Bab 16.Hukuman

1.5K 126 2
                                    

Annyeong selamat pagi menjelang siang.
Happy Reading🥰






sampailah brian dan para bodyguardnya di mansion.
terlihat didepan pintu mansion ada hazel,ona,laviona,dan megan yang tengah menunggu kedatangan putranya itu, dengan terisak-isak hazel berlari menghampiri brian yang tengah menggendong azka ,melihat itu brian langsung menurunkan azka dari gendongannya.

"kamu kemana saja nak,bunda khawatir!!!"ucap hazel sambil terisak.

"maaf bun,"ucap azka pelan.

"bang,telfon semuanya buat kasih tau kalau adek udah ketemu"perintah brian pada calesto.

"iya pa."

Calesto menghubungi semua anggota keluarganya yang tadi ikut mencari keberadaan azka untuk memberi tau jika azka sudah ketemu.

"Jangan lupa hukuman menanti mu boyy" ucap brian lalu menarik tangan azka untuk masuk kedalam mansion diikuti oleh anggota keluarga yang lainnya.

"Pa maafin adek pa,adek ga mau dihukum."isak tangis azka terdengar begitu menyedihkan namun itu harus dilakukan oleh brian agar azka tak mengulangi kesalahannya untuk kedua kalinya.
Brian menarik tangan azka menuju kamar tidurnya dan menguncinya didalam sana.

"Renungi kesalahan kamu."ucap brian tegas.

didalam azka mencoba menggedor-gedor pintu agar papanya mau membuka pintu kamarnya kembali namun tak ada jawaban dari sang papa.

Di ruang keluarga brian memijat pelipisnya yang merasa sangat pusing.
tak lama terlihat yang lain kembali.

"pa adek dimana!?"tanya ell pada sang papa.

"Papa ga apa-apain adek kan!?"sambung justin.

"Papa cuma kasih hukuman sedikit buat adek kalian yang bandel itu."jawab brian apa adanya.

Brian memutuskan untuk istirahat sejenak dikamarnya,Saat brian berjalan menuju kamar,hazel mengikuti langkah brian dari belakang dan saat sampai didalam kamar hazel mencoba membujuk suaminya itu tentang pengawasan putra bungsunya.

"Mas," panggil hazel pelan.

"hmm"

"apa ngga sebaiknya azka dikasih satu pengawal saja!?"

brian langsung menoleh kearah istrinya seolah mencari jawaban dan alasan tentang pendapatnya kali ini.

"mungkin azka berani kabur seperti ini karena dia merasa tak nyaman,putra kita juga ingin seperti anak-anak diluaran sana yang mempunyai kebebasan."ucap hazel mencoba membela bungsunya.

"ini semua demi kebaikan azka bun,mas ga mau kejadian dulu terulang kembali."

"iya bunda tau!! tapi ga harus seketat itu mas.
toh juga ada Revan dan levi yang ikut jagain.Bunda ga mau nantinya azka bakalan nekat berbuat lebih dari ini."

brian hanya menghela nafas beratnya,ia mencoba mencerna kata-kata yang keluar dari mulut istrinya itu.Dirinya juga merasa bimbang untuk mengambil keputusan yang diberikan oleh sang istri.

"Mas coba pikir-pikir lagi nanti!!"ucap brian lalu pergi menuju balkon kamarnya untuk sekedar menenangkan pikirannya.
hazel lalu keluar dari kamarnya dan menuju kamar putranya.


Ceklekk (suara pintu terbuka)

terlihat azka sedang duduk menekuk kedua lututnya sambil menangis diujung kasur tempat tidurnya.

"bunda tau,pasti adek ga suka dengan keputusan papa yang dibuat ini,bagaimana pun itu adek ga boleh benci sama papa." ucap hazel lalu menarik tubuh putranya kedalam pelukannya.

"adek ga benci bun,tapi kalo setiap hari seperti ini adek juga capek."jawab azka sambil terisak.

"adek belum makan malam,ayok makan dulu."bujuk hazel namun hanya gelengan yang terus-terusan jadi jawaban dari azka.

hazel hanya bisa menenangkan pikiran putra bungsunya saat ini,ia juga belum bisa berbuat apa-apa.
mungkin karena lelah tak lama terdengar dengkuran halus dari sosok azka,mungkin juga karena kelamaan menangis jadinya azka tertidur didalam pelukan bundanya.
hazel pun membaringkan tubuh putranya dan dirinya ikut merebahkan diri disamping azka,sambil menghapus sisa air mata dipipi putranya.

"maafin bunda nak,bunda ga bisa berbuat lebih buat belain kamu."ucap hazel pelan.
Karena hari juga sudah menujukkan pukul sepuluh malam,tak lama hazel ikut menyusul azka kedalam mimpi.

didepan pintu kamar azka terlihat brian yang menatap azka penuh dengan rasa bersalah.
"apakah aku terlalu egois??"tanyanya pada diri sendiri.

brian berjalan menuju azka dan hazel yang sudah terlelap,lalu mengecup kening mereka berdua secara bergantian dan ikut merebahkan dirinya disamping sang putra.




Maaf ya ga bisa nurutin kemauan kalian buat up bab yang lebih panjang,karena aku juga udah mulai aktif sekolah lagi dan juga karena liburan udah selesai.
dan mungkin kedepannya aku ga bisa up rutin.

Makasih buat yang udah support ceritaku dan masih setia menemani azkara sampe titik ini.
Semoga ga pada bosen yah.
Maaf kalo bab ini ga nyambung
Jangan lupa vote nya okey🙏🏻😁
Paapayy🥰

AZKARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang