Bab 22.Akhir tragis hansen dan azizah.

847 67 1
                                    

happy reading🥰




malam hari pun tiba tepat pukul 23.00 brian,hazel dan calesto kini berada di ruangan yang minim cahaya dimana lagi kalo bukan di ruang bawah tanah dimana terdapat azizah dan hansen yang dirantai menggunakan rantai besi besar.

"lepasin gw berengsek."teriak hansen saat melihat brian memasuki ruangan itu.

"cihh,lepaskan!? setelah anda hampir membuat putra saya tiada.Jangan mimpi hansen."

brian langsung berjalan kearah almari kaca besar yang ditutup oleh kain putih,dan ketika ia membuka almari tersebut sungguh membuat azizah dan hansen tercengang,walaupun remang-remang tapi mereka berdua melihat jelas benda-benda berkilauan dialmari itu,banyak sekali pisau dan benda tajam lainnya yang tersusun rapi di almari tersebut.
brian mengambil pisau kecil dari salah satu benda lainnya dan mendekati hansen.

"mau ngapain lo,jangan coba-coba mendekat."ucap hansen ketakutan.

brian justru senang dengan pemandangan ketakutan di wajah musuh nya itu.ia menyeringai bak iblis,sungguh inilah momen yang selalu ia nantikan.
brian menempelkan pisau yang ada ditangannya ke leher hansen.
"ucapkan kata-kata terakhirmu."ucap brian sambil menyeringai didepan wajah hansen.

"Kau manusia iblis brian,kasian sekali putra-putramu memiliki ayah iblis sepertimu."

"Bagaimana denganmu!? Kau lebih iblis hansen,kau memisahkan balita yang masih membutuhkan kasih sayang orang tuanya.setidaknya saya tak pernah menjadi pengecut sepertimu,menumbalkan orang lain demi misi jahatmu."

"sepertinya menyenangkan jika aku menyiksamu terlebih dahulu."sambung nya.

"sayang apakah kamu ingin bermain-main juga!? "Tanya brian pada hazel yang sedari tadi hanya melihat hal itu.

"ya " jawab singkat hazel.

"Bersenang-senanglah sayang,boneka satunya sudah menunggumu." ucap brian sambil melirik kearah azizah.

"abang bantu papa saja dingin."ucap brian pada sang putra sulungnya.

"iya pa."
di ruang bawah tanah itu hanya terdengar jeritan dan teriakan kesakitan dari hansen dan azizah.
mereka berdua salah memilih lawan,dan harus berakhir tragis,dengan tangan dan kaki mereka yang terpisah dari badannya dan anehnya mereka masih tetap sadarkan diri.apakah ini yang dinamakan siksa dunia.
ruangan yang tadinya bersih kini menjadi lautan darah dan bau anyir yang menyeruak namun itu sudah menjadi hal biasa di hidung brian hazel dan cal.

"Biar ku antarkan kau keneraka."setelah berucap seperti itu brian mengambil pistol dari saku celananya.

Dorrr

Dorrr

Dorrr

tiga peluru tepat mengenai otak dan dada hansen.sungguh tragis.

"apakah kau ingin menyusul rekanmu juga!?,mau ku antar juga!?" ucap hazel pada azizah.

azizah hanya terisak,jika ia bisa kembali kemasa lalu ia tak ingin melakukan kesalahan yang sama.
"baiklah biar kubantu."sambungnya.
Hazel langsung menyeringai dan menusuk dada tepat pada jantung azizah berkali-kali dengan membabi buta,ia teringat sakitnya dulu ketika ia kehilangan putranya.ini adalah balasan yang seimbang untuk mereka berdua pikir azizah.

setelah selesai bersenang-senang mereka bertiga langsung keluar dari ruangan itu.
"buang mayat mereka ke laut,bersihkan juga ruangan itu,pastikan jangan sampai kalian meninggalkan jejak sedikitpun"perintah brian pada anak buahnya,dan diangguki oleh mereka.

"Baik boss."
mereka sudah tak heran dengan kelakuan psikopat keluarga gabriel karena itu sudah hal biasa.

ketiganya langsung membersihkan diri mereka karena mereka juga terciprat darah dari azizah dan hansen.setelah nya langsung tidur karena terlalu lelah dengan aksinya tadi.

skip pagi harinya.

"azka sayang,bangun nak,ayo sarapan dulu." hazel mencoba membangunkan sang putra untuk ke 3 kalinya karena sedari tadi,putranya itu sulit dibangunkan.

"eughh,iya nda." azka mencoba membuka matanya perlahan dan duduk sebentar untuk mengumpulkan nyawanya.

"bunda udah siapin air hangat sama baju ganti juga,abis ini mandi dulu yah terus turun buat sarapan."

"hmm."

Setelahnya hazel keluar dari kamar putranya,tak lupa mencium pipi sang putra terlebih dahulu.
Azka langsung bangun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka,tak ada niatan sedikitpun untuk mandi pagi ini karena cuaca yang sangat dingin pikir azka,Walaupun airnya hangat sekalipun.
Setelahnya ia turun menuju meja makan untuk sarapan.

"ehh anak papa dah wangi aja."ucap brian saat azka duduk disamping kursinya.

"ga tau aja si papa kalo gw kagak mandi xixi."batin azka.

sesi sarapan akhirnya selesai tanpa ada pembicaraan dari mereka,setelahnya mereka seperti biasa berbincang dan bercanda di ruang keluarga.
"papa mau bikin acara pesta kecil-kecilan dan mau kenalin putra papa sama rekan kerja papa.dulu papa sempet bicarain hal ini tapi selalu ada kendala dan besok mungkin hari yang tepat." ucap brian.

"tapi pa vano takut ada kejadian kayak yang udah-udah." timpal devano khawatir akan keselamatan adiknya.

"vano bener pa,abang juga takut bakal bahayain adek lagi." sambung calesto.

"kalian tenang aja,acara nya bakal papa adain dimansion kita dan papa cuma mengundang rekan kerja yang papa percayai,juga memperketat lagi keamanan dimansion supaya tak terjadi hal yang tak diinginkan."ucap brian menenangkan para putranya.
akhirnya mereka pun setuju untuk mengadakan pesta kecil-kecilan dimasion ini.

skip esok harinya.
mansion mewah itu kini dipenuhi orang yang sedang mendekor untuk acara pesta nanti malam.

"kok rame pa!?." tanya bungsu saat turun dari kamarnya.

"iya nak,ada acara untuk nanti malam."jawab brian sambil mengusap kepala putranya.
Azka pun hanya mengangguk tanda mengerti.

"abang cal dimana!?" tanya azka sekali lagi.

"di ruang kerjanya mungkin."

tanpa mengucapkan sepatah kata pun azka langsung berjalan meninggalkan papanya menuju ruang kerja abangnya.selalu saja jika bangun tidur tak melihat abang sulungnya pasti selalu mencari keberadaannya.

Ceklekkk

"abang" panggil manja sang bungsu.
calesto yang tadinya fokus layar pada layar laptopnya kini menoleh sekilas kearah sang adik.

"kenapa hm?" jawab cal menatap sekilas adiknya lalu menatap kembali layar laptopnya.

"bang isshh,adek dicuekin sih." rajuk azka.

"hftt kenapa adek abang yang ganteng."

"tau ah bete." ucap azka sambil cemberut dan melipat kedua tangannya didepan dada membuatnya terlihat sangat lucu.
cal berjalan kearah azka yang sedang ngambek itu dan mencubit pipi gembulnya pelan.

"awas ihh jangan pegang-pegang."

"utututu ngambek nih,abang mau turun ikut ga?"
tak ada jawaban dari azka.

"yaudah abang tinggal."ledek cal dan berjalan perlahan meninggalkan azka.

"aaa abang jahat banget,bukannya di bujuk apa giamana malahan ditinggal.ABANGG."



maaf ya kalo gajelas atau ga nyambung.
Jangan lupa vote dan komen yah
yang belum Follow jangan lupa Follow biar Nia nambah semangat.
Sampai jumpa dibab selanjutnya
papayy🥰

AZKARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang