Bab 19.Bertahanlah demi kami

938 77 4
                                    

annyeong nia comeback
jangan bosen-bosen y ama ceritaku hehe
happy reading🥰





Semua dibuat tak tenang menunggu dokter yang sedang menangani azka keluar dari ruangan.
Hazel juga terus menerus menangis di pelukan putra sulungnya.
Seletelah menunggu cukup lama akhirnya dokter pun keluar namun dengan wajah yang nampak sedih.
Brian menghampiri dokter tersebut untuk menanyakan kondisi putranya.

"Bagaimana keadaan putra saya bram??"tanya brian.

"Sepertinya azka memakan racun Arsenik om,hal ini yang membuat azka koma dan mungkin akan mengalami sulit bicara nantinya."ucap bram menjelaskan.

Brian langsung ambruk saat mendengar itu semua,bagaimana bisa putranya sampai keracunan seperti ini,ia merasa sangat gagal menjadi ayah karena tak mampu melindungi putranya.

"Boleh saya masuk??"tanya brian sambil sedikit terisak.

"Boleh om,tapi maksimal 2 orang yang boleh menjenguknya dan yang lain nanti bisa masuk secara bergantian." jawab bram.

"Aku ikut mas."ucap hazel dan diangguki oleh brian.

mereka berdua pun masuk kedalam ruangan azka dengan menggunakan baju khusus untuk menjenguk pasien.
terlihat azka terbaring lemah dan yang mungkin sedang melawan racun jahat yang tengah menyerangnya.banyak alat medis yang dipasang di tubuh azka untuk membantu hidupnya.
Dan tubuhnya yang terlihat seperti menghitam akibat efek racun tersebut. Hazel menggenggam tangan putranya sambil terus menitikkan air matanya.

"Bangun nak."ucap hazel yang terus-terusan mencium punggung tangan azka.

"papa bersumpah akan mencari orang yang tega membuat kamu seperti ini."ucap brian penuh amarah.

Terlihat mata azka yang ikut mengeluarkan air mata,ia juga kini merasakan betapa sedihnya keluarganya tentang kondisinya saat ini.
lama mereka berdua di ruangan azka,mereka turut merasakan sakitnya menjadi azka yang harus berjuang antara hidup dan mati,bahkan untuk sekedar bernafas saja azka harus menggunakan bantuan alat.
setelah satu jam akhirnya hazel dan brian keluar dari ruangan azka dengan mata yang sudah sangat sembab akibat terus-terusan menangis.kini gantian para abang nya yang melihat kondisi azka dan mereka keluar dengan keadaan yang sama,mata yang sembab karena tak kuasa melihat adiknya terbaring lemah dan tubuhnya yang menghitam seperti orang tersengat listrik.

"Kalian pulang istirahat,bunda juga,biar papa sama calesto yang jagain adek."usul calesto dan disetujui oleh brian.

Namun gelengan yang terus-terusan jadi jawaban dari hazel,ia tak mau meninggalkan putranya,apalagi dalam kondisi saat ini.
"Sayang,nanti kalo kamu ga pulang kamu kecapean,kalo kamu sakit gimana mau nungguin adek bangun hm!! Sekarang kamu pulang yah,istirahat.besok pagi kesini lagi."ucap brian.
Akhirnya dengan bujukan-bujukan yang terus diucapkan oleh brian,hazel pun mau menuruti kemauan suaminya.


5 bulan berlalu namun azka tak ada perubahan,masih dengan kondisi yang sama.sampai-sampai hazel pun sakit-sakitan karena terus berpikiran tentang kondisi putranya.

"Dek bangun,adek ga capek tidur terus??"ucap ell yang saat ini sedang berada diruangan azka bersama abang sulungnya.

"Bunda jadi sakit-sakitan gara-gara adek tidur terus."sambungnya.

AZKARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang