Bab 20.Belum waktunya.

1K 82 5
                                    

happy reading🥰





brian menyuruh bawahan nya membawa hansen yang sudah terkapar lemas untuk dikurung di ruang bawah tanah dimansionnya.
setelah nya brian dan kedua putranya pergi menuju rumah sakit untuk menjenguk azka.
Sampailah mereka bertiga dirumah sakit.dengan cepat brian masuk kedalam ruangan azka yang disana ternyata masih ada hazel yang setia menemani azka,sedangkan arion sepertinya pulang untuk mandi karena hari sudah sore.

"sayang,kamu masih ada disini!?" ucap brian pelan saat berjalan menghampiri sang istri.
Hazel yang mendengar suara suaminya pun menoleh dan dirinya langsung tak kuasa menahan tangisnya.

"Mass hiks." brian langsung memeluk tubuh sang istri yg semakin hari bertambah kurus.

"kenapa hmm!? "

"adek..... kalo satu bulan ini adek belum ada kemajuan tentang kondisinya pihak rumah sakit angkat tangan mas.obat penawarnya ga berefek sama sekali."ucap hazel sambil terus terisak.

"Aku ga mau kehilangan anakku lagi mas."sambung nya.

"kita berdoa saja yang terbaik untuk putra kita,mas juga ga mau kehilangan putra kita.mas sudah menangkap pelaku yang tega membuat putra kita seperti ini."

"s-siapa!?" hazel langsung mendongak kearah suaminya untuk mencari jawaban.

"Hansen."jawab brian singkat.

hazel langsung flashback saat membeli bakso di pantai sebelum ini semua terjadi,pantas saja dirinya seperti tak asing dengan wajah penjual bakso tersebut.
"apa hansen yang menyamar jadi penjual bakso saat itu!? Pantas saja aku seperti tak asing dengan wajah orang itu."ucap hazel pelan.

"aku mau ketemu bajingan itu mas." sambungnya.

"jangan sekarang."jawab brian

disisi lain
(alam bawah sadar azka)

Azka berjalan di sebuah taman indah yang dipenuhi banyak bunga-bunga dan kupu-kupu yang terbang kesana kemari.azka sangat menikmati keindahan taman ini.
"apakah ini surga!?" ucap azka sambil terus tersenyum dan menciumi bunga-bunga yang sangat harum wanginya.
tiba-tiba ada cahaya putih yang menarik perhatian azka sampai ia seperti terhipnotis untuk masuk kedalam cahaya tersebut.saat 3 langkah lagi azka sampai di cahaya tersebut dirinya mendengar teriakan dari bundanya.

"nak,kesini bunda rindu nak."ucap hazel sambil melambaikan tangannya memanggil azka.
namun azka seperti tak tertarik untuk menghampiri sang bunda,dirinya malahan terus maju kearah cahaya terang tersebut.

"Nak,jangan tinggalin bunda."teriak hazel.

"kebalilah ke keluargamu mereka sudah menunggu,belum saatnya untuk kau pulang menemui Tuhanmu."sesosok laki-laki berjubah putih meminta azka untuk menghampiri sang bunda,namun azka tak bisa melihat wajah tersebut karena tudung jubahnya menutup wajah sosok tersebut.
akhirnya azka punya berlari menghampiri sang bunda.

"Bundaaa."azka pun memeluk tubuh bundanya erat.

Kembali ke hazel

saat sedang menangisi kondisi sang putra tiba-tiba ada pergerakan dari tubuh azka hal itu membuat hazel dan brian merasa senang,perlahan mata azka pun terbuka.brian yang melihat itu langsung memanggil sang dokter.

"Dok,Dokterrr."teriak brian.
tak lama bram pun datang dan ia pun terkejut dan ikut senang karena akhirnya azka mampu melawan racun yang berada dalam tubuhnya.

"syukurlah azka sudah melewati masa komanya,ini sungguh keajaiban.saya akan segera memindahkan azka keruang rawat.
saya ingatkan kembali seperti yang saya katakan sebelumnya azka tidak akan bisa bicara untuk sementara waktu akibat efek racun tersebut jadi untuk sementara ini jangan banyak mengajaknya bicara."ucap bram menjelaskan.

"baik bram,terima kasih."jawab brian.
akhirnya bram dan beberapa perawat membantu memindahkan brankar azka menuju ruang rawat.

Calesto dan justin yang tadi mendengar teriakan papanya panik karena mereka berdua tak tau apa yang sedang terjadi didalam.
selang beberapa menit hazel keluar dari ruangan azka dan memeluk kedua putranya itu sambil menangis.

"bunda kenapa nangis!? Adek gapapa kan bun??" tanya calesto panik.

"adik kalian sudah siuman."jawab hazel sambil tersenyum.

"adek beneran udah siuman!? Syukurlah!! "Justin ikut menangis senang.
akhirnya setelah sekian lama azka terbaring lemah dirumah sakit,sekarang ia sudah sadarkan diri.
calesto segera menghubungi para saudaranya untuk memberi tahu soal kabar gembira ini.

kini azka sudah berada diruang rawat nya,hazel terus menciumi punggung tangan sang putra,dan azka sendiri hanya tersenyum tipis melihat semua keluarga dan kedua orang tuanya berkumpul disini menemani dirinya.
dirinya mencoba mengeluarkan suaranya namun tak pernah bisa dan akhirnya hanya bisa menangis.

"adek kenapa nangis!? ada yang sakit hm!?" tanya panik brian.

hal itu membuat semuanya panik karena azka yang tiba-tiba menangis.
"adek laper!? atau mau minum!?" tanya Devano.
azka hanya menggeleng pelan,dirinya sebenarnya ingin mengatakan sesuatu namun suaranya seperti hanya sampai di tenggorokan bahkan azka tidak bisa menggerakkan tangannya saat ini jadilah dirinya hanya bisa menangis.
hazel langsung memeluk sang putra,ia juga ikut merasakan susah nya berada di posisi azka saat ini.

"Adek mau apa!? Jangan nangis nanti bunda ikut nangis kalo adek nangis!?"
akhirnya azka punya berhenti menangis,dan hazel langsung mengusap air mata azka.
sungguh kini dirinya tidak bisa melakukan apapun karena tak paham apa mau sang putra.

2 minggu berlalu,perlahan azka mulai bisa menggerakkan tangannya namun belum dengan suaranya.tubuhnya yang tadinya menghitam kini sudah kembali pulih seperti sedia kala.
azka hanya bisa berkomunikasi melalui tulisan karena dirinya yang belum mampu mengeluarkan suaranya.

"adek ingin pulang."tulis azka pada kertas kosong yang disediakan untuknya.
bundanya yang melihat itu hanya tersenyum.

"adek belum pulih,nanti kalo om bram udah izinin adek pulang baru adek boleh pulang."ucap lembut sang bunda.
azka hanya mengela nafas pelan,setiap kali dirinya menginginkan pulang pasti hazel menjawab dengan kata yang sama,padahal dirinya sudah lelah terus berbaring disini setiap hari.

"adek,abang dateng." ucap ell dan justin saat memasuki ruangan azka.
azka yang hanya melihat mereka berdua menanyakan keberadaan yang lainnya karena biasanya mereka kalo menjenguk azka pasti selalu bersama tapi kali ini mengapa hanya berdua.
"kok cuma berdua."tulis azka.
"Mereka ada urusan dek,nanti katanya menyusul." jawab ell dan diangguki azka.








Oiya aku mau tamatin nih cerita bentar lagi,cocok nya sad atau happy end yah
Tapi kalo sad end seru kayaknya dehh🤭
Oke bab ini sampai sini dulu ya
maap kalo ga nyambung atau gaje
jangan lupa vote and komennya ya
papayy🥰

AZKARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang