Bab 18.Racun

1.3K 96 2
                                    

Annyeong semuanya
azka balik lagi nih
ada yang nungguin ga??
happy reading🥰






Disisi lain,Hansen yang mendengar berita tentang liburan keluarga Gabriel pun merasa senang.akhirnya kali ini ia mendapat kesempatan untuk menghancurkan keluarga tersebut.

"Bersenang-senanglah kalian,karena itu tidak akan lama."seringaian tipis terlihat dari wajah hansen.

Hansen adalah musuh bisnis brian,ia tak senang melihat kesuksesan brian apalagi setelah bungsu brian kembali kini perusahaan brian berkembang sangat besar,dan membeli beberapa saham lagi untuk cabang bisnisnya,karena hal ini perusahaan milik hansen hampir saja bangkrut.
Hansen merasa tak senang akan hal itu,ia selalu gagal melukai bungsu brian saat berada di kawasan mansion karena penjagaannya yang sangat ketat.
dan hari ini adalah kesempatan emas baginya untuk melakukan aksi jahatnya.
Kali ini hansen akan membunuh bungsu Gabriel dengan tangannya sendiri tak lupa hari sebelum-sebelumnya ia sudah menggali semua informasi tentang bungsu gabriel itu.


Tibalah azka dan keluarga di pantai mereka sangat menikmati liburannya kali ini.
"Wowww,abang liat ombaknya besar banget."tunjuk azka pada Arion dan Devano yang sedang mengawasi azka saat bermain dengan ombak pantai.

"jangan terlalu dekat dek,nanti ikut ke seret."ucap Arion memperingati.

Namun karena azka juga baru kali ini melihat pantai ia sangat kagum sampai tak mendengar ucapan dari abangnya.
Maklum saja jika azka terlihat norak sedangkan saat bersama azizah ia tak pernah liburan kemana pun bahkan untuk sekedar ke pantai seperti ini,karena dulu uangnya hanya cukup untuk modal kue dan makan sehari-hari.

"Adek awas."Devano menarik tangan azka cepat saat gulungan ombak yang mampu menyeret azka mendekatinya.

Brian,hazel dan lainnya yang melihat Devano yang seperti sedang memarahi azka mendekati mereka bertiga.
"Adek kamu lihat ombaknya tuh gede banget kalo adek kebawa ombak terus dimakan hiu mau??" ucap Devano menakuti.

Azka yang mendengar itu membulat kan matanya dan refleks melompat ke gendongan koalanya Devano."Aaaa adek ga mau dimakan hiu!!"

Arion yang melihat itu hanya menggeleng karena gemas dengan tingkah polos adiknya.
"Ada apa ini??"tanya calesto yang baru tiba disini.

"tadi adek deket banget sama ombak pas lagi gede." jawab Arion.

"bang adek ga mau dimakan hiu."

semua orang bingung dengan ucapan azka itu.pantai yang dibuat untuk tempat liburan seperti ini mana mungkin ada hiu,apalagi terlihat banyak orang yang berselancar di tempat ini.
Arion melihat kearah rombongan Calesto dan mengedipkan sebelah matanya sebagai kode.
mereka yang tau akhirnya paham akan alasan azka yang tiba-tiba membahas soal hiu.

"maka nya adek jangan mainan disini,nanti dimakan hiu."Ell ikut menakut-nakuti.

Akhirnya mereka duduk dipinggiran pantai dengan dialasi tikar yang cukup untuk mereka semua.mereka asik bercanda dan menikmati liburannya hari ini.

"Bunda adek pengen beli jajan."rengek azka pada bundanya.

"Yaudah ayok bunda temani,kalian ada yang mau titip sesuatu!?"tanya hazel pada yang lainnya.

terlihat hanya ada gelengan dari mereka semua,Artinya tidak.
Akhirnya hazel hanya menemani putranya mencari makanan yang azka inginkan.
Saat sampai diarea depan tempat wisata itu,azka melihat ada tukang bakso yang sedang mangkal disini,azka pun memutuskan untuk membeli bakso karena itu salah satu makanan favorit azka.

"mang baksonya satu mangkok,ga pake sambel ya!!"ucap azka sambil menunjukan angka satu dengan jarinya.

"Baik dek."jawab si penjual.

"seperti tidak asing dengan orang ini."ucap hazel dalam hati.

Si penjual yang merasa diperhatikan kini makin menundukkan kepalanya dan hazel sendiri jadi sulit melihat wajah penjual itu karena tertutup oleh topi yang sedang dipakainya.

"ini dek baksonya."
Azka langsung menyambar bakso yang diberikan itu dan hazel lekas membayar karena azka sudah tak sabar untuk kembali.
"Kembaliannya ambil aja pak,"ucap hazel.

"Terima kasih."

Mereka berdua meninggalkan penjual tersebut,terlihat senyuman jahat dari orang tersebut sambil melihat punggung azka dan hazel yang semakin menghilang.

"sebentar lagi."ucapnya singkat.

Azka buru-buru melahap bakso tersebut karena dirinya yang sudah sangat lapar.

"Pelan-pelan dek makannya,ntar keselek."ucap levi memperingati.

"Awdek laper bwnget bwang."jawab azka sambil terus mengunyah.
Hanya gelengan yang terlihat dari mereka semua atas tingkah azka.





Hari mulai petang mereka semua memutuskan untuk pulang.
Sampailah mereka dimansion,azka berjalan lebih dulu dan duduk meregangkan otot-ototnya yang sangat pegal.
Namun tak lama azka merasa sangat mual,namun saat hendak berlari menuju kamar mandi dirinya malah terjatuh dilantai,ototnya terasa sangat lemas sampai hanya sekedar berdiri dan berbicara pun tidak mampu.

Revan dan ervan yang hendak membawa barang-barangnya kekamar pun melihat azka yang sudah tergeletak dilantai dengan mulut yang penuh dengan busa.

"Adek kamu kenapa."teriak Revan panik.

Ervan langsung berlari menghampiri brian yang masih didepan.

"Pa,papa!!"teriak Ervan memanggil papanya.

"Kenapa van!?"tanya brian bingung,pasalnya anak ini paling pendiam diantara semua saudaranya dan tumben hari ini sedikit berisik.

"Adek pa,adekk!!"Ervan tak bisa melanjutkan kata-katanya,ia tak kuasa menahan air matanya saat melihat tubuh adiknya yang sudah pucat dan banyak busa yang keluar dari mulutnya.

Hazel yang melihat itu memeluk ervan mencoba menenangkan putranya sedangkan brian berlari menghampiri azka.
dirinya terkejut melihat kondisi sang putra yang sudah tak memungkinkan ,tanpa berpikir lagi ia langsung menggendong putranya dan dilarikan kerumah sakit.diikuti oleh yang lainnya,para maid dan bodyguard dimansion juga ikut dibuat gempar oleh hal ini.








segini dulu ya untuk hari ini
maapin kalo gaje
jangan lupa vote dan komen ya
kalo bollehh,Follow juga ya hehe
papayy🥰

AZKARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang