguard tersebut.

"tuan muda ada didalam,sepertinya sedang tidur."jawab Rion.

Revan langsung membuka pintu uks tersebut namun saat ia masuk,ruangan itu kosong tak ada siswa ataupun pengurus uks yang berada disini.
Revan yang merasa kecolongan kini keluar dan memukuli habis-habisan 3 bodyguard itu.
Vano dan kevin yang melihat itu bergegas menghampiri mereka.

"Kenapa kak!?"tanya kevin penasaran.

"Beraninya lo bohongin gw hah," marah Revan sambil mencengkeram erat kerah seragam kevin.

"maksud lo apa hah,gw tanya baik-baik malah lo tiba-tiba nyolot gini!!!"kevin yang merasa kesal dengan Perlakuan kasar Revan kini tak kalah emosi,apalagi kevin orangnya sangat emosian.

"Lo sembunyiin dimana adek gw!?"tanya Revan penuh penekanan.

"maaf kak tapi memang tadi azka pamitnya mau ke uks ke gw sama kevin."

"udah bang kasian anak orang,kayaknya mereka juga ga boong."levi yang sifatnya lebih penyabar dibanding Revan berusaha melepaskan tangan revan Yang masih mencengkeram erat kerah baju kevin.

"Arrghh,kalo papa brian marah siap-siap kalian bertiga."tunjuk Revan pada ketiga bodyguard yang sudah terkapar lemas dilantai akibat dipukuli habis-habisan oleh Revan.

Setelahnya Revan dan levi pergi meninggalkan mereka berlima menuju parkiran.
Levi berusaha menghubungi Azka,namun tak ada jawaban dari pihak lawan telepon.

"Dimana sih tuh bocah,angkat dek jangan bikin semua orang khawatir."

"Gimana!?,"tanya Revan.

"Ga diangkat bang."

Revan mengusak rambutnya kasar,dirinya dibuat frustasi oleh ulah azka yang membuat dirinya seperti diambang kematian.
Tak ada pilihan lain levi akhirnya menghubungi Brian.

"Hallo pa,"

"Kenpa vi!?"tanya brian dari seberang telepon.

"Adek Kabur pa,kita udah nyariin kemana-mana diarea sekitar sekolah tapi ga ada tanda-tanda keberadaan adek."

"Apa adek kabur!? Dasar bodyguard ga becus,jagain bocah satu aja gak bisa."telfon diputus dari satu belah pihak.

Brian yang sedang berada dikantor kini marah-marah tak jelas dan membuat seisi kantor merasa takut saat mendengar teriakan dan suara benda-benda berjatuhan dari ruangan milik brian.karena sedingin apapun sosok brian,para karyawan tak pernah melihat bosnya semarah ini.

"tunggu hukumanmu boy,"ucap brian seperti orang yang tengah kerasukan.

kini Brian keluar dari ruangannya dan pergi meninggalkan kantornya tak lupa menghubungi semua bawahannya untuk ikut mencari keberadaan bungsunya termasuk papi,deddy,kakek dan para abang-abangnya azka juga turut mencari karena levi tadi juga sudah menghubungi semua anggota keluarganya.
Walaupun willi sudah dipanggil kakek namun jangan pernah menganggap remeh kekuatan willi karena biarpun sudah tua ia masih sanggup berkelahi bahkan juga bisa membunuh siapa saja yang mengganggu keluarganya.

Dimansion Hazel dibuat pingsan oleh kabar yang diberitahukan secara tiba-tiba oleh levi dan Revan.
Ona,laviona dan megan pun tak kalah terkejutnya mereka semua dibuat gempar oleh seorang azka.



Balik ke azka,sekarang bocah ini sedang berdiri mematung memandangi rumah lamanya,ia teringat akan sosok azizah yang sekarang tak tau dimana keberadaannya.

"Bu,azka kangen ibu."lirih azka.
setelahnya azka masuk kedalam rumah tersebut memandangi setiap inti ruangan mengenang masa-masa saat bersama azizah.

"dulu gw sebebas itu ternyata," ucap azka sambil merebahkan dirinya diatas kasur.
untung saja rumah ini masih menjadi milik azizah, dan saat itu azizah meninggalkan kuncinya didalam tanah pot yang berada didepan rumah,tentunya hanya azka dan azizah yang tau.
tak lama mata azka terpejam.
saat hari mulai petang azka terbangun dari tidurnya,ia seperti melihat sosok brian dan Calesto yang tengah menatap dirinya tajam.awalnya azka pikir ini mimpi namun saat ia mencubit lengannya ternyata sakit,berarti ini bukan mimpi.

Azka pun refleks bangkit dari tempat tidurnya
"Pa-papa,abang. Kalian kok anda disini!?"tanya azka terbata-bata.

"Beraninya kau kabur dariku boy!?"ucap brian dingin.

azka menoleh kearah abang sulungnya berharap mendapatkan pertolongan darinya namun hanya ada tatapan penuh kekecewaan pada azka dari abang sulungnya.

"ayo pulang."

"Azka tidak mau pulang!!!" azka langsung mundur satu langkah saat tangan brian hendak menariknya.

"Mau papa hukum hmm!?" tanpa menunggu respon dari sang putra brian langsung menggendong azka ala karung beras diikuti calesto dari belakang dan ternyata diluar banyak sekali bawahan brian yang setia menunggu mereka bertiga.

"azka ngga mau pulang,turunin azka pa,papa jahat,papa ga sayang sama azka." ucap azka berusaha membebaskan dirinya dari gendongan sang papa namun apalah daya seorang azka yang badannya lebih kecil dibanding dengan brian.
brian membawa azka kedalam mobilnya dan azka terus-terusan berteriak didepan papanya.

mobil melaju dengan cepat diikuti mobil calesto dan mobil anak buah brian.
Teriakan-teriakan yang keluar dari mulut azka tak digubris sama sekali oleh brian dirinya tetap menatap lurus kedepan.
Dan akhirnya azka lelah sendiri karena sedari tadi berteriak terus-menerus,dirinya hanya diam menatap jalanan sambil terisak-isak.

maaf kalo bab ini ga nyambung.
jangan lupa vote dan komen yah
papayy🥰

AZKARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang